Selasa, 03 Juni 2014

petunjuk pemakaian mawaqit ( Dr. ing khafid )

Petunjuk
 Pemakaian Program








 



PETUNJUK PEMAKAIN PROGRAM

Mawaaqit Versi 2001


disampaikan pada
Kuliah Umum dan Penutupan
Kursus Hisab Rukyat Pengadilan Tinggi Agama Surbaya
Tanggal 4-5 September 2005

dengan topik :Komputerisasi Program Hisab Rukyat



Oleh:
Dr.-Ing. Khafid















Pusat Pemetaan Dasar Kelautan dan Kedirgantaraan
Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional
Jl. Raya Jakarta-Bogor Km. 46,  Cibinong-Bogor
Daftar Isi














1.    Sekilas tentang Mawaaqit


Perbedaan penentuan awal bulan Hijriyah tidak hanya terjadi di Indonesia. Dengan motivasi penyatuan penentuan awal bulan Hijriyah di Belanda, pada tahun 1992/1993 ICMI orsat Belanda mensponsori penelitian perhitungan awal bulan Hijriyah dengan metoda astronomi modern. Pelaksanaan kegiatan penelitian itu dilakukan oleh karyasiswa yang sedang tugas belajar di Delft Belanda. Adapun peneliti-peneliti tersebut adalah  Khafid,  Wakhid Sudiantoro Putro, Dadan Ramdani, Ade Komara Mulyana, Adi Junjunan Mustafa  (kelimanya dari Bakosurtanal)  dan Kiki Yaranusa (dari IPTN).


Gambar 0. Tampilan modul-modul dalam Mawaaqit 2000

Kegiatan penelitian ini menghasilkan software Mawaaqit 1.0 yang ditulis dalam bahasa program PASCAL dalam DOS. Tanggapan positif dari kalangan masyarakat muslim Indonesia baik yang berada di manca negara maupun yang ada di dalam negeri, bahkan banyaknya tanggapan dari masyarakat muslim dari negara lain memberikan bukti bahwasannya penelitian lebih lanjut sangat diperlukan. Pada periode tahun 1994 sampai 1996,  Khafid dan Fahmi Amhar (keduanya dari BAKOSURTANAL) melakukan perbaikan-perbaikan program Mawaaqit sampai pada versi 1.3.

Bersamaan dengan perkembangan teknologi komputer, terutama didorong dengan munculnya sistem operasi baru Windows 95 dan Windows NT dan juga teknologi INTERNET, penelitian lebih lanjut tentang perhitungan kalender Hijriyah dilakukan oleh Khafid. Sebagai hasilnya dipublikasikan serangkaian versi software Mawaaqit dan Mawaaqit++ 32 yang ditulis dengan bahasa program C/C++ berjalan dalam sistem operasi Windows 95/Windows NT, Mawaqit 96.04 versi INTERNET ditulis dengan Java. Kemudian dikembangkan Mawaaqit 2000 lebih lanjut dengan melengkapi modul-modul analisis yang diperlukan. Saat ini, Mawaaqit yang teraktual adalah versi 2001.



2.    Instalasi



Langkah awal untuk dapat menjalankan program Mawaaqit Versi 2001 adalah menginstal program pada komputer anda. Sebelum menginstal, terlebih dahulu anda periksa terlebih dahulu kelengkapan program Mawaaqit yang terdapat dalam CD-ROM. Selanjutnya anda ikuti langkah-langkah instalasi.

2.1     Isi CD-ROM


Untuk mengantisipasi kemungkinan penggandaan (copy) program yang salah atau tidak lengkap, maka sebaiknya terlebih dahulu anda check kelengkapan program Mawaaqit 2001. Dalam CD-ROM yang didistribusikan berisikan (lihat gambar 1):
  • Direktori Install, di dalamnya berisikan file-file yang diperlukan untuk instalasi
  • Direktori Mwqt2001, di dalamnya beriskan file-file Mawaaqit dengan susunan direktori seperti setelah terinstal. Dalam direktori ini berisikan data atau file-file tilawah Al-Qur’an dalam format WAV.
  • File mwqt2001.ico adalah file icon (gambar kecil) yang akan muncul pada CD-ROM anda pada saat dimasukkan CD-ROM Mawaaqit 2001.
  • File AUTORUN.INF adalah file yang berfungsi untuk membantu menjalankan instalasi secara otomatis.

Gambar 1.  Isi CD-ROM Mawaaqit 2001

2.2     Cara menginstal Program


Ada dua cara yang dapat dilakukan untuk menginstal program, yakni :
·    Otomatis     :   dengan memasukkan CD-ROM Mawaaqit 2001 ke dalam CD-Drive komputer anda maka akan muncul secara otmatis tampilan seperti pada gambar 2.
·    Manual    :   jika secara otomatis tayangan pada gambar 2 tidak muncul, maka anda bisa melakukannya secara manual dengan cara double click pada file setup.exe pada direktori Install di CD-ROM Mawaaqit 2001. Cara manual ini juga dapat digunakan apabila anda menginstal dari harddisk/Flash Drive atau media lainnya.


Gambar 2. Tampilan Instalasi

Langkah-langkah berikutnya setelah muncul tampilan instalasi adalah:
·           Merubah opsi (jika diperlukan)
ü  Opsi bahasa pengantar instalasi yang dipakai dapat dirubah, masing-masing dalam bahasa Indonesia, Inggris, Jerman dan Belanda. Dengan cara mengklik opsi pilhan ini, maka bahasa pengantar yang dipakai akan berubah sesuai dengan pilihan anda.
ü  Opsi lokasi tujuan instalasi dapat dipakai untuk merubah nama direktori yang akan anda pakai untuk tujuan instalasi.
Dua opsi ini tidak harus dilakukan jika anda tidak membutuhkan perubahan opsi ini.
·           Klik Next>> untuk melanjutkan proses instalasi. Selanjutnya program akan menginstal komponen-komponen program Mawaaqit 2001 ke dalam komputer anda. Biarkan proses berlanjut sampai anda dapatkan tampilan pada gambar 3, sebagai tanda bahwa proses instalasi sudah berakhir.
·           Klik Keluar untuk mengakhiri seluruh proses instalasi.


Gambar 3. Tampilan berakhirnya proses Instalasi (Tampilan muncul dalam bahasa Indonesia jika anda sebelumnya telah memilih opsi bahasa Indonesia)

3.    Menjalankan Program



Setelah proses Instalasi selesai, anda selanjutnya dapat menjalankan program Mawaaqit 2001. Ada beberapa cara untuk melakukan hal ini, seperti yang akan dijelaskan berikut ini.

3.1     Menjalankan Program Dari Start Menu


Langkah-langkah untuk menjalankan program dari Start Menu adalah sebagai berikut:
Klik _Start_( (Menu ini berada pada sebelah kiri-bawah komputer anda).
Klik _Program_(,, Klik _Mawaaqit 2001_(,, Klik lagi _Mawaaqit 2001_(,, lihat gambar 4.
Kil

Gambar 4. Menjalankan program dari Start Menu


3.2     Menjalankan Program Dari Tampilan Icon


Cara cepat untuk menjalankan program Mawaaqit adalah dengan cara mengklik tombol mouse sebelah kanan pada tampilan ikon kenampakan bulan seperti yang ditunjukkan pada gambar 5.


Gambar 5. Letak tampilan Icon kenampakan bulan

Catatan: Saat anda baru pertama kali selesai menginstal program Mawaaqit pada komputer anda, Icon kenampakan bulan tidak muncul secara otomatis. Untuk menampilkannya anda dapat lakukan dengan me-restart komputer anda.


3.3     Menjalankan Program Dari Tampilan Icon


Cara lain untuk menjalankan program Mawaaqit 2001 adalah dengan men-double click file Mwqt2001.exe pada direktori dimana program Mawaaqit di-install. Jika anda tidak merubah opsi pada saat instalasi program, direktori yang dimaksud berada pada C:\program files\mwqt2001 lihat gambar 6.


Gambar 6. Letak file Mwqt2001.exe yang dapat di double click untuk menjalankan program


3.4     Tampilan Awal Program


Setelah anda menjalankan program Mawaaqit 2001, maka anda akan dapatkan tampilan seperti pada gambar 7.


Gambar 7. Tampilan awal program Mawaaqit 2001

 




4.    Menyetel Opsi

 

Sebelum anda menjalankan fungsi-fungsi dalam program Mawaaqit 2001, sebaiknya anda menyetel terlebih dahulu opsi-opsi yang ada. Berikut ini opsi-opsi yang dimaksud akan dijelaskan satu per satu.

4.1     Bahasa


Program Mawaaqit 2001 dirancang untuk pemakai di seluruh dunia. Untuk memenuhi tujuan ini maka disediakan opsi menu dalam empat bahasa, yakni: Inggris, Jerman, Belanda dan Indonesia. Oleh karena itu sebaiknya anda memilih bahasa yang paling familiar bagi anda, terutama terkait dengan bahasa dalam penggunaan komputer.

Adapun cara untuk mengganti pilihan bahasa adalah sebagai berikut:
·           Klik tombol mouse sebelah kanan, maka akan muncul seperti terlihat pada gambar 8.

Gambar 8. Popup menu untuk merubah opsi bahasa
·           Pilih bahasa yang anda inginkan dengan cara mengklik.
·           Setelah anda memilih, tampilan menu akan berubah sesuai dengan bahasa pilihan anda.

Cara lain anda bisa mengaktifkan windows opsi, dengan cara mengklik menu Option, selanjutnya akan muncul tampilan seperti pada gambar 9.

Pilih Language (bahasa), kemudian pilih English, German, Dutch atau Indonesian.

Catatan:
Setelah merubah opsi-opsi yang ada (tidak hanya opsi bahasa saja), maka anda harus menyimpannya dengan mengklik menu Option, Save Setting. Jika tidak anda simpan, maka ketika anda menjalankan program pada kesempatan lain opsi-opsi yang ada akan kembali seperti semula.


Gambar 9. Merubah opsi bahasa lewat Menu

4.2     Lokasi


Perhitungan-perhitungan yang dilakukan dalam program Mawaaqit 2001 banyak terkait dengan lokasi. Misal perhitungan waktu sholat, arah Qiblah, kalender Islam dan lain-lain. Sebelum anda melakukan perhitungan dengan Mawaaqit 2001, maka anda diharuskan terlebih dahulu menyetel lokasi sesuai dengan yang anda inginkan. Adapun caranya adalah sebagai berikut:
·      Pilih Nama Negara yang ada dalam daftar di Combobox pada toolbar.
·      Setelah itu pilih nama kota yang anda inginkan. Lihat gambar 10a.

Cara lain, pada kebanyakan tampilan window-nya, anda dapat mengklik mouse kanan untuk mengaktifkan popup menu. Selanjunya anda dapat pilih lokasi, kemudian akan tampi dialog seperti pada gambar 11b.

 

Gambar 10a. Cara memilih lokasi


Gambar 10b. Dialog Box memilih lokasi




Catatan:
Pilhan lokasi (koordinat tempat), sangat berpengaruh pada hasil perhitungan.


4.3     Waktu


Selain lokasi geografis, waktu juga memegang peranan penting dalam menentukan hasil hitungan. Saat program Mawaaqit dijalankan, waktu yang dipakai adalah waktu yang ada pada komputer anda. Untuk perhitungan-perhitungan pada waktu yang tidak sama dengan waktu komputer, maka anda harus merubahnya. Secara umum langkah-langkah yang dilakukan mirip dengan langkah-langkah merubah opsi.

Cara merubah waktu adalah sebagai berikut:
  • Klik tombol mouse sebelah kanan, atau dari menu Option, pilih Time.
  • Klik Time (waktu), selanjutnya akan anda dapatkan tampilan seperti pada gambar 11.






Gambar 11. Opsi merubah waktu
Opsi perubahan waktu meliputi:
·         Merubah tanggal/bulan/tahun
·         Merubah jam/menit/detik
·         Format penulisan waktu dapat menggunakan sistem 12jam atau 24 jam
·         Untuk negara-negara yang mengenal Winter Time dan Summer Time, pengguna memungkinkan merubah opsi ini.

Cara lain untuk merubah opsi waktu adalah dengan cara mengklik opsi pada toolbar
Selanjutnya akan muncul tampilan seperti pada gambar 12. Perubahan dapat dilakukan dengan cara mengklik tombol pada menu-menu yang disediakan.


Gambar 12. Merubah waktu dengan dialog Box Mawaaqit++ 32

4.4     Opsi Jadwal Sholat


Hasil perhitungan jadwal sholat tergantung pada definisi yang dipakai. Misal: di beberapa negara ada yang mendefinisikan shubuh pada saat matahari masih 12 derajat di bawah ufuk, sebagiannya memakai 15 derajat, sebagian lagi memakai 18 derajat, dan Depag-RI menggunakan 20 derajat. Demikian juga untuk waktu-waktu sholat lain, juga bisa berbeda-beda definisi astronominya. Oleh karena itu, sebelum melakukan perhitungan perlu dilihat ulang apakah definisi yang ada sudah tepat, sesuai dengan yang diberlakukan di negara bersangkutan.
·           Adapun cara merubah opsi jadwal sholat adalah dengan mengklik opsi pada toolbar
·           Selanjutnya akan muncul tampilan seperti pada gambar 13 kiri.
·           Cara lain adalah dengan menekan tombal mouse sebelah kanan (Popup Menu), kemudian pilih opsi jadwal sholat, maka akan muncul gambar 13 kanan. Dengan cara ini anda bisa juga memasukkan data ihtiyat (offset) waktu sholat. Besaran ihtiyat ini biasanya tidak lebih dari 2 menit.
·           Perubahan dapat dilakukan dengan cara mengklik tombol pada menu-menu yang disediakan.


Gambar 13.  Dialog Box untuk merubah opsi jadwal sholat.

4.5     Opsi Kalender Islam


Demikian juga dengan opsi untuk perhitungan kalender Islam, sebelum melakukan perhitungan anda harus mencheck kesusuaian opsi kalender Islam dengan keinginan yang anda maksud. Di dalam Mawaaqit 2001 disediakan beberapa opsi, antara lain berdasarkan: ketinggian hilal, umur hilal, Fase pencahayaan bulan serta selisih waktu terbenamnya matahari dan bulan.

Ketinggian hilal

Untuk perhitungan kalender Islam, opsi ini yang paling sering dipakai. Antara lain:
  • Ketinggian 0 derajat untuk menghitung kalender Islam dengan kriteria wujudul hilal.
  • Ketinggian 2 derajat untuk menghitung kalender Islam dengan kriteria imkanur rukyah dari MABIMS.
  • Ketinggian 5 derajat untuk menghitung kalender Islam berdasarkan kriteria hasil konvensi Istanbul.

Umur bulan

Anda juga dapat mendefinisikan kapan masuknya awal bulan dalam kalender Islam berdasarkan umur bulan. Umur bulan 0 jam, artinya pada saat terjadi konjungsi. Berikutnya, umur bulan dihitung dari saat terjadinya konjungsi.

Fase pencahayaan bulan

Kenampakan hilal/bulan dipengaruhi juga oleh  fase pencahayaannya. Pada saat terjadi bulan purnama sempurna, fase pencahayaannya adalah 100%. Sedangkan pada saat terjadi gerhana matahari total, fase pencahayaannya adalah 0%. Dengan demikian anda dapat mendefinisikan kriteria masuknya awal bulan dalam kalender Islam berdasarkan fase pencahayaan bulan, misal 0.01% .


Selisih waktu antara terbenamnya matahari dan bulan

Kenampakan hilal dapat dikorelasikan dengan selisih waktu antara terbenamnya matahari dan bulan. Apabila bulan terbenam terlebih dahulu, dengan kata lain selisih waktu terbenam NEGATIF berarti bulan berada di bawah ufuk. Sedangkan di saat selisih waktu terbenamnya adalah 0 menit berarti batas saat terjadinya wujudul hilal. Untuk itu anda dapat mendefinsikan kriteria masuknya awal bulan dalam kalender Islam berdasarkan selisih waktu ini.
·           Adapun cara merubah opsi Kalender Islam, dengan mengklik opsi pada toolbar
·           Selanjutnya akan muncul tampilan seperti pada gambar 14 kiri.
·           Cara lain adalah dengan menekan tombal mouse sebelah kanan (Popup Menu), kemudian pilih opsi jadwal sholat, maka akan muncul gambar 14 kanan.
·           Perubahan dapat dilakukan dengan cara mengklik tombol pada menu-menu yang disediakan.







Gambar 14.     Dialog Box untuk merubah opsi kalender Islam.

Kriteria Penentuan awal bulan dalam kalender Islam

Berikut ini adalah kriteria-kriteria yang diimplementasikan oleh Dr. Monzur Ahmed dalam program MoonCalc versi 6.0.

"The computation of the appearance of the new crescent is a very long and difficult procedure, the demonstration of which requires long calculations and many tables..." Al-Biruni (973-1048 CE)

Since ancient times, astronomers have tried to predict the likelihood of seeing the new moon by defining minimum visibility criteria. MoonCalc currently supports 13 such criteria. The user can choose the moon visibility criterion to be used (see section 3.10.6). The following options exist:

* Babylonian....................Age at sunset>24hrs & Lag>48 mins
In ancient times, using observational data, the Babylonians developed a moon sighting criterion where the moon was likely to be visible when the sunset to moonset interval was >48mins (ie the difference in RA of sun and RA of moon at sunset was >12 degrees) and moon age at sunset was >24 hours. Although generally attributed to the Babylonians (eg ref 10), recentstudies suggest that this criterion may actually have been developed by
the ancient Indians.

* Ibn Tariq......................[Alt, Lag]
Muslim astronomers extensively investigated the problems of moon sighting especially in the 8th-10th century CE. They developed visibility criteria and created tables for calculations.

MoonCalc currently supports Ibn Tariq's criterion which depends on moon altitude at sunset and moonset lag. It is hoped that future versions of MoonCalc will support other criteria from this era, eg the criteria of Al-Kwarizmi, Al-Batani,
Habash and others.

* Fotheringham......................[Alt, Rel Azi]
In 1910 Fotheringham developed a moon visibility criterion based mainly on the extensive observational data of Schmidt made at Athens over a period of 20 years (ref 6). During this time Schmidt had documented the sightability or unsightability of many moons.  Using Schmidt's data, Fotheringham plotted a scatter diagram of moon's altitude at geometric  sunset versus the difference in azimuth (relative azimuth) between the sun and the moon at sunset. A curve was drawn separating the 'visible' moons from the 'unsighted' moons. This curve was then used to predict the likelihood of sighting young moons - if a new moon's alt/rel azi falls above the curve than it should be sightable, if it falls below the curve it should not be sightable.

* Maunder..........................[Alt, Rel Azi]
In 1911, Maunder again used Schmidt's data together with a few more observations (ref 7). He drew the curve lower than Fotheringham.

* Indian/Schoch....................[Alt, Rel Azi]
The Indian Astronomical Ephemeris used a slightly modified version of the above two criteria, drawing the line slightly lower than Maunder (ref 8). The Indian criterion was initially developed by Carl Schoch (ref 9).


* Bruin ..........................[Alt, Crescent width]
In 1977 F. Bruin published details of a theoretical moon sighting criterion based on crescent width and sun/moon altitude (ref 10). In its original form, the criterion was represented by a family of V shaped curves on a graph of relative altitude (h+s) versus solar depression (s). Each curve in the family represented a certain crescent width. Bruin used 0.5 minutes as the limiting crescent width. The curves were meant to indicate the solar depression at which the crescent would become visible and also the duration of visibility. The criterion was subsequently criticised for making certain erroneous assumptions.

MoonCalc uses a slightly modified version of the Bruin criterion with limiting crescent width=0.25 minutes as suggested by Ilyas (1984). The criterion as implemented in MoonCalc has been simplified so that it now indicates *if* the crescent is visible on a particular evening (and not the duration of visibility).

* Ilyas_A.......................[Alt, Elong]
Ilyas has written extensively on moon sighting and lunar calendars (eg ref 11,12,13 17 and 18). MoonCalc supports three of Ilyas' best known sighting criteria. The first criterion depends on the 'moon's relative altitude at sunset' and the 'sun-moon elongation at sunset' (ie angular separation between the sun and the moon). Again a curve based on observational data was drawn on a graph of moon's elative altitude at sunset versus sun-moon elongation at sunset. If the properties of a crescent lie above the curve then the crescent should be visible and vice versa.

* Ilyas_B/modified Babylonian...[Lag, Latitude]
Ilyas' second criterion is a modification of the ancient Babylonian system of moonset lag times. However Ilyas compensates for latitude (eg at latitude 0 deg: lag 41 min; 30 deg:46 mins, 40 deg:49 mins, 50 deg: 55mins).

* Ilyas_C.......................[Alt, Rel Azi]
Ilyas' third criterion, described in 1988, is a slight modification of Ilyas_A and depends on the moon's relative altitude at sunset and the difference in azimuth between the sun and moon at sunset.



* RGO 67........................[Alt, Elong]
The Royal Greenwich Observatory (which sadly closed recently) produced a series of information sheets which tabulated predicted first moon sightings (ref 15). The calculations are based on the rule that the best time and place for making the earliest sightings are when the moon is vertically above the sun at sunset so that their azimuths are equal (ie relative azimuth at sunset=0) and where the apparent altitude of the moon at sunset is 10 degrees. If the sky is clear and the horizon is flat, sighting should be possible just before the sun reaches a geocentric altitude of -5 degrees. The criterion as implemented in MoonCalc is useful for finding the earliest location where the new moon is likely to be sighted. On a global scan, the criterion does *not* show all areas west of the 'earliest point' where the crescent will be seen.

* South African Astronomical Observatory (SAAO)....[Alt, Rel Azi]
This is a sighting criterion proposed by Drs. John Caldwell and David Laney of the South African Astronomical Observatory (ref 20). The criterion was based on published crescent sightings together with a few local sightings from Signal Hill. The criterion depends on 'topocentric moon altitude (to lower limb) at apparent sunset' and 'difference in azimuth at sunset'. Two lines are drawn on a graph of altitude versus relative azimuth. The sightability of a crescent is 'possible' if above upper line, 'improbable' if between the two line or 'impossible' if below the lower line.

* Shaukat..........................[Alt, Crescent width]
This criterion, proposed by Khalid Shaukat and the Committee for Crescent Observation, New York, depends on the 'topocentric altitude of the moon (to the lower limb) at sunset' and the 'calculated crescent width at sunset'. The altitude must be >3.4 degrees at sunset and (alt/12.7) + (crescent width in arcmin /1.2)>1. The crescent width is calculated in a slightly non-standard way. The criterion has undergone successive refinements based on prospectively collected observation data.

* Yallop 1997/8.....................[Rel Alt, Crescent Width]
This criterion was developed from the Indian and Bruin criteria by Bernard Yallop (formerly of the Royal Greenwich Observatory, Cambridge, UK). It takes into account information from 295 published moon (non)sightings compiled by Schaefer and Doggett. The criterion depends on a parameter called 'q' which is derived from the relative geocentric altitude of the moon (ARCV) and topocentric crescent width. This is the default criterion used in MoonCalc.
In the original technical note by Yallop (ref 24), q was derived at 'best time' (ie sunset + (4/9)* moonset lag). However, it is not always practical to apply the criterion at 'best time' and so MoonCalc allows the criterion to be applied at sunset or when the sun is at -5 degrees as well as at 'best time'.

The value of q is stratified to give 6 types of predictions:
A: easily visible
B: visible when atmospheric conditions are perfect
C: may need optical aid to find crescent
D: visible with optical aid only
E: not visible even with optical aids
F: outside Danjon limit
Note that applying the criterion at sunset makes the visibility predictions slightly more pessimistic compared to 'best time', and global visibility zones are west shifted by about 5 degrees of longitude.

* Schaefer 1988.................Not Yet Implemented
B.E. Schaefer has developed a complex theoretical sighting criterion based on the idea of Bruin. This criterion apparently takes into account atmospheric haziness, aerosol scattering, Rayleigh scattering, ozone absorption etc (see refs 16,21 and 22). Despite several publications, this criterion has not yet been documented in sufficient detail to implement in MoonCalc.

4.6     Opsi-opsi lain


Secara umum, opsi-opsi lainnya dapat dirubah dengan cara serupa. Sebagai catatan, banyak menu yang tersembunyi (tidak terlihat). Untuk mengaktifkan menu ini, anda dapat mengklik tombol mouse sebelah kanan (Popup Menu). Selanjutnya pilih menu yang tersedia.

5.    Memodifikasi Data Lokasi


Mawaaqit 2001 menyajikan data lokasi, baik kota-kota di Indonesia maupun kota-kota penting di seluruh dunia. Namun tidak dipungkiri, bahwa data yang tersedia masih belum lengkap. Untuk itu anda dapat melengkapinya sesuai dengan kebutuhan anda.

Demikian juga, data-data yang ada mungkin saja ada kesalahan. Mawaaqit 2001 memberikan kesempatan kepada anda untuk memperbaiki data-data yang salah terutama data yang anda perlukan.  Berikut ini akan dijelaskan cara, menambah, menghapus atau mengkoreksi data yang ada.

5.1     File location.dat


Untuk memodifikasi data secara manual, anda dapat membuka file location.dat (lihat gambar 15) di direktori Mawaqit 2001. Letak direktori ini tergantung saat anda menginstal. Jika anda tidak merubah opsi direktori tujuan instalasi, maka direktori tersebut adalah (C:\Program Files\Mwqt2001\location.dat).

Gambar 15. File location.dat
Aturan main yang diberlakukan adalah:
·           Nama negara ditulis dalam tanda kurung siku [], misal [Indonesia]
·           Nama Kota ditulis dibawah nama negara sesuai dengan abjad.
·           Jika nama kota terdiri dari lebih dari 2 suku kata, maka disambungkan dengan tanda _ (bukan spasi). Misal: Bandar_Lampung.
·           Setelah nama kota dituliskan berturut-turut Lintang, Bujur dan Zona waktu.
·           Format penulisan lintang dan bujur:  dd.mm (derajat.menit) kemudian diikuti dengan kode S: Selatan, N: Utara, E: Timur, dan W: Barat.
·           Format Zona waktu boleh dalam angka utuh atau angka pecahan.
·           Antara data nama kota, lintang, bujur dan zona waktu dipisahkan dengan spasi.
·           Merubah, menghapus atau menambahkan data seperti layaknya mengedit sebuah file.
·           Setelah selesai memodifikasi, simpan kembali ke dalam file yang sama.

5.2     Dialog Box untuk memodifikasi data lokasi

Memodifikasi data lokasi dapat juga dilakukan dengan cara mengklik opsi pada toolbar
Kemudian klik lokasi. Selanjutnya akan didapatkan tampilan seperti pada gambar 16.

Gambar 16.    Dialog Box untuk memodifikasi data lokasi
Menambahkan data
·           Ketikkan Nama kota yang akan ditambahkan, misal TEST (lihat gambar samping kiri).
·           Kemudian ketikkan koordinat dan zona waktunya pada kotak-kotak yang sudah disediakan.
·           Klik _Tambahkan_M, Maka akan tampil pertanyaan seperti dibawah ini, jika anda yakin untuk menambahkan maka jawab dengan Ya.
·           Kemudian klik _Selesai_

Perbaiki Data

Klik _Perbaiki Data_M, Maka akan ditampilkan file location.dat seperti pada gambar 15. Selanjutnya data dapat dimodifikasi atau diperbaiki dengan mengedit file ini. Sebagai catatan: Tombol _Untuk Inisialisasi_ dan _Perbaiki Data_t tidak berfungsi dengan baik.

5.3     Cara mendapatkan koordinat


Untuk mendapatkan koordinat lokasi yang anda inginkan, anda dapat lakukan dengan cara sebagai berikut:

Gambar 17.          Contoh guntingan dari ENCARTA
·           Mencari koordinat di atas peta. Untuk hal ini anda harus mencari peta yang memuat kota yang anda maksudkan. Peta yang cukup lengkap memuat kota-kota penting di seluruh dunia biasanya disajikan dalam bentuk ATLAS.
·           Mengukur koordinat dengan GPS. Jika anda mempunyai peralatan GPS, anda dapat mengukur koordinat sendiri dengan ketelitian yang sangat baik. Cara ini adalah yang paling teliti, namun anda harus mempunyai alat GPS dan mendatangi tempat yang akan anda ukur posisinya.
·           Menggunakan software ENCARTA. Software ini memuat peta dengan cakupan global, sehingga anda dapat mencari koordinat kota yang diinginkan dengan cepat.




6.    Menentukan Arah Qiblah


Dalam program Mawaaqit menentukan arah Qiblah dapat dilakukan dengan berbagai macam cara. Berikut ini akan dijelaskan cara menentukan arah Qiblah.

6.1     Menentukan Arah Qiblah dari arah Utara


Cara menentukan arah Qiblah dengan menghitung sudutnya terhadap arah utara adalah sebagai berikut:
  • Klik Menu Shalat,
  • Klik Arah Kiblat
Maka anda akan dapatkan tampilan seperti pada gambar samping kanan.

Sudut arah yang diperoleh adalah sudat terhadap arah sebenarnya sehingga penggunaan kompas untuk mengukur sudut ini harus dikoreksi dengan kesalahan deklinasi magnetik.

Peralatan kompas hendaknya diperiksa dengan baik untuk memastikan bahwa kompas tidak dalam keadaan rusak atau terganggu ketilitiannya. Perlu diperhatikan juga bahwa: bangunan, bahan-bahan beton besi dlsb dapat mempengaruhi ketelitian pengukuran.


Gambar 18. Arah Qiblah terhadap arah Utara

6.2     Menentukan Arah Qiblah dari arah Bayang-bayang


Cara menentukan arah Qiblah dengan menghitung sudutnya terhadap arah bayang-bayang adalah sebagai berikut:
  • Klik Menu Shalat,
  • Klik Arah Kiblat dari Bayang-bayang
Maka anda akan dapatkan tampilan seperti pada gambar samping kiri.

Sudut arah yang diperoleh adalah sudat terhadap arah bayang-bayang.

Selanjutnya anda dapat menggunakan alat pengukur sudut, misal: Theodolit untuk menentukan arah Qiblah.



Gambar 19. Arah Qiblah dari arah bayang-bayang
Cara menentukan arah Qiblah dengan menghitung sudutnya terhadap arah bayang-bayang juga dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
  • Klik Menu Shalat,
  • Klik Tabel data dari Bayang-bayang

Maka anda akan dapatkan tampilan seperti pada gambar dibawah ini.

Gambar 20. Tabel data arah Qiblah dari arah bayang-bayang

Interval wakti perhitungan dapat dirubah-rubah menurut keinginan anda. Demikian juga, hasil perhitungan dalam tabel ini dapat disimpan dalam bentuk text ASCII atau di export untuk bisa dibuka di Excel. Untuk melakukannya, anda dapat mengaktifkan Popup Menu dengan menekan tombol mouse sebelah kanan.

6.3     Menentukan Arah Qiblah berdasarkan posisi Matahari di Jalur Ka’bah


Cara penentuan arah Qiblah seperti diuraikan diatas memerlukan alat tambahan sebagai pengukur sudut. Untuk dapat menentukan sudut dengan teliti, seringkali tidak mudah dilakukan karena keterbatasan alat yang tersedia.

Pada saat-saat tertentu, posisi matahari berada di atas Ka’bah terjadi pada deklinasi matahari sebesar lintang tempat Ka’bah (21° 26’ LU) serta ketika matahari berada pada titik kulminasi atas dilihat dari Ka’bah (39° 49’ BT). Keadaan ini terjadi hanya 2 kali setahun, yakni  pada:
  • 28 Mei jam 09:17:56 GMT atau jam 16:17:56 WIB
  • 16 Juli jam 09:26:43 GMT atau jam 16:26:43 WIB

Ketika matahari berada di jalur Ka’bah, bayangan matahari akan searah atau berlawanan dengan arah Qiblah. Keadaan ini hampir terjadi setiap hari, sehingga anda dapat menentukan arah Qiblah hanya menggunakan pengukur waktu (jam) saja. Dengan Mawaaqit 2001, anda dapat melakukan perhitungan kapan matahari berada pada jalur Ka’bah. Adapun caranya adalah sebagai berikut:
  • Sesuaikan lokasi seperti yang anda inginkan, dengan memilih daftar kota yang ada pada combobox.
  • Klik Menu Shalat,
  • Kemudian pilih Kiblat=arah bayang-bayang atau berlawanan arah bayang-bayang.
  • Setelah proses ini, maka akan anda dapatkan tampilan seperti pada gambar 21.


Gambar 21.  Hasil Hitungan Posisi Matahari pada jalur Ka’bah

Sebagai catatan bahwa:
  • Azimut yang dimaksud adalah sudut diukur dari arah utara searah jarum jam.
  • Ratio adalah perbandingan antara panjang bayangan dan panjang benda.
  • Kecepatan adalah laju perubahan arah bayangan setiap menitnya.
  • Untuk mendapatkan hasil dengan ketelitian baik, maka anda hendaknya memilih hari-hari dengan kecepatan gerak bayangan yang minimal. Hal ini dimaksudkan untuk mereduksi kemungkinan kesalahan jam yang anda pakai.
  • Sebaiknya jam yang akan anda pakai, dicocokkan dengan jam dari RRI/TVRI, jam GPS atau jam atom (atomic clock) yang bisa anda dapatkan di internet.
  • Anda dapat menyimpan hasilnya dalam file ASCII atau mengexport hasil ke format yang kompatibel dengan EXCEL (C:\mwqt2000.xls).
  • Opsi-opsi perhitungan dapat anda sesuaikan dengan kebutuhan.









7.    Menghitung Waktu Shalat



Waktu-waktu shalat yang dimaksudkan di sini adalah sebagaimana yang lazim diketahui oleh masyarakat, yakni waktu-waktu shalat lima waktu: Isya’, Shubuh (beserta matahari terbit), Dhuhur, Ashar dan Maghrib.

Dalam Mawaaqit 2001 disediakan menu-menu untuk menghitung waktu shalat yang akan dijelaskan berikut ini. Sebelum melakukan perhitungan anda diharuskan untuk menyetel opsinya sesuai dengan keinginan anda.

7.1     Waktu Shalat Hari ini


Perhitungan waktu shalat hari ini didasarkan pada tanggal yang tertera pada komputer anda. Untuk itu sebelum melakukan perhitungan ada baiknya anda periksa tanggal dan jam pada komputer anda.

Untuk menghitung waktu shalat hari ini, anda dapat lakukan dengan cara sebagai berikut:
·      Klik Menu Shalat,
·      Pilih Waktu Shalat -> Hari ini.
·      Maka akan anda dapatkan tampilan seperti pada gambar samping kanan.

Gambar 22.     Waktu Shalat hari ini (sesuai tanggal di komputer)

7.2     Waktu Shalat Satu bulan


Sama seperti pada saat melakukan perhitungan waktu shalat hari ini, perhitungan waktu shalat satu bulan dapat anda lakukan dengan cara sebagai berikut:
·      Setel terlebih dahulu lokasi dan bulan yang anda inginkan
·      Klik Menu Shalat,
·      Pilih Waktu Shalat -> Satu bulan.
·      Maka akan anda dapatkan tampilan seperti pada gambar 23.
·      Untuk menyimpan hasil dalam text atau Excel, anda dapat lakukan dengan mengaktifkan menu Popup (klik tombol mouse sebelah kanan pada bidang tabel yang muncul), kemudian pilih simpan dalam ASCII atau export ke EXCEL.

7.3     Waktu Shalat Satu Tahun


Sama seperti pada saat melakukan perhitungan waktu shalat satu bulan, perhitungan waktu shalat satu tahun dapat anda lakukan dengan cara sebagai berikut:
·      Setel terlebih dahulu lokasi dan tahun yang anda inginkan
·      Klik Menu Shalat,
·      Pilih Waktu Shalat -> Satu tahun.
·      Maka akan anda dapatkan tampilan seperti pada gambar 24.
Untuk menyimpan hasil dalam text atau Excel, anda dapat lakukan dengan mengaktifkan menu Popup (klik tombol mouse sebelah kanan pada bidang tabel yang muncul), kemudian pilih simpan dalam ASCII atau export ke EXCEL.


Gambar 23. Hasil Hitungan Waktu Shalat Satu Bulan


Gambar 24. Hasil Hitungan Waktu Shalat Satu Tahun

7.4     Peta Waktu Shalat


Seperti diketahui, bahwa bentuk bumi mendekati bulat seperti bola dan berputar pada porosnya. Hal ini menyebabkan cahaya matahari (posisi matahari)  pada setiap tempat di muka bumi berbeda, sehingga pada saat yang sama menyebabkan perbedaan waktu shalat dari satu tempat ke tempat lainnya. Dengan kata lain, di satu tempat adalah waktu dhuhur di tempat lain bisa saja waktu maghrib. Untuk mendapatkan gambaran perbedaan waktu shalat ini, Mawaaqit 2001 menyajikannya dalam bentuk peta Waktu Shalat seperti yang dapat anda lihat pada gambar 25.

Untuk mendapatkan peta Waktu Shalat, anda dapat lakukan sebagai berikut:
·      Klik Menu Shalat,
·      Pilih Peta.
Garis-garis contour memperlihatkan batas-batas waktu shalat 5 waktu ditambah garis matahari terbit. Tempat-tempat yang dilalui garis-garis ini adalah tempat yang saat itu baru memulai waktu shalat sesuai dengan yang ditunjukkan oleh garis tersebut. Menarik untuk diamati, bahwa daerah-daerah yang dekat dengan kutub garis-garis waktu shalat ini tidak melaluinya.


Gambar 25. Peta Jadwal Shalat

7.5     Grafik Waktu Shalat


Akibat dinamika gerakan/putaran bumi, Waktu shalat di setiap tempat dari hari ke hari mengalami perubahan. Mawaaqit 2001 menyajikan perubahan waktu shalat ini dalam bentuk grafik sepanjang 1 tahun. Untuk mendapatkan grafik waktu shalat ini, anda dapat lakukan sebagai berikut:

·      Klik Menu Shalat,
·       Pilih Grafik.
·       Selanjutnya akan anda dapatkan tampilan seperti pada gambar 26.


Gambar 26. Grafik Waktu Shalat di Stokholm, Swedia

Seperti yang dapat dilihat pada gambar 26, bahwa ketika anda memakai opsi Shubuh dan Isya masing-masing didefinisikan 20 derajat dan 18 derajat di bawah ufuk, maka pada pada waktu musim panas antara April dan pertengahan Agustus waktu Shubuh dan Isya di kota ini tidak terdefini. Untuk mengatasi hal ini biasanya dilakukan perhitungan dengan definisi lain, misalnya Isya adalah 1 jam setelah maghrib dan Shubuh adalah 1 jam sebelum terbit matahari. Dengan merubah opsi ini, maka akan anda daptkan grafik waktu sholat di Stokholm seperti pada gambar 27.


Gambar 27.         Grafik Waktu Shalat di Stokholm, Swedia dengan merubah opsi waktu Shalat Isya dan Shubuh



8.    Menghitung Kalender Islam



Awal mula Mawaaqit dikembangkan adalah untuk ikut andil memecahkan permasalahan dalam penentuan awal bulan dalam kalender Islam, khususnya bulan Ramadhan dan Syawal.

Penentuan awal bulan kalender Islam (kalender Hijriyah) khususnya awal bulan Ramadhan dan Syawal sering menimbulkan problematika yang kompleks bagi umat Islam. Problematika ini muncul akibat adanya 1). perbedaan pendapat tentang bagaimana seharusnya menentukan awal bulan Hijriyah, 2). perbedaan antara hasil-hasil pengamatan lapangan,  3). perbedaan antara berbagai macam metode perhitungan, dan juga 4). perbedaan antara pengamatan dan perhitungan. Problematika ini mengakibatkan perbedaan waktu pelaksanaan ibadah sehingga mengganggu keharmonisan dan rasa persaudaraan antar umat Islam. Misalnya: hampir setiap tahunnya bisa anda amati di kota-kota besar di Eropa maupun di Amerika, umat Islam baik dari penduduk asli dan yang datang dari berbagai penjuru dunia memulai dan mengakhiri Ramadhan di hari yang berbeda-beda. Bahkan fenomena inipun terjadi di kota-kota di negara muslim seperti Indonesia.

Di Indonesia, yang sebagian besar penduduknya adalah umat Islam, problematika  penentuan awal bulan Hijriyah ini belum terselesaikan dengan tuntas. Dalam masalah ini masih ada perbedaan antar berbagai organisasi Islam dan juga antara organisasi-organisasi tersebut dengan Pemerintah. Perbedaan-perbedaan tersebut mempunyai potensi menimbulkan gangguan terhadap stabilitas nasional apabila tidak ditangani secara tepat dan bijak.

Berikut ini akan dijelaskan menu-menu yang ada dalam program Mawaaqit 2001 terkait dengan perhitungan kalender Islam.

8.1     Kalender Islam


Secara prinsip, jika parameter-parameter penentuan kalender Islam dapat diterjemahkan ke dalam definisi astronomi atau sering disebut dengan kriteria, maka perhitungan kalender Islam dapat dilakukan.
Untuk itu sebelum melakukan perhitungan kalender Islam yang perlu diperhatikan adalah opsi atau kriteria yang dimaksud, misal: wujudul hilal atau imkan Rukyah. Beikutnya dapat dilakukan langkah sebagai berikut:
·         Klik Menu Kalender,
·         Berikutnya Pilih Kalender Islam,
·         Selanjutnya akan muncul tampilan seperti pada gambar 28.
·         Hasil yang ditampilkan mengikuti opsi kriteria, tahun dan lokasi yang anda stel.
·         Angka yang dicetak besar adalah tanggal dalam kalender Islam, sedangkan yang dicetak kecil merupakan tanggal dalam kalender Masehi.

Gambar 28. Hasil hitungan Kalender Islam

8.2     Kalender Islam


Analogi dengan perhitungan kalender Islam, perhitungan kalender Masehi dilakukan dengan cara sebagai berikut:
·         Klik Menu Kalender,
·         Berikutnya Pilih Kalender Masehi,
·         Selanjutnya akan muncul tampilan seperti pada gambar 29.
·         Angka yang dicetak besar adalah tanggal dalam kalender Masehi, sedangkan yang dicetak kecil merupakan tanggal dalam kalender Islam.

Gambar 29. Hasil hitungan Kalender Masehi

8.3     Konversi Kalender Islam dan Masehi


Pada prinsipnya, dengan kriteria tertentu, anda dapat mengkonversikan tanggal dalam kalender Islam ke tanggal pada kalender Masehi atau sebaliknya. Jika pada menu Kalender Islam dan Kalender Masehi tersebut di atas, perhitungan dilakukan satu tahun penuh, dalam menu Konversi ini hanya melakukan pada tanggal tertentu saja.


Gambar 30. Konversi Kalendar Islam dan Masehi
Langkah-langkah untuk melakukan konversi kelender adalah sebagai berikut:
·         Klik Menu Kalender,
·         Berikutnya Konversi,
·         Selanjutnya akan muncul tampilan seperti pada gambar 30.
·         Jika anda ingin mengkonversikan dari kalender Islam ke kalender Masehi, maka anda dapat merubah tanggal/bulan/tahun pada sebelah kanan atas.
·         Begitu anda merubah tanggal kalender Islam, dengan segera Mawaaqit 2001 menghitungnya dan langsung menampilkan pada bagian tanggal/bulan/tahun Masehi pada sebelah kanan bawah.
·         Begitu sebaliknya, jika anda ingin mengkonversikan dari kalender Masehi ke Kalender Islam.
·         Hari pasaran (Pon/Wage dst) hanya muncul jika anda menggunakan opsi pemakaian program Mawaaqit 2001 dalam bahasa Indonesia.
·         Informasi data hilal saat awal bulan dalam kalender Islam ditunjukkan pada bagian window utamanya.

8.4     Menghitung Umur Bulan


Umur bulan dihitung sejak terjadinya konjungsi. Perhitungan dilakukan dengan cara:
·      Klik Menu Kalender,
·      Berikutnya Umur bulan,
·      Selanjutnya akan muncul tampilan seperti pada gambar 31.
·      Informasi yang ditampilakan selain umur bulan adalah Elongasi, Bright Limb dan Fase Pencahayaan.
·      Untuk menghitung pada tanggal dan jam lain, anda bisa mengaktifkan Popup Menu dengan menekan tombol mouse sebelah kanan.
·      Sebelah kanan atas terdapat tombol yang bisa diklik untuk merubah latar belakang tampilan gambar.



Gambar 31. Tampilan perhitungan Umur bulan

8.5     Perhitungan Data Hilal


Untuk melakukan rukyah dengan baik, pelaku rukyah perlu mengetahui data-data hilal yang akan diamati. Data-data yang dimaksud meliputi:
v  Waktu Terbenam Matahari dan Azimutnya
v  Waktu Terbenam Bulan dan Azimutnya
v  Waktu Ijtima’
v  Umur Hilal
v  Ketinggian Hilal
v  Fase Pencahayaan
v  Elongasi
v  Bright Limb
v  Azimut bulan saat matahari terbenam


Gambar 32. Data untuk pengamatan hilal
Perhitungan data hilal dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
·      Klik Menu Kalender,
·      Berikutnya Data Hilal,
·      Selanjutnya akan muncul tampilan seperti pada gambar 32.
·      Untuk menghitung pada tanggal dan lokasi lain, anda bisa mengaktifkan Popup Menu dengan menekan tombol mouse sebelah kanan.

 

8.6     Fase-fase bulan


Sebagai syarat mutlak nampaknya hilal adalah terjadinya konjungsi atau ijtima’. Yaitu terjadi ketika posisi bulan dan matahari berada pada bujur yang sama. Peristiwa ini dalam istilah astronomi disebut dengan bulan baru. Sebagai catatan istilah bulan baru dalam astronomi tidaklah sama dengan definisi bulan baru dalam kalender Hijriyah. Kalau bulan baru dalam astronomi adalah konjungsi yang terjadi serentak untuk seluruh dunia, dan belum tentu pada saat tersebut bulan dapat terlihat dengan mata. Sedangkan bulan baru dalam kalender Islam atau dalam konteks tulisan ini disebut dengan awal bulan Hijriyah, tergantung pada kenyataan kenampakan bulan (hilal) pertama kali dari pengamat yang berada di bumi setelah terjadinya konjungsi. Kenampakan bulan sudah barang tentu tergantung juga pada lokasi atau posisi dimana pengamat berada di muka bumi. Hal inilah diantaranya yang dapat menyebabkan terjadinya perbedaan prediksi teramatinya hilal. Perbedaan atau selisih waktu tersebut dapat menyebabkan beda penanggalan satu hari.

Gambar 33. Perubahan Fase-fase bulan

Secara perhitungan astronomi modern kapan terjadinya konjungsi dapat diperkirakan dengan ketelitian sampai beberapa detik. Contoh yang jelas adalah prakiraan terjadinya gerhana bulan atau gerhana matahari yang dapat dilakukan dengan ketelitian sampai bilangan beberapa detik. Analisi lebih lanjut perlu dilakukan dengan mengkaji data-data yang mempengaruhi kenampakan bulan pada saat matahari terbenam pada hari terjadinya konjungsi atau setelah terjadinya konjungsi.

Perhitungan fase-fase bulan dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
·        Klik Menu Kalender,
·        Berikutnya Fase-fase bulan,
·        Selanjutnya akan muncul tampilan seperti pada gambar 34.
·        Untuk menghitung pada tanggal dan lokasi lain, anda bisa mengaktifkan Popup Menu dengan menekan tombol mouse sebelah kanan.
·        Waktu yang ditampilkan pada hasil perhitungan ini adalah waktui lokal.

Gambar 34. Hasil hitungan fase-fase bulan

 

8.7     Fase-fase Pencahayaan


Pada saat pergantian bulan baru, fase pencahayaan bulan mendekati nol. Untuk memberi gambaran fase bulan, Mawaaqit menyajikan tabel saat-saat terjadinya fase pencahayaan masing-masing 1%, 2%, 3% dan 4%.

Perhitungan fase-fase pencahayaan dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
·        Klik Menu Kalender,
·        Berikutnya Fase-fase Pencahayaan,
·        Selanjutnya akan muncul tampilan seperti pada gambar 35.
·        Untuk menghitung pada tanggal dan lokasi lain, anda bisa mengaktifkan Popup Menu dengan menekan tombol mouse sebelah kanan.
Waktu yang ditampilkan pada hasil perhitungan ini adalah waktui lokal.
Gambar 35. Hasil hitungan fase-fase Pencahayaan bulan

8.8     Animasi Orbit Bulan


Untuk memberikan gambaran yang sederhana tentang peredaran bulan mengelilingi bumi yang menyebabkan terjadinya fase-fase bulan, Mawaaqit 2001 menyajikan menu Animasi Orbit Bulan, seperti terlihat pada gambar 36. Pada gambar ini bumi digambarkan berotasi pada porosnya dan bulan mengelilingi bumi, sedangkan matahari berada jauh dengan sinarnya yang mengenai permukaan bulan pada separuh bagiannya. Perkiraan umur bulan ditampilkan pada keterangan kiri bawah.

Untuk menampilkan animasi orbit bulan dilakukan dengan cara sebagai berikut:
·        Klik Menu Kalender,
·        Berikutnya Animasi Orbit Bulan,

Gambar 36. Hasil hitungan fase-fase Pencahayaan bulan

8.9     Peta Langit


Peta langit menggambarkan perjalanan Matahari dan Bulan dari terbit hingga terbenam di atas horizon selama satu hari pada tanggal yang diinginkan. Dengan peta ini anda dapat membandingkan lintasan yang dilalui oleh Matahari dan Bulan.

Untuk mendapatkan tampilan ini, anda dapat lakukan sebagai berikut:
·        Klik Menu Kalender,
·        Berikutnya Peta Langit,
·        Anda akan dapatkan tampilan seperti pada gambar  37.

Untuk menjalankan animasi perubahan peta langit dari hari ke hari,  dari bulan ke bulan bulan atau tahun ke tahun, anda dapat mengklik tombol check: Jalan Maju, Jalan Mundur atau Stop (untuk menghentikannya).
Gambar 37. Peta Langit Matahari dan Bulan

8.10 Grafik Azimuth


Seperti pada Peta langit, Mawaaqit 2001 dapat juga menyajikan grafik azimuth yang menggambarkan azimuth perjalanan Matahari dan Bulan selama satu hari pada tanggal yang diinginkan. Dengan grafik ini anda mendapatkan informasi arah azimuth lintasan yang dilalui oleh Matahari dan Bulan.

Untuk mendapatkan tampilan ini, anda dapat lakukan sebagai berikut:
·        Klik Menu Kalender,
·        Berikutnya Azimuth,
·        Anda akan dapatkan tampilan seperti pada gambar  38.

Untuk menjalankan animasi perubahan Azimuth dari hari ke hari,  dari bulan ke bulan bulan atau tahun ke tahun, anda dapat mengklik tombol check: Jalan Maju, Jalan Mundur atau Stop (untuk menghentikannya).
Gambar 38. Grafik Azimuth Matahari dan Bulan


8.11 Grafik Ketinggian Matahari dan Bulan


Mawaaqit 2001 dapat juga menyajikan grafik ketinggian Matahari dan Bulan selama satu hari pada tanggal yang diinginkan. Dengan grafik ini anda mendapatkan informasi perbandingan ketinggian Matahari dan Bulan.

Untuk mendapatkan tampilan ini, anda dapat lakukan sebagai berikut:
·        Klik Menu Kalender,
·        Berikutnya Tinggi dari Horizon,
·        Anda akan dapatkan tampilan seperti pada gambar  39.

Untuk menjalankan animasi perubahan Tinggi Horizon dari hari ke hari,  dari bulan ke bulan bulan atau tahun ke tahun, anda dapat mengklik tombol check: Jalan Maju, Jalan Mundur atau Stop (untuk menghentikannya).
Gambar 39. Grafik Ketinggian Matahari dan Bulan

 

8.12 Peta Ketinggian Bulan


Peta ketinggian bulan pada saat waktu tertentu disajikan dalam bentuk kontur-kontur ketinggian bulan dengan interval kontur 30 derajat. Nilai ketinggian positif adalah ketinggian di atas horizon, dan ketinggian negatif adalah ketinggian di bawah horizon. Hanya tempat-tempat tertentu saja yang mengalami ketinggian bulan mencapai puncaknya 90 derajat,

Gambar 40. Peta Ketinggian Bulan
atau mencapai titik terendahnya –90 derajat.

Untuk mendapatkan tampilan ini, anda dapat lakukan sebagai berikut:
·        Klik Menu Kalender,
·        Berikutnya Ketinggian Bulan,
·        Anda akan dapatkan tampilan seperti pada gambar  40.

Untuk menjalankan animasi perubahan ketinggian bulan dari waktu ke waktu anda dapat menyetel intervalnya kemudian mengklik tombol check: Jalan Maju, Jalan Mundur atau Stop (untuk menghentikannya).

8.13 Peta Ketinggian Matahari


Sama seperti pada peta ketinggian bulan, peta ketinggian Matahari pada saat waktu tertentu disajikan dalam bentuk kontur-kontur ketinggian Matahari dengan interval kontur 30 derajat. Nilai ketinggian positif adalah ketinggian di atas horizon, dan ketinggian negatif adalah ketinggian di bawah horizon. Hanya tempat-tempat tertentu saja yang mengalami ketinggian bulan mencapai puncaknya 90 derajat,  atau mencapai titik terendahnya –90 derajat.

Untuk mendapatkan tampilan ini, anda dapat lakukan sebagai berikut:
·        Klik Menu Kalender,
·        Berikutnya Ketinggian Matahari,
·        Anda akan dapatkan tampilan seperti pada gambar  41.

Untuk menjalankan animasi perubahan ketinggian Matahari dari waktu ke waktu anda dapat menyetel intervalnya kemudian mengklik tombol check: Jalan Maju, Jalan Mundur atau Stop (untuk menghentikannya).






Gambar 41. Peta Ketinggian Matahari

8.14 Peta Kenampakan Bulan


Dari peta ketinggian bulan dan matahari ditampilkan diatas dapat dilakukan overlay peta sesuai dengan definisi kenampakan bulan menurut kriteria. Gambar 42, menunjukkan hasil overlay peta ketinggian bulan dan ketinggian matahari pada tanggal 28 Agustus 2005 pada jam 06:11 WIB. Pada gambar ini kenampakan bulan didefinisikan sebagai apabila ketinggian matahari negatif (dibawah ufuk) dan ketinggian bulan positif (diatas ufuk). Dalam gambar tersebut terlihat bahwa semakin besar umur bulan semakin besar pula cakupan wilayah yang memungkinkan untuk mengamati kenampakan bulan.

Untuk mendapatkan tampilan ini, anda dapat lakukan sebagai berikut:
·        Klik Menu Kalender,
·        Berikutnya Kenampakan Bulan,
·        Anda akan dapatkan tampilan seperti pada gambar  42.

Untuk menjalankan animasi perubahan kenampakan dari waktu ke waktu anda dapat menyetel intervalnya kemudian mengklik tombol check: Jalan Maju, Jalan Mundur atau Stop (untuk menghentikannya).
Gambar 42. Peta Kenampakan Bulan

8.15 Tabel Tinggi Hilal/Bulan


Untuk analisa yang lebih komprehensif, seringkali anda membutuhkan data ketinggian bulan pada lokasi-lokasi dalam bentuk GRID pada cakupan wailyah tertentu. Mawaaqit 2001 dapat menyajikan hitungan ketinggian bulan dalam bentuk tabel, seperti pada gambar 43.

Tabel 43. Tabel Ketinggian Hilal/Bulan
Untuk mendapatkan tabel ketinggian bulan, anda dapat lakukan sebagai berikut:
·        Klik Menu Kalender,
·        Berikutnya Tabel Ketinggian Hilal/Bulan,
·        Anda akan dapatkan tampilan seperti pada gambar  43.
·        Dengan mengklik tombol mouse sebelah kanan (Popup Menu), anda dapar merubah opsi perhitungan, menyimpan hasil ke text ASCII atau meng-export ke EXCEL.
·        Cakupan wilayah dan interval perhitungan dapat juga anda stel sesuai dengan keinginan.

8.16 Tabel Data Bulan


Untuk analisa lebih lanjut, anda dapat juga melakukannya dengan menelaah informasi tentang data-data bulan pada tanggal tertentu. Mawaaqit 2001 dapat menyajikan tabel data bulan yang berisikan informasi : Bujur Apparent, Lintang Apparent, Deklinasi Apparent dst; lihat gambar 44.

Gambar 44. Data Bulan pada tanggal 28 Agustus 2005

Untuk mendapatkan tabel Data Bulan, anda dapat lakukan sebagai berikut:
·        Klik Menu Kalender,
·        Berikutnya Tabel Data Bulan,
·        Anda akan dapatkan tampilan seperti pada gambar  44.
·        Dengan mengklik tombol mouse sebelah kanan (Popup Menu), anda dapar merubah opsi perhitungan, menyimpan hasil ke text ASCII atau meng-export ke EXCEL.

8.17 Tabel Data Matahari


Hal yang sama seperti pada §8.16, anda dapat menelaah informasi tentang data-data Matahari pada tanggal tertentu. Mawaaqit 2001 dapat menyajikan tabel data Matahari yang berisikan informasi : Bujur Apparent, Lintang Apparent, Deklinasi Apparent dst; lihat gambar 45.

Gambar 45. Tabel Data Matahari pada tanggal 28 Agustus 2005

Untuk mendapatkan tabel Data Matahari, anda dapat lakukan sebagai berikut:
·        Klik Menu Kalender,
·        Berikutnya Tabel Data Matahari,
·        Anda akan dapatkan tampilan seperti pada gambar  45.
·        Dengan mengklik tombol mouse sebelah kanan (Popup Menu), anda dapar merubah opsi perhitungan, menyimpan hasil ke text ASCII atau meng-export ke EXCEL.

8.18 Tabel Data Bulan dan Matahari


Tabel data bulan dan matahari tersebut di atas dapat digabungkan dalam satu tabel. Lihat gambar 46. Tabel ini berisikan informasi yang penting-penting saja dari komponen data untuk keperluan pengamatan hilal.

Gambar 46. Tabel Data Bulan dan Matahari pada tanggal 28 Agustus 2005
Untuk mendapatkan tabel data bulan dan matahari, anda dapat lakukan sebagai berikut:
·        Klik Menu Kalender,
·        Berikutnya Tabel Data Bulan dan Matahari,
·        Anda akan dapatkan tampilan seperti pada gambar  47.
·        Dengan mengklik tombol mouse sebelah kanan (Popup Menu), anda dapar merubah opsi perhitungan, menyimpan hasil ke text ASCII atau meng-export ke EXCEL.

8.19 Peta Garis Tanggal


Pembuatan peta garis tanggal dapat dilakukan dengan opsi: Ketinggian Bulan, Umur Bulan, Prosentase fase pencahayaan, dan selisih waktu antara Matahari terbenam dan Bulan terbenam. Penggambaran peta garis tanggal dilakukan dengan terlebih dahulu menghitung di setiap tempat di muka bumi saat terjadi terbenam matahari kemudian menghitung berdasarkan opsi yang diberikan, lalu digambar dalam bentuk garis-garis kontur.

Perhitungan data hilal dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
·        Klik Menu Kalender,
·        Berikutnya Garis tanggal Hijriyah,
·        Untuk menghitung pada tanggal dan lokasi lain atau mengubah opsi (kriteria) perhitungan, anda bisa mengaktifkan Popup Menu dengan menekan tombol mouse sebelah kanan.
·        Tekan tombol _Hitung_ pada sebelah kanan atas.
·        Selanjutnya akan muncul tampilan seperti pada gambar 48-51.


Gambar 48. Tampilan Garis Tanggal berdasarkan ketinggian bulan

Ketinggian Bulan

Pada dasarnya, ketinggian bulan atau hilal dapat diperkirakan untuk berbagai tempat di seluruh belahan bumi. Adanya perhitungan yang akurat dan penyajian yang gamblang dalam bentuk peta seperti yang tertera dalam gambar 48, akan sangat membantu analis untuk keperluan prediksi kenampakan bulan. Peta semacam ini perlu dibuat dihari saat-saat yang diduga hilal akan nampak. Garis tebal menunjukkan garis ketinggian bulan 2 derajat sesuai dengan opsi yang dipilih. Di dalam peta, bisa anda lihat, adakalanya satu wilayah mempunyai ketinggian bulan positif dan ada kalanya negatif. Wilayah-wilayah yang mempunyai ketinggian bulan negatif sudah barang tentu dapat disimpulkan di wilayah tersebut tidaklah mungkin bulan akan nampak. Sedangkan untuk daerah-daerah yang mempunyai ketinggian positif masih perlu di analisi lebih lanjut dengan gabungan data-data lainnya. Jadi jelaslah bahwa syarat mutlak kenampakan hilal adalah posisi bulan harus berada di atas ufuk.

Catatan: dalam Mawaaqit 2001, koreksi refraksi hanya diterapkan untuk ketinggian diatas ufuk, sedangkan untuk ketinggian di bawah ufuk tidak dilakukan koreksi refraksi.

Umur Bulan

Syarat mutlak yang harus dipenuhi untuk pengamatan kenampakan hilal adalah sudah terjadinya konjungsi. Namun terjadinya konjungsi saja tidak memberikan jaminan bahwa hilal pasti nampak. Syarat-syarat berikutnya yang harus dipenuhi adalah umur bulan saat matahari terbenam. Informasi tentang umur bulan pada saat matahari terbenam inipun dapat disajikan dalam bentuk peta sebagai bahan analisis kenampakan hilal, lihat gambar 49. Garis tebal pada gambar tersebut dapat disebut sebagai garis penanggalan awal bulan Ramadhan 1426 H apabila anda mendefinisikan kenampakan bulan semata-mata berdasarkan umur bulan sudah mencapai 8 jam di saat matahari terbenam di masing-masing tempat.

Gambar 49. Garis tanggal berdasarkan umur bulan menjelang Ramadhan 1426 H

Fase Pencahayaan

Syarat yang harus dipertimbangkan untuk memperkirakan kenampakan hilal adalah fase pencahayaan bulan. Bisa jadi karena bulan sudah cukup fase pencahayaannya di saat syarat-syarat lain masih belum memenuhi kriteria yang ditentukan, namun dalam kenyataannya hilal sudah nampak. Atau terjadi sebaliknya. Informasi tentang fase pencahayaan bulan yang tergantung tepat dan waktu ini bisa dipetakan juga untuk membantu analisis prakiraan kenampakan hilal, lihat gambar 50. Garis tebal pada gambar tersebut dapat disebut sebagai garis penanggalan awal bulan Ramadhan 1426 H apabila anda mendefinisikan kenampakan bulan semata-mata berdasarkan fase pencahayaan sudah mencapai 0.1% di saat matahari terbenam di masing-masing tempat.

Gambar 50. Garis tanggal berdasarkan fase pencahayaan bulan menjelang Ramadhan 1426 H

Gambar 51.    Garis tanggal berdasarkan beda waktu terbenam Matahari dan Bulan menjelang Ramadhan 1426 H
Selisih Waktu antara Matahari terbenam dan Bulan terbenam

Seperti anda ketahui bahwa ru’yah harus dilakukan sesaat setelah matahari terbenam sampai bulan terbenam. Jadi adalah hal tidak mungkin untuk mengamati hilal apabila pada hari melakukan ru’yah ternyata bulan terbenam mendahului matahari. Dan juga, kalaupun jarak waktu matahari dan bulan terbenam terlalu pendek, katakanlah beberapa detik saja, inipun mempunyai tingkat kemungkinan kenampakan hilal yang kecil. Kenampakan hilal dapat dikaitkan dengan jarak waktu terbenam antara matahari dan bulan terbenam, “semakin lama jangka waktunya semakin besar kemungkinan hilal dapat diamati”.  Komponen inipun informasinya dapat dituangkan dalam bentuk peta, karena dari kenyataan bahwa jarak waktu terbenam antara matahari dan bulan juga tergantung letak geografis suatu tempat. Garis tebal pada gambar 51 dapat disebut sebagai garis penanggalan awal bulan Ramadhan 1426H apabila anda mendefinisikan kenampakan bulan semata-mata berdasarkan terbenamnya bulan 20 menit setelah terbenamnya matahari.





9.    Mencetak Hasil


Hasil-hasil perhitungan yang ditampilkan oleh Mawaaqit 2001 pada prinsipnya dapat dicetak. Berikut ini akan dijelaskan sekilas cara mencetak hasil perhitungan yang dimaksud.

9.1     Pindahkan ke Winword


Anda dapat mencetak hasil perhitungan dengan cara memindahkan hasil ke Winword atau program lain lewat Clipboard dengan cara sebagai berikut.
  • Klik File,
  • Klik Copy ke Clipboard -> Windows program ini (atau yang lainnya sesuai dengan keinginan).
  • Buka Winword, kemudin Klik Paste.
  • Kemudian anda bisa mencetaknya.
  • Hasil cetak seperti mencetak gambar bukan text.
Pemindahan ini seperti yang dilakukan pada penulisan buku petunjuk ini.

9.2     Pindahkan ke Excel


Anda dapat memindahkan hasil perhitungan yang berupa tabel ke EXCEl dengan cara sebagai berikut:
  • Klik tombol mouse sebelah kanan,
  • Klik Export ke EXCEL.
  • File hasil export akan disimpan di C:\mwqt2000.xls.
  • Buka File tersebut dengan Excel.
  • Selanjutnya anda bisa me-layout terlebih dahulu di excel, kemudian mencetaknya.
Cara ini  hanya dapat dilakukan pada hasil yang berupa tabel saja.

9.3     Mencetak Langsung dari Mawaaqit 2001


Pada bagian tertentu pada program Mawaaqit 2001, anda dapat langsung mencetak hasil langsung ke printer yang terhubung ke komputer anda. Di antara fasilitas itu terdapat pada menu-menu tertentu seperti pada gambar 52.

Anda dapat juga mencetak melalui:
·         Klik File,
  • Klik Cetak -> Windows program ini (atau yang lainnya sesuai dengan keinginan).
  • Dengan kwalitas cetak bitmap.


Gambar 52. Contoh fasilitas cetak pada Mawaaqit 2001




10.Mengatasi ERROR



Kadang-kadang, ketika anda menggunakn Mawaaqit 2001, anda mendapatkan beberapa kesalahan (ERROR). Berikut ini akan diuraikan cara mengatasi ERROR pada Mawaaqit 2001.

10.1 Bugs


Bugs (Kecoa) sering muncul pada program windows. Ini terjadi tidak hanya pada Mawaaqit 2001, tetapi juga pada program-program lain. Penyebabnya bisa bermacam-macam: ada terdapat angka pembagi 0, memory array yang tidak mencukupi lagi, tidak dapat membaca memory dan lain-lain. Idealnya, cara mengatasi hal ini dengan menulusuri bagian-bagian program yang tidak stabil, tetapi hal ini tidak mudah. Cara lain, adalah dengan mengabaikan kesalahan tersebut dengan mengklik _OK_ secara terus menerus sampai message tersebut menghilang. Selanjutnya program Mawaaqit 2001 bisa dijalankan ulang.

Gambar 53. Message yang muncul saat terjadi Bugs

10.2 Text Arab Tidak terbaca


Ada kalanya anda mendapatkan program Mawaaqit 2001 dengan tampilan text yang tidak terbaca seperti pada gambar 54. Untuk mengatasi hal ini adalah:
·         Periksa di direktori Windows : C:\WINNT\Fonts atau C:\Windows\Fonts apakah sudah terdapat arabim.fon dan AmericanText BT.ttf ? Jika tidak ada, maka anda harus menginstalnya. Cara termudah dengan menginstal ulang Mawaaqit 2001.
·         Jika ternyata sudah ada, anda cukup mengaktifkannya dengan cara membuka direktori: C:\WINNT\Fonts atau C:\Windows\Fonts
Gambar 54.  Kesalahan akibat Fonts Arabim yang tidak dikenali


Tidak ada komentar:

Posting Komentar