Sabtu, 31 Mei 2014

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam mengungkap kebenaran pergerakan benda langit, manusia mempunyai beberapa tahapan dalam memahaminya. Berawal dari masa geosentris yang begitu lugunya menganggap bahwa pusat tata surya adalah diri kita sendiri, teori ini adalah awal manusia mengamati alam (kosmos), jadi tak heran apabila teori ini masih mengedepankan panca indra belaka. Selanjutnya Aristoteles dan kawan-kawan muncul dengan teroi barunya, yaitu teori geosentris, yang menyatakan bahwa bumi adalah pusat tata surya, jadi semua benda-benda langit, baik itu matahari, bulan, bintang, maupun planet-planet lainnya terpusat pada bumi. Meskipun teori ini sedikit masuk akal, tapi teori ini masih menjanggal di hati ilmuwan-ilmuwan astronomi pada masa selanjutnya.
Kedua teori diatas sangat berperan penting dalam penemuan teori selanjutnya, yakni Heliosentris. Teori inilah yang selanjutnya dianggap paling benar diantara teori-teori yang sebelumnya. Lalu apakah tanggapan ulama mengenai teori ini heliosentris? Dan sipakah pendiri teori heliosentris?maka akan dibahas dalam makalah ini
B. Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam makalah ini :
a)      Sekilas Tentang Teori Heliosentris
b)      Tokoh Pelopor teori heliosentris
c)      Pendapat Ulama Matahari Mengelilingi Bumi
d)     Gerak Bumi dan Tatanan Heliosentris Menurut al-Biruni
C. Tujuan Penelitian
Kita sebagai muslim selayak dan sepantasnyalah kita bisa mengetahui tentang bagaimana perbedaan pendapat ulama tafsir dengan pendapat para astromi.



BAB II
PEMBAHASAN
1.    Sekilas Tentang Teori Heliosentris
Heliosentris adalah suatu pandangan yang dicetuskan pertama kali oleh Aristarchus dan disempurnakan oleh Nicholas Copernicus (1473-1543 M)[1], yang mana berpendapat bahwa matahari adalah pusat tata surya serta bumi mengelilingi matahari serta benda langit itu akan terlihat bergerak lamban apabila dia semakin jauh dari matahari.  Pada pandangan heliosentris ini, planet-planet yang ada di luar angkasa sana mengelilingi matahari dengan putarannya berbentuk orbit elip, dimana mataharilah sebagai titik pusatnya.
Pandangan heliosentris itu sebenarnya sudah dikeluarkan oleh Aristarchus. Namun dalam masyarakat dunia, Aristarchus tidak mendapat porsi jumbo di mata banyak orang sebagai pelopor pandangan ini, sebab kurangnya pendukung pandangan ini pada saat itu, Karena teori ini tertutup oleh kemajuan Aristoteles yang sangat terkenal pada waktu itu. Justru Nicolas Copernicus-lah yang menyandang reputasi besar yang mendunia sejak zaman pencerahan (Renaissance) sampai zaman modern sekarang ini.
Teori ini muncul dengan berbagai macam tantangan. Sampai-sampai Copernicus dianggap murtad oleh pemuka-pemuka gereja dan dianggap tidak waras oleh banyak kalangan ilmuwan karena telah melanggar dogma gereja dan dogma ilmu pengetahuan.[2] Copernicus mengumumkan makalahnya tentang bumi mengelilingi matahari itu pada tahun 1543 M. Sehingga jelaslah apabila kita membaca kronologi sejarahnya, dapat disimpulkan bahwa teori heliosentris ini disebut juga dengan Sistem Kopernikus, system yang menempatkan matahari sebagai pusat Tata Surya. Sistem ini dalam bahasa inggris disebut Heliosentric, dan dalam bahasa arab disebut Mukhtash bimarkaz Asy-Syams.[3]
Dalam pandangan heliosentris, ada 6 planet yang mengelilingi matahari, yaitu Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Yupiter, dan Saturnus. Teori heliosentris selama 4 abad lamanya telah mengalami prasangka umum yaitu bahwa matahari dikelilingi oleh bumi sekaligus sebagai pusat tata surya. Teori ini banyak dikembangkan oleh para astronom. Misalnya astronom dari Inggris, Sir William Herschel dapat melihat gugusan bintang bima sakti (abad 18).Teori atau pandangan heliosentris ini juga didukung oleh pendapat para astronom, bahwa matahari adalah induk dari satelit-satelit dan benda-benda langit lainnya . Hal ini juga didukung oleh nash al-Qur’an, surat Ibrahim ayat 33:
“Dan Dia telah menundukkan (pula) bagimu matahari dan bulan yang terus beredar (dalam orbitnya); dan telah menundukkan bagimu malam dan siang
“.Al- Anbiya’ ayat 33:“Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. Masing-masing  darikeduanya itu beredar di dalam garis edarnya.“
2. Tokoh Pelopor Teori Heliosentris
A. Aristarchus
Aristarchus dari Samos (sekitar 250 tahun SM) adalah orang pertama yang tegas dan eksplisit menyebutkan bahwa bumi bulat, berputar sendiri sambil bergerak mengelilingi matahari. Ia merupakan seorang ahli astronomi Klasik Yunani yang pertama kali menemukan kepastian tentang system Heliosentris sekaligus pembantah pertama terhadap pendapat Aristoteles tentang teori geosentris-nya pada abad III SM. Dia berpendapat bahwa bumi bukanlah pusat alam semesta (Geosentris). Akan tetapi, bumi berputar dan beredar mengelilingi matahari yang merupakan pusat gerak langit. Sistem seperti ini pernah juga dikatakan oleh Ekfant dan Hikatas yang merupakan Wakil angkatan pemikiran (sekolah) Pitagoras bahwa benda-benda langit tidak bergerak dan hanya Bumi berputar dengan kecepatan besar, dengan begitu pulalah diterangkan berbagai gejala langit yang lain. Filosof Yunani Heraclitus (abad III SM) tidak hanya mengakui putaran bumi sehari-semalam, tetapi juga beredarnya Merkurius dan Venus mengelilingi Matahari. Namun semua pernyataan itu telah dilupakan dan berganti dengan pengajaran geosentris yang (ternyata kemudian) non-ilmiah. Teori ini disebut teori Heliosentris. Aristarchus merupakan tokoh yang hampir melakukan sebuah terobosan penting kedua setelah Aristoteles dalam dunia astronomi. Dikatakan sebagai terobosan penting, karena sebelumnya ada pendapat yang mengatakan bahwa bumi itu berbentuk datar yang dikemukakan oleh Thales. Pendapat Thales memang wajar, mengingat terbatasnya teknologi pada saat itu. Namun, tokoh ini berani mengemukakan pandangannya yang berbeda dengan kemampuan yang dimilikinya serta teknologi yang terbatas, bahwasanya bumi berputar dan beredar mengelilingi matahari yang merupakan pusat gerak langit. Namun sayang, teori ini kurang mendapatkan respon dari masyarakat saat itu.disamping itu pandangan ini juga dipengaruhi dengan majunya pandangan geosentris pada zaman itu, maka pandangan Aristarchus tidak terlihat. Serta pendukung Aristarchus amatlah sedikit. Selain penemuan dan sumbangsih Aristarchus di bidang astronomi yang telah disebutkan di atas, Ia juga menemukan cara untuk mengukur besar kecilnya bulan dan matahari.Gerhana Bulan: Bumi berada antara matahari dan bulan, yang menutupi bulan adalah bayangan bumi yang selalu lengkung mencuri cahaya matahari. Karena matahari 180 kali lebih besar dari pada bumi, maka bumilah yang mengelilingi matahari.
B. Nicolas Copernicus (1473-1543 M)
Nicolas Copernicus merupakan orang pertama yang secara terang-terangan mengatakan bahwa matahari merupakan pusat system tata surya, dan bumi mengelilinya dalam orbit lingkaran. Teori Heliosentris ini ia sampaikan dalam publikasinya yang berjudul ‘De Revolutionibus Orbium Caelestium. Nicolas Copernicus seorang ahli astronomi yang menentang pandangan geosentris dari Plotomeus ini lahir pada tanggal 19 pebruari 1473 di Torin, Polandia pada abad pertengahan dan pencerahan (renaissance). Dalam system heliosentris ini bintang-bintang masih dianggap melekat pada sebuah bola langit dan beredar mengelilingi matahari (yang beredar di pusat), dan pada bintang-bintang tersebut terdapat planet-planet (termasuk bumi) yang selalu beredar mengelilinya sepanjang lintasan-lintasan yang masing-masing berbentuk lingkaran. Sistem Copernicus ini lebih sederhana dan lebih mudah memprediksi gerakan benda-benda langit dari pada Sistem Ptolomeus dengan gerakan-gerakan epicycles dari planet-planet itu. Orang yang pertama kali menguasai ilmu pasti adalah Nicholas Copernicus (1473-1543) setelah menuntut ilmu pengetahuan di universitas krakau, Bologna Ferrara. Akhirnya ia belajar pada pusat ilmu pasti dan eksperimen di Padua. Copernicus menjadi pejabat katedral di Frauenburg (Jerman Timur) dan bekerja sebagai administrator, diplomat, dan penasehat di university. Mula-mulanya dia dipaksa untuk menerima pembelajaran astronomi Ptolomeus secara resmi (geosentris) akan sejalan dengan perkembangan pola pikirnya, dia meragukan kebenarannya, dan akhirnya Copernicus menelitinya secara seksama dengan menggunakan data-data ilmu pasti baik yang sudah lama maupun hal-hal yang baru bermunculan. Untuk masalah orbit, data yang didapatkan Copernicus memperlihatkan adanya indikasi penyimpangan kecepatan sudut orbit planet-planet. Namun ia mempertahankan bentuk orbit lingkaran dengan menyatakan bahwa orbitnya tidak kosentrik. Ia kemudian menggali ulang teori Aristarchus dan menulis sebuah buku. Pada akhirnya pada tahun 1540-an dia menghasilkan suatu karya berjudul “De Revolusionibus Orbium Colestum” (tentang pemutaran badan-badan angkasa, 1543) disana dia mengemukakan bahwa ada suatu fakta yang telah dia ketahui yaitu bumi berputar pada sumbunya (rotasi) dan bersama-sama planet lain berputar mengelilingi matahari (revolusi). Teori Copernicus ini mendapat sambutan hangat dari para ilmuwan pada zaman tersebut, khususnya dari kalangan ahli astronomi praktis walaupun ada dari mereka yang menguji. Akan tetapi, teori ini lebih banyak diterima oleh para ilmuwan dengan disertai eksperimen-eksperimen lebih lanjut. Dengan alat-alat sederhana yang ada pada saat itu, Copernicus mempelajari gerakan-gerakan matahari, planet-planet, dan bintang-bintang. Tentu saja ia juga mempelajari astronomi zaman Yunani kuno. Ia menarik kesimpulan bahwa kalau matahari yang dianggap diam dan bumi serta planet-planet yang dianggap mengelilingi matahari. Copernicus menjelaskan bahwa Mataharilah yang sesungguhnya menjadi pusat edar, dimana planet-planet (saat itu baru ditemukan 6 buah dalam tata surya kita) mengelilinginya.
           
 Artinya, menurut Copernicus, mataharilah yang sebetulnya merupakan pusat tata surya kita. Namun demikian, Copernicus masih menganggap orbit planet-planet tersebut masih berbentuk lingkaran, sementara matahari diam sebagai pusat edarnya di tengah lingkaran tersebut, demikian pula bintang-bintang yang diduga stasioner. Copernicus tahu betul betapa bahayanya mengeluarkan pendapat yang bertentangan dengan pendapat gereja, apalagi pendapat Paus waktu itu. Selama tiga puluh tahun ia menyimpan bukunya di tempat yang terkunci sambil melakukan pengamatan lebih lanjut. Tetapi akhirnya ia memutuskan untuk menerbitkannya. Teori heliosentris Copernicus disampaikan dalam publikasinya yang berjudul de Revolutionibus Orbium Colestium kepada Paus Pope III dan diterima oleh gereja. Pada tanggal 24 Mei 1543, pada saat contoh bukunya diperlihatkan padanya, ia hembuskan nafasnya yang terakhir. 
C. Galileo Gallilei
Galileo Galilei dilahirkan pada tahun 1564 di kota Pisa di-Italia. Galileo menjadi pendukung teori Copernicus.Gallileo adalah salah seorang ahli astronomi yang mendukung teori heliosentrisnya Copernicus. Ia berhasil menjadi penemu teleskop pertama yang dapat dengan jelas melihat relief permukaan bulan, noda-noda matahari planet saturnus dengan cincinnya yang indah, planet yupiter dengan enam buah satelitnya. Dan yang tak kalah pentingnya melalui pengamatan dengan teleskopnya, ia mendapat kesimpulan bahwa bumi bukanlah pusat gerak. Salah satu pengamatan penting yang meyakinkannya mengenai teori heliosentris adalah masalah fase Venus berdasarkan teori geosentris. Ptolomeus menyatakan bahwa Venus berada dekat titik antara matahari dan bumi, sehingga pengamat dari bumi hanya bisa melihat Venus saat mengalami fase sabit. Tetapi berdasrkan teori heliosentris dan pengamatan yang dilakukan Galileo, semua fase Venus bisa terlihat, bahkan ditemukan juga sudut piringan Venus lebih besar pada saat fase sabit dibanding saat purnama. Penemuan ini tidak hanya membantu menguatkan teori heliosentris Copernicus, tetapi juga membuka lembaran baru dalam perkembangan dunia dunia astronomi. Pada tahun 1616 M, Galileo diperingatkan agar jangan mendukung teori heliosentris dari Copernicus. Pada tahun 1632 M, Galileo menerbitkan bukunya yang berjudul “Dialogue Concerning The Two Chef System of The World ”. Pada musim dingin tahun 1633 M, ia dipanggil Komite Inquisisi dari gereja Katholik Roma. Setelah ditahan berbulan-bulan, pada tanggal 22 Juni 1633 ia diajukan ke pengadilan. Waktu itu usianya telah 70 tahun dan sering sakit-sakitan. Dalam keadaan tua, ia bersedia menarik kembali dukungannya pada teori Copernicus. Ia tidak jadi dihukum mati tetapi dikenakan tahanan rumah. Pada tahun 1642, Galileo meninggal dunia dalam status tahan rumah. Salah satu contoh terkenal yang diajukan oleh para kritikus tersebut adalah Galileo Galilei, yang pada tahun 1633, dikutuk karena berpegang teguh pada ajaran jagad raya yang heliosentris (jagad raya berpusat pada matahari), teori yang pertama kali dicetuskan oleh Nicolaus Copernicus, seorang imam Katolik. Setelah bertahun-tahun diinvestigasi, berkonsultasi dengan Paus, berjanji kemudian dilanggar oleh Galileo sendiri, dan akhirnya suatu pengadilan oleh Tribunal Inkuisisi Romawi dan Universal, Galileo didapati "dituduh sebagai bidaah" - bukan bidaah, sebagaimana yang seringkali secara keliru disebut-sebut. Meskipun ilmu pengetahuan modern membuktikan bahwa dua dari empat thesis ilmiah yang dikedepankan oleh Galileo sebenarnya keliru, yakni bahwasanya Matahari adalah pusat jagad raya, dan bahwasanya Bumi mengitari Matahari dalam orbit berbentuk lingkaran sempurna, Paus Yohanes Paulus II secara terbuka mengungkapkan penyesalan atas tindakan-tindakan orang-orang Katolik yang memperlakukan Galileo dengan buruk dalam pengadilan pada tanggal 31 Oktober 1992. Sebuah abstraksi dari tindakan-tindakan dalam proses pengadilan terhadap Galileo dapat dijumpai di Arsip Rahasia Vatikan (Vatican Secret Archives), yang mereproduksi sebahagian arsip tersebut dalam situs web-nya. Kardinal John Henry Newman, pada abad ke-19, berkata bahwa orang-orang yang menyerang Gereja Katolik hanya mampu menunjukkan kasus Galileo, yang bagi banyak sejarawan tidaklah membuktikan adanya oposisi Gereja terhadap ilmu pengetahuan karena justru banyak rohaniwan Katolik pada masa itu yang didorong oleh Gereja untuk meneruskan penelitian mereka.
D. Johanes Kepler
Johannes Kepler adalah seorang penerima tongkat estafet teori Copernicus sekaligus menyempurnakan teori tersebut. Kepler adalah murid dari Tycho Brahe (seorang ilmuwan yang kurang percaya terhadap pandangan heliosentris. Oleh karena itu, dia menyuruh Kepler meneruskan penelitian tentang itu). Johannes Kepler juga muncul sezaman dengan Galileo. Kepler beragama Kristen Protestan. Dia adalah seorang penulis ulung yang muskil. Kepler berkecimpung dalam dunia ilmu pasti dan keselarasannya daripada dalam pengamatan praktis atau ilmu mekanika. Tycho Brahe telah mewariskan banyak hal dengan muridnya (J. Kepler), dan dengan memenfaatkan data-data dan alat-alat Tycho Brahe, J. Kepler berhasil menyempurnakan pandangan heliosentis Copernicus. Johannes Kepler juga menggunakan teori logaritma dan ilmu ukur segitiga (trigonometri) yang disempurnakan. Kepler juga berhasil menunjukkan bahwa planet-planet beredar dalam orbit elip dan matahari sebagai pusat dari tata surya. Ia membandingkan hubungan antara bumi dan matahari seperti hubungan besi dan magnet. Namun, ia belum mengetahui apa penyebab semuanya itu mengelilingi matahari. Keberhasilan Kepler akan pengembangan astronomi tersebut didukung dengan mengembangkan astrologi untuk memperoleh uang (dana), dengan     pengembangan-nya itulah Ia dapat mengembangkan ilmu astronomi lebih mendalam. Johannes Kepler dengan astronomi yang Ia kembangkan, menemukan 3 (tiga) buah hukum astronomi:[4]
a) Orbit dari semua planet berbentuk elips.
b) Dalam waktu yang sama, garis penghubung antara planet dan matahari selalu melintasi bidang yang luasnya sama.
c) Bila jarak antara dua planet (A danB) dengan matahari adalah x dan y, sedangkan waktu untuk melintasi orbit masing-masing adalah P dan Q Maka:P2:Q2=x2;y2. Ketiga Hukum Keppler masih dipakai sampai saat ini dalam astronomi, dengan perbaikan seperlunya. Ketiganya berdasarkan Empiri (Archimedes dan R. Bacon) Dengan sumbangan besar yang dilakukan Keppler dalam bidang astronomi inilah, kita dapat menyimpulkan bahwa Ia telah memberikan kontribusi terhadap intelektual masyarakat dunia sampai sekarang.
3. Pendapat Ulama Matahari Mengelilingi Bumi
            Adapun mengenai matahari mengelilingi bumi telah disebutkan oleh alqur’an dalam assunnah dalam banyak tempat, diantaranya:
1.    Dalil Al qur’an :
 cÎ*sù ©!$# ÎAù'tƒ ħôJ¤±9$$Î/ z`ÏB É-ÎŽô³yJø9$# ÏNù'sù $pkÍ5 z`ÏB É>̍øóyJø9$# |MÎgç6sù Ï%©!$# txÿx. 3 ª!$#ur Ÿw Ïöku tPöqs)ø9$# tûüÏJÎ=»©à9$# ÇËÎÑÈ
 "Sesungguhnya Allah menerbitkan matahari dari timur, Maka terbitkanlah dia dari barat," lalu terdiamlah orang kafir itu; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.(QS. Ibrahim:258)
            Ayat ini dengan jelas menunjukkan bahwa allah menerbitkan matahari, maka sangat jelas menunjukkan bahwa mataharilah yang bergerak mengelilingi bumi.seandainya bumi yang berotasi, niscaya allah ta’ala tidak akan mengatakan bahwa mataharilah yang terbit.
2.    Allah Ta’ala Berfirman:
$£Jn=sù #uäu }§ôJ¤±9$# ZpxîÎ$t/ tA$s% #x»yd În1u !#x»yd çŽt9ò2r& ( !$£Jn=sù ôMn=sùr& tA$s% ÉQöqs)»tƒ ÎoTÎ) Öäü̍t/ $£JÏiB tbqä.ÎŽô³è@ ÇÐÑÈ
 Kemudian tatkala ia melihat matahari terbit, dia berkata: "Inilah Tuhanku, Ini yang lebih besar". Maka tatkala matahari itu terbenam, dia berkata: "Hai kaumku, Sesungguhnya Aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan.(QS. Al an’am :78)
Disini allah menjadikan gerakan terbit dan terbenam itu oleh matahari, seandainya bumi yang bergerak rotasi maka seharusnya ayat itu bukan dengan lafazh افلت” (matahari terbenam) akan tetapi dengan lafazh “   " فلما افل عنها ( maka tatkala ada sesuatu yang membuat matahari itu bergerak hilang).
3. Allah Ta’ala berfirman :
* ts?ur }§ôJ¤±9$# #sŒÎ) Myèn=sÛ âurºt¨? `tã óOÎgÏÿôgx. šV#sŒ ÈûüÏJuø9$# #sŒÎ)ur Mt/{xî öNåkÝÎ̍ø)¨? |N#sŒ ÉA$yJÏe±9$# öNèdur Îû ;ouqôfsù çm÷ZÏiB 4 y7Ï9ºsŒ ô`ÏB ÏM»tƒ#uä «!$# 3 `tB Ïöku ª!$# uqßgsù ÏtGôgßJø9$# ( ÆtBur ö@Î=ôÒム`n=sù yÅgrB ¼çms9 $|Ï9ur #YÏ©óD ÇÊÐÈ
Dan kamu akan melihat matahari ketika terbit, condong dari gua mereka ke sebelah kanan, dan bila matahari terbenam menjauhi mereka ke sebelah kiri sedang mereka berada dalam tempat yang luas dalam gua itu. itu adalah sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Allah. barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah, Maka dialah yang mendapat petunjuk; dan barangsiapa yang disesatkan-Nya, Maka kamu tidak akan mendapatkan seorang pemimpinpun yang dapat memberi petunjuk kepadanya.(QS. Alkahfi : 17)
Allah ta’ala menjadikan bahwa yang terbit, condong, tenggelam dan menjauhi itu semuanya dilakukan oleh matahari,seandainya bukan matahari yang bergerak niscaya tidak akan disandarkan semua perbuatan tersebut kepada matahari. Padahal telah maklum dalam kaidah ilmu bahasa arab bahwa pada dasanya ucapan itu dibawa dibawa pada hakikatnya. Dan diantara bentuk hakikat adalah kalau sebuah fi’il(kata kerja) disandarkan pada sesutu maka dialah yang melakukan dan bukan lainnya.
Sebagai sebuah contoh, kalau ada yang berkata :  جاء محمد maka yang datang adalah si muhammad, bukan suratnya,bukan bapaknya,juga bukan pula lainnya yang masih berkaitan dengan muhammad. Bisa saja dikatakan bahwa lafazd diatas yang datang adalah suratnya, bukan bapaknya, atau khabarnya, akan tetapi butuh sebuah qarinah yang sangat kuat yang menghalangi untuk dibawa kepada maknanya yang sebenarnya, dan qarinah yang menentukan bahwa yang dimaksud adalah makna lain tersebut.[5]
4, Firman Allah Ta’ala:
uqèdur Ï%©!$# t,n=y{ Ÿ@ø©9$# u$pk¨]9$#ur }§ôJ¤±9$#ur tyJs)ø9$#ur ( @@ä. Îû ;7n=sù tbqßst7ó¡o ÇÌÌÈ
Dan dialah yang Telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. masing-masing dari keduanya itu beredar di dalam garis edarnya.(QS. Al Anbiya:33)
5. Firman Allah Ta’ala:
ÓÅ´øóム    Ÿ@ø©9$# u$pk¨]9$# ¼çmç7è=ôÜtƒ $ZWÏWym …..
dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, .
Bahwa malam dan siang itu mengikuti peredaran matahari.(fatawa arkanil islam hal.45)
6. Allah Ta’ala Berfirman:
t,n=y{ ÏNºuq»yJ¡¡9$# uÚöF{$#ur Èd,ysø9$$Î/ ( âÈhqs3ムŸ@øŠ©9$# n?tã Í$pk¨]9$# âÈhqs3ãƒur u$yg¨Y9$# n?tã È@øŠ©9$# ( t¤yur }§ôJ¤±9$# tyJs)ø9$#ur ( @@à2 ̍øgs 9@y_L{ K|¡B 3 Ÿwr& uqèd âƒÍyèø9$# ㍻¤ÿtóø9$# ÇÎÈ
Dia menciptakan langit dan bumi dengan (tujuan) yang benar; dia menutupkan malam atas siang dan menutupkan siang atas malam dan menundukkan matahari dan bulan, masing-masing berjalan menurut waktu yang ditentukan. ingatlah dialah yang Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.(QS. Azzumar : 5)
Maksudnya adalah Allah menjadikan malam berputar atas siang, dan ini sebagai dalil bahwa peredaran malam dan siang itu terjadi pada bumi, seandainya bumi yang berputar maka semestinya bumilah yang menjadi pergantian malam dan siang.

7. Allah Ta’ala Berfirman:
ħ÷K¤±9$#ur $yg8ptéÏur ÇÊÈ ÌyJs)ø9$#ur #sŒÎ) $yg9n=s? ÇËÈ
1.  Demi matahari dan cahayanya di pagi hari,
2.  Dan bulan apabila mengiringinya,
Berkata Syaih Utsaimin “ makna kalimatتلاها  adalah datang setelahnya, dan ini adalah dalil atas peredaran matahari dan bulan serta keduanya mengelilingi bumi, seandainya bumilah yang beredar mengelilingi keduanya, maka bulan itu tidak akan datang setelah matahari selamanya, akan tetapi terkadang matahari yang datang setelah bulan dan terkadang bulan yang datang setelah matahari, karena matahari itu lebih tinggi daripada bulan.
8. Allah Ta’ala Berfirman:
Ÿw ߧôJ¤±9$# ÓÈöt7.^tƒ !$olm; br& x8Íôè? tyJs)ø9$# Ÿwur ã@ø©9$# ß,Î/$y Í$pk¨]9$# 4 @@ä.ur Îû ;7n=sù šcqßst7ó¡o ÇÍÉÈ
Artinya : Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malampun tidak dapat mendahului siang. dan masing-masing beredar pada garis edarnya.(QS. Yaasiin:38-40)
Ayat ini juga menyandarkan bergerak pada matahari, bukan kebumi.
Dari surah Yaasiin ayat 40 di atas, dapat diambil kesimpulan :
1.    Orbit (falakin) yang berbeda antara matahari dan bulan (masing-masing).
2.    Garis edar matahari dan bulan tidak terkait dengan pergantian siang dan malam, sehingga Allah menyatakan dua hal sebagai penegasan "Tidak mungkin matahari mendapatkan bulan" karena masing-masing memiliki garis edar yang berbeda, matahari mengelilingi galaksi, bulan mengelilingi bumi, dan "Malam Tidak Dapat Mendahului Siang", karena bumi berbentuk bulat dan berputar. Matahari dan bulan mungkin saja sejajar, tetapi tetap "matahari tidak mungkin mendapatkan bulan".
Dalam kaitannya dengan pernyataan peredaran matahari dan bulan, Allah selalu menyertakan malam dan siang bisa jadi dengan maksud :
1.    Agar peredaran matahari dan bulan tidak disamakan dengan pergantian malam dan siang, karena matahari beredar tidak mengelilingi bumi, akan tetapi sebaliknya bumi yang mengelilingi matahari, sehingga penyertaan siang dan malam itu sebagai penegasan bahwa "peredaran matahari dan bulan" dan "pergantian malam dan siang" adalah dua hal yang berbeda.
2.    Selain itu penggunaan kalimat "malam dan siang", bukannya "siang dan malam", dimaksudkan agar tidak dapat dipasangkan dengan "matahari dan bulan", apabila seseorang melihat kedua kalimat tersebut dari segi urutan kata-katanya, sehingga semakin jelas bahwa "peredaran matahari dan bulan" berbeda dengan "pergantian malam dan siang", karena matahari yang selalu lebih dulu disebut daripada bulan, hal ini berbeda dengan malam (yang berasosiasi dengan bulan/gelap) yang disebut lebih dulu daripada siang (yang berasosiasi dengan matahari/terang).
Sekarang kita lihat di ayat yang lain :
Allah-lah Yang meninggikan langit tanpa tiang (sebagaimana) yang kamu lihat, kemudian Dia bersemayam di atas 'Arasy, dan menundukkan matahari dan bulan. Masing-masing beredar hingga waktu yang ditentukan. Allah mengatur urusan (makhluk-Nya), menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya), supaya kamu meyakini pertemuan (mu) dengan Tuhanmu.(Qs.Ar-Ra’du:2)
"Masing-Masing Beredar" adalah terjemahan dari "Wa Kullun Yajri". Lihat penggunaan kata "kullun" disini, yang berarti "semua" (indefinite). Perhatikan bagaimana Al-Qur'an menggunakan bentuk indefinite "kullun" (tidak mengacu secara spesifik kepada objek tertentu), bukannya kata indefinite "killahunna" yang berarti "keduanya". Al-Qur'an ingin mengatakan bukan hanya matahari dan bulan yang beredar, tapi semua yang ada di alam semesta, dilangit, itu beredar. Matahari, bumi, bulan, planet-planet dan bintang-bintang semuanya beredar. Kata "kullun" ini dipakai di semua ayat yang menyatakan peredaran matahari dan bulan     seperti di surah Yaasiin  ayat 40 diatas, diikuti pula kata    benda/sifat/keterangan bentuk indefinite, seperti kata "musamman" yang berarti "ditentukan" merupakan bentuk indefinite, yang berarti tidak terbatas pada matahari dan bulan.
4. Gerak Bumi dan Tatanan Heliosentris Menurut al-Biruni
al-Qaanuun al-Mas'uudiadalah sebuah kitab yang mengkaji tentang matahari sebagai pusat tata surya yang dikelilingi berbagai benda langit. al-Biruni menyusunnya sekitar tahun 1030 M. al-Biruni merupakan astronom Islam pertama yang menolak adanya teori geosentris yang dikemukakan oleh Ptolomeus, al-Biruni menganggap bahwasanya teori geosentris tidak masuk akal, sehingga al-Biruni menulis karya ini untuk mendeklarasikan teori baru tentang matahari sebagai pusat peredaran benda-benda langit.
Pada hakikatnya sebagian besar ilmuwan Timur sebelum al-Biruni masih melanjutkan pengembangan gagasan ptolomeus. Misalnya “Bumi tidak bergerak dari tempatnya, tidak pula bergerak di tempatnya”. Secara rinci dari pengamatan dan perhitungan pribadinya, al-Biruni meragukan pernyataan tersebut. al-Biruni mengemukakan konsepnya sendiri tentang kemungkinan gerak bumi. al-Biruni menyatakan secara tegas bahwa;
Ajaran bahwa bumi itu diam adalah satu diantara dasar penting astronomi, dogma para astronom Hindu, tetapi ini memberikan banyak kesukaran berat”
Membuat analisis apakah bumi bergerak dan dalam arah bagaimana bergerak atau tidak bergerak, al-Biruni mengutip pendapat astronom Hindu terkenal yaitu Brahmagupta;
Para pengikut Aryabhata berpendapat bahwa Bumi bergerak, langitlah yang diam. Orang-orang berusaha menolak dengan alasan, andaikata demikian adanya maka batu-batu dan pohon-pohon akan berlepasan dari tanah.”
Biruni menambahkan lebih lanjut;
Brahmagupta tidak setuju dengan mereka dan mengatakan bahwa itu (berlepasan), Sama sekali bukanlah akibat dari teori mereka, kiranya karena (Brahmagupta) berpikir bahwa semua benda ditarik kearah pusat bumi. Brahmagupta sendiri menulis: sebaliknya, kalau saja keadaanya demikian maka bumi tidak akan dapat mempertahankan gerakan beraturan dan gerakan semacam ini, yang terikat dalam kesesuaian penuh dengan berbagai posisi-posisi benda langit.
Al-Biruni menerima sepenuhnya pendapat Brahmagupta tentang tarikan benda-benda ke pusat bumi. Semua elemen (benda) mengarah ke pusat bumi dengan kecepatan yang sama. Alasan bahwa benda yang berat jatuh lepas cepat ke bumi daripada yang ringan adalah karena adanya hambatan dari udara. Para astronom terkenal yang baru maupun yang kuno secara serius mempelajari persoalan putaran bumi tetapi sambil berusaha menolak fakta bahwa bumi itu bergerak.
Dalam al-Qaanuun al-Mas'uudii al-Biruni membuktikan bahwa bentuk bumi adalah bulat, bumi berputar mengelilingi matahari dan bulan berputar berdasarkan garis edarnya mengelilingi bumi. Pembuktian-pembuktiannya ini dilakukan al-Biruni hampir enam abad mendahului pembuktian yang dilakukan oleh ilmuwan barat. al-Biruni mendahului para astronom di dunia, alam menemukan gerakan poros bumi yang berputar condong, dan gerakan peredaran bumi mengelilingi matahari dalam satu tahun. al-Biruni mengemukakan konsep kekuatan grafitasi bumi, yang merupakan satu bukti bahwa bumi berputar pada porosnya. Buktinya ada malam dan siang dan kita lihat matahari, bulan, dan bintang-bintang terbit di timur dan terbenam di barat. Benda yang ada di bumi tidak merasakan gerak rotasi tersebut, karena efek gaya gravitasi yang menarik semua benda tetap berada di permukaan bumi lebih dominan daripada efek gerak rotasi bumi tersebut.
Gravitasi adalah gaya tarik-menarik yang terjadi antara semua partikel yang mempunyai massa di alam semesta. Bumi yang memiliki massa yang sangat besar menghasilkan gaya gravitasi yang sangat besar untuk menarik benda-benda disekitarnya, termasuk makhluk hidup, dan benda benda yang ada di bumi. Gaya gravitasi ini juga menarik benda-benda yang ada diluar angkasa, seperti bulan, meteor, dan benda angkasa laiinnya, termasuk satelit buatan manusia.
Dalam kitab yang menjadi magnum opusnya, al-Biruni membuktikan bahwa bintang bergerak mengelilingi poros rasi bintang. al-Biruni menentukan letak 1024 bintang; al-Biruni meletakkan secara cermat masing-masing bintang itu pada galaksinya. al-Biruni menjelaskan secara matematis tentang gerakan planet-planet. al-Biruni menghubungkan gerakan planet-planet itu dengan gerakan bumi di sekitar matahari, dan batas akhir lingkaran bumi. al-Biruni mengukur jumlah hari dalam setahun, memperkenalkan musim-musim yang dilalui dalam setahun, pergantian musim dan al-Biruni menentukan waktu-waktu terjadinya musim ini.
Dari uraian singkat di atas, dapat dianalisis dengan menggunakan pendekatan astronomis bahwa, bumi adalah planet ketiga dari Matahari, yang mengorbit Matahari pada jarak 149 juta km. Waktu bagi Bumi untuk mengorbit Matahari adalah sekitar 365,2564 hari, sedangkan satu putaran rotasi terhadap porosnya adalah 23,9345 jam dengan sumbu putaran rotasinya membentuk terhadap sumbu putar Matahari. Bumi berbentuk pepat dengan jari-jari kutubnya 6356,8 km dan jari-jari ekuatornya 6378, 2 km. Bumi mengorbit dengan lintasan elips, sehingg jarak matahari dan bumi selau berubah. Titik terdekat dinamakan perihelion dan titik terjauhnya aphelion yang jaraknya 5 juta km.
Perihelion dicapai oleh Bumi setiap tanggal 4 Januari, sedangkan titik Aphelion dicapai setiap tanggal 5 Juli. Jika diambil dua titik tetap yang berbeda untuk menentukan lamanya periode Bumi mengelilingi Matahari, maka akan diperoleh dua macam tahun, yakni: Tahun Sideris dan Tahun Tropis. Tahun sideris adalah periode revolusi Bumi mengelilingi Matahari satu putaran elips penuh yang lamanya 365,2564 hari, sedangkan tahun tropis adalah periode revolusi Bumi mengelilingi Matahari relatif terhadap titik musim semi yang lamanya adalah 365,2422 hari. Jadi, perbedaan antara tahun sideris dan tahun tropis adalah sekitar 20m24d. Kalender Masehi yang digunakan sekarang dibuat berdasarkan tahun tropis yang dikenal dengan sistem gregorius yang mana Satu tahun rata-rata kalender surya Gregorius adalah 365, 2425 hari.
Atmosfir Bumi 78%-nya berupa nitrogen, 21% oxigen, dan 1%-nya adalah campuran gas lain. Bumi adalah satu-satunya planet yang punya makhluk hidup. Perputaran rotasi dan besarnya kandungan besi-nikel di intinya menghasilnya medan gravitasi yang besar. Bumi memiliki sebuah satelit yakni bulan. Bulan merupakan satelit alam Bumi yang berperan menjaga keseimbangan lingkungan Bumi, karena pasang surut ditentukan oleh posisi Bulan terhadap Bumi. Bulan bergerak mengelilingi bumi, dan waktu yang dibutuhkan untuk satu putaran adalah 29,5 hari.
KESIMPULAN
Konsep tentang bumi sebagaimana yang dituturkan al-Biruni dalam al-Qaanuun al-Mas'uudii dapat memberikan kesimpulan dasar bahwa al-Biruni telah mengkaji tentang struktur dan sistem bumi. Pada awalnya al-Biruni menyimpulkan bahwa sistem geosentris dan heliosentris alam semesta dapat digunakan untuk menerangkan berbagai gejala astronomi dengan keberhasilan yang sama. Tetapi kemudian al-Biruni dengan teguh berpihak pada sudut pandang sistem heliosentris. Para astronom terkemuka seperti Hasan Ali marakhsi (abad ke 13), Abu Ali Birdjanji (abad ke 16) dan yang lainya berkali-kali menyatakan bahwa otoritas ilmiah ilmuwan besar seperti Ptolomeus, ar-Razi, Ibnu sina tidak diragukan berpihak pada faham geosentrisme dan menganggap bahwa bumi tidk bergerak.
DAFTAR PUSTAKA

Slamet Hambali, Pengantar Ilmu Falak, (Banyuwangi : Bismillah Publisher 2012),
Andi Hakim Nasution, Pengantar ke Filsafat Sains, Jakarta: Pustaka Litera Antarnusa ,1989,
Susiknan Azhari, Ensillopedi Hiasab Rukyat, Yogyakarta:Pustaka Pelajar, 2008,
Muhyiddin Khazin, Ilmu Falak dalam Teori dan Praktik,




[1] Slamet Hambali, Pengantar Ilmu Falak, (Banyuwangi : Bismillah Publisher 2012), cet-I, hal 182
[2] Andi Hakim Nasution, Pengantar ke Filsafat Sains, Jakarta: Pustaka Litera Antarnusa ,1989, hal. 129
[3] Susiknan Azhari, Ensillopedi Hiasab Rukyat, Yogyakarta:Pustaka Pelajar, 2008, hal. 193

[4] Muhyiddin Khazin, Ilmu Falak dalam Teori dan Praktik, op. cit, hal 30 lihat pula Slamet Hambali, Pengantar Ilmu Falak, hal 188-191
[5] lihatlah ini pada muqaddimah Irsyadul Fuhul oleh Imam Syaukani 1/120 dst, syarah ushul min ilmil ushul oleh syaih utsaimin hal.89, Ma’alim Ushul fiqh ‘inda ahlu sunnah waljama’ah oleh syaih muhammad al ziyani hal.114 dan kitab ushul lainnya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar