BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Dalam mengungkap kebenaran pergerakan benda langit, manusia
mempunyai beberapa tahapan dalam memahaminya. Berawal dari masa geosentris yang
begitu lugunya menganggap bahwa pusat tata surya adalah diri kita sendiri, teori
ini adalah awal manusia mengamati alam (kosmos), jadi tak heran apabila teori
ini masih mengedepankan panca indra belaka. Selanjutnya Aristoteles dan
kawan-kawan muncul dengan teroi barunya, yaitu teori geosentris, yang
menyatakan bahwa bumi adalah pusat tata surya, jadi semua benda-benda langit,
baik itu matahari, bulan, bintang, maupun planet-planet lainnya terpusat pada
bumi. Meskipun teori ini sedikit masuk akal, tapi teori ini masih menjanggal di
hati ilmuwan-ilmuwan astronomi pada masa selanjutnya.
Kedua teori diatas sangat berperan penting dalam penemuan
teori selanjutnya, yakni Heliosentris. Teori inilah yang selanjutnya dianggap
paling benar diantara teori-teori yang sebelumnya. Lalu apakah tanggapan ulama
mengenai teori ini heliosentris? Dan sipakah pendiri teori heliosentris?maka akan
dibahas dalam makalah ini
B.
Rumusan Masalah
Adapun
yang menjadi rumusan masalah dalam makalah ini :
a) Sekilas Tentang Teori Heliosentris
b) Tokoh Pelopor teori heliosentris
c) Pendapat Ulama
Matahari Mengelilingi Bumi
d) Gerak Bumi dan Tatanan Heliosentris
Menurut al-Biruni
C.
Tujuan Penelitian
Kita sebagai muslim selayak dan sepantasnyalah kita bisa
mengetahui tentang bagaimana perbedaan pendapat ulama tafsir dengan pendapat
para astromi.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Sekilas Tentang
Teori Heliosentris
Heliosentris adalah suatu pandangan yang dicetuskan pertama
kali oleh Aristarchus dan disempurnakan oleh Nicholas Copernicus (1473-1543 M)[1],
yang mana berpendapat bahwa matahari adalah pusat tata surya serta bumi
mengelilingi matahari serta benda langit itu akan terlihat bergerak lamban
apabila dia semakin jauh dari matahari. Pada
pandangan heliosentris ini, planet-planet yang ada di luar angkasa sana
mengelilingi matahari dengan putarannya berbentuk orbit elip, dimana mataharilah
sebagai titik pusatnya.
Pandangan heliosentris itu sebenarnya sudah dikeluarkan oleh
Aristarchus. Namun dalam masyarakat dunia, Aristarchus tidak mendapat porsi
jumbo di mata banyak orang sebagai pelopor pandangan ini, sebab kurangnya
pendukung pandangan ini pada saat itu, Karena teori ini tertutup oleh kemajuan
Aristoteles yang sangat terkenal pada waktu itu. Justru Nicolas Copernicus-lah
yang menyandang reputasi besar yang mendunia sejak zaman pencerahan
(Renaissance) sampai zaman modern sekarang ini.
Teori ini muncul dengan berbagai macam tantangan.
Sampai-sampai Copernicus dianggap murtad oleh pemuka-pemuka gereja dan dianggap
tidak waras oleh banyak kalangan ilmuwan karena telah melanggar dogma gereja
dan dogma ilmu pengetahuan.[2]
Copernicus mengumumkan makalahnya tentang bumi mengelilingi matahari itu pada
tahun 1543 M. Sehingga jelaslah apabila kita membaca kronologi sejarahnya,
dapat disimpulkan bahwa teori heliosentris ini disebut juga dengan Sistem
Kopernikus, system yang menempatkan matahari sebagai pusat Tata Surya. Sistem
ini dalam bahasa inggris disebut Heliosentric, dan dalam bahasa arab disebut
Mukhtash bimarkaz Asy-Syams.[3]
Dalam pandangan heliosentris, ada 6 planet yang mengelilingi
matahari, yaitu Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Yupiter, dan Saturnus. Teori
heliosentris selama 4 abad lamanya telah mengalami prasangka umum yaitu bahwa
matahari dikelilingi oleh bumi sekaligus sebagai pusat tata surya. Teori ini
banyak dikembangkan oleh para astronom. Misalnya astronom dari Inggris, Sir
William Herschel dapat melihat gugusan bintang bima sakti (abad 18).Teori atau
pandangan heliosentris ini juga didukung oleh pendapat para astronom, bahwa
matahari adalah induk dari satelit-satelit dan benda-benda langit lainnya . Hal
ini juga didukung oleh nash al-Qur’an, surat Ibrahim ayat 33:
“Dan
Dia telah menundukkan (pula) bagimu matahari dan bulan yang terus beredar
(dalam orbitnya); dan telah menundukkan bagimu malam dan siang
“.Al-
Anbiya’ ayat 33:“Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari
dan bulan. Masing-masing darikeduanya
itu beredar di dalam garis edarnya.“
2.
Tokoh Pelopor Teori Heliosentris
A.
Aristarchus
Aristarchus dari Samos (sekitar 250 tahun SM) adalah orang
pertama yang tegas dan eksplisit menyebutkan bahwa bumi bulat, berputar sendiri
sambil bergerak mengelilingi matahari. Ia merupakan seorang ahli astronomi
Klasik Yunani yang pertama kali menemukan kepastian tentang system Heliosentris
sekaligus pembantah pertama terhadap pendapat Aristoteles tentang teori
geosentris-nya pada abad III SM. Dia berpendapat bahwa bumi bukanlah pusat alam
semesta (Geosentris). Akan tetapi, bumi berputar dan beredar mengelilingi
matahari yang merupakan pusat gerak langit. Sistem seperti ini pernah juga
dikatakan oleh Ekfant dan Hikatas yang merupakan Wakil angkatan pemikiran
(sekolah) Pitagoras bahwa benda-benda langit tidak bergerak dan hanya Bumi
berputar dengan kecepatan besar, dengan begitu pulalah diterangkan berbagai
gejala langit yang lain. Filosof Yunani Heraclitus (abad III SM) tidak hanya
mengakui putaran bumi sehari-semalam, tetapi juga beredarnya Merkurius dan
Venus mengelilingi Matahari. Namun semua pernyataan itu telah dilupakan dan
berganti dengan pengajaran geosentris yang (ternyata kemudian) non-ilmiah.
Teori ini disebut teori Heliosentris. Aristarchus merupakan tokoh yang hampir
melakukan sebuah terobosan penting kedua setelah Aristoteles dalam dunia astronomi.
Dikatakan sebagai terobosan penting, karena sebelumnya ada pendapat yang
mengatakan bahwa bumi itu berbentuk datar yang dikemukakan oleh Thales.
Pendapat Thales memang wajar, mengingat terbatasnya teknologi pada saat itu.
Namun, tokoh ini berani mengemukakan pandangannya yang berbeda dengan kemampuan
yang dimilikinya serta teknologi yang terbatas, bahwasanya bumi berputar dan
beredar mengelilingi matahari yang merupakan pusat gerak langit. Namun sayang,
teori ini kurang mendapatkan respon dari masyarakat saat itu.disamping itu
pandangan ini juga dipengaruhi dengan majunya pandangan geosentris pada zaman
itu, maka pandangan Aristarchus tidak terlihat. Serta pendukung Aristarchus
amatlah sedikit. Selain penemuan dan sumbangsih Aristarchus di bidang astronomi
yang telah disebutkan di atas, Ia juga menemukan cara untuk mengukur besar
kecilnya bulan dan matahari.Gerhana Bulan: Bumi berada antara matahari dan
bulan, yang menutupi bulan adalah bayangan bumi yang selalu lengkung mencuri
cahaya matahari. Karena matahari 180 kali lebih besar dari pada bumi, maka
bumilah yang mengelilingi matahari.
B.
Nicolas Copernicus (1473-1543 M)
Nicolas Copernicus merupakan orang pertama yang secara
terang-terangan mengatakan bahwa matahari merupakan pusat system tata surya, dan
bumi mengelilinya dalam orbit lingkaran. Teori Heliosentris ini ia sampaikan
dalam publikasinya yang berjudul ‘De Revolutionibus Orbium Caelestium. Nicolas
Copernicus seorang ahli astronomi yang menentang pandangan geosentris dari
Plotomeus ini lahir pada tanggal 19 pebruari 1473 di Torin, Polandia pada abad
pertengahan dan pencerahan (renaissance). Dalam system heliosentris ini
bintang-bintang masih dianggap melekat pada sebuah bola langit dan beredar
mengelilingi matahari (yang beredar di pusat), dan pada bintang-bintang
tersebut terdapat planet-planet (termasuk bumi) yang selalu beredar
mengelilinya sepanjang lintasan-lintasan yang masing-masing berbentuk
lingkaran. Sistem Copernicus ini lebih sederhana dan lebih mudah memprediksi
gerakan benda-benda langit dari pada Sistem Ptolomeus dengan gerakan-gerakan
epicycles dari planet-planet itu. Orang yang pertama kali menguasai ilmu pasti
adalah Nicholas Copernicus (1473-1543) setelah menuntut ilmu pengetahuan di
universitas krakau, Bologna Ferrara. Akhirnya ia belajar pada pusat ilmu pasti
dan eksperimen di Padua. Copernicus menjadi pejabat katedral di Frauenburg
(Jerman Timur) dan bekerja sebagai administrator, diplomat, dan penasehat di
university. Mula-mulanya dia dipaksa untuk menerima pembelajaran astronomi
Ptolomeus secara resmi (geosentris) akan sejalan dengan perkembangan pola
pikirnya, dia meragukan kebenarannya, dan akhirnya Copernicus menelitinya
secara seksama dengan menggunakan data-data ilmu pasti baik yang sudah lama
maupun hal-hal yang baru bermunculan. Untuk masalah orbit, data yang didapatkan
Copernicus memperlihatkan adanya indikasi penyimpangan kecepatan sudut orbit
planet-planet. Namun ia mempertahankan bentuk orbit lingkaran dengan menyatakan
bahwa orbitnya tidak kosentrik. Ia kemudian menggali ulang teori Aristarchus
dan menulis sebuah buku. Pada akhirnya pada tahun 1540-an dia menghasilkan
suatu karya berjudul “De Revolusionibus Orbium Colestum” (tentang pemutaran
badan-badan angkasa, 1543) disana dia mengemukakan bahwa ada suatu fakta yang
telah dia ketahui yaitu bumi berputar pada sumbunya (rotasi) dan bersama-sama
planet lain berputar mengelilingi matahari (revolusi). Teori Copernicus ini
mendapat sambutan hangat dari para ilmuwan pada zaman tersebut, khususnya dari
kalangan ahli astronomi praktis walaupun ada dari mereka yang menguji. Akan
tetapi, teori ini lebih banyak diterima oleh para ilmuwan dengan disertai
eksperimen-eksperimen lebih lanjut. Dengan alat-alat sederhana yang ada pada
saat itu, Copernicus mempelajari gerakan-gerakan matahari, planet-planet, dan
bintang-bintang. Tentu saja ia juga mempelajari astronomi zaman Yunani kuno. Ia
menarik kesimpulan bahwa kalau matahari yang dianggap diam dan bumi serta
planet-planet yang dianggap mengelilingi matahari. Copernicus menjelaskan bahwa
Mataharilah yang sesungguhnya menjadi pusat edar, dimana planet-planet (saat
itu baru ditemukan 6 buah dalam tata surya kita) mengelilinginya.
Artinya, menurut
Copernicus, mataharilah yang sebetulnya merupakan pusat tata surya kita. Namun
demikian, Copernicus masih menganggap orbit planet-planet tersebut masih
berbentuk lingkaran, sementara matahari diam sebagai pusat edarnya di tengah
lingkaran tersebut, demikian pula bintang-bintang yang diduga stasioner. Copernicus
tahu betul betapa bahayanya mengeluarkan pendapat yang bertentangan dengan
pendapat gereja, apalagi pendapat Paus waktu itu. Selama tiga puluh tahun ia
menyimpan bukunya di tempat yang terkunci sambil melakukan pengamatan lebih
lanjut. Tetapi akhirnya ia memutuskan untuk menerbitkannya. Teori heliosentris
Copernicus disampaikan dalam publikasinya yang berjudul de Revolutionibus
Orbium Colestium kepada Paus Pope III dan diterima oleh gereja. Pada tanggal 24
Mei 1543, pada saat contoh bukunya diperlihatkan padanya, ia hembuskan nafasnya
yang terakhir.
C.
Galileo Gallilei
Galileo Galilei dilahirkan pada tahun 1564 di kota Pisa
di-Italia. Galileo menjadi pendukung teori Copernicus.Gallileo adalah salah
seorang ahli astronomi yang mendukung teori heliosentrisnya Copernicus. Ia
berhasil menjadi penemu teleskop pertama yang dapat dengan jelas melihat relief
permukaan bulan, noda-noda matahari planet saturnus dengan cincinnya yang
indah, planet yupiter dengan enam buah satelitnya. Dan yang tak kalah
pentingnya melalui pengamatan dengan teleskopnya, ia mendapat kesimpulan bahwa
bumi bukanlah pusat gerak. Salah satu pengamatan penting yang meyakinkannya
mengenai teori heliosentris adalah masalah fase Venus berdasarkan teori
geosentris. Ptolomeus menyatakan bahwa Venus berada dekat titik antara matahari
dan bumi, sehingga pengamat dari bumi hanya bisa melihat Venus saat mengalami
fase sabit. Tetapi berdasrkan teori heliosentris dan pengamatan yang dilakukan
Galileo, semua fase Venus bisa terlihat, bahkan ditemukan juga sudut piringan
Venus lebih besar pada saat fase sabit dibanding saat purnama. Penemuan ini
tidak hanya membantu menguatkan teori heliosentris Copernicus, tetapi juga
membuka lembaran baru dalam perkembangan dunia dunia astronomi. Pada tahun 1616
M, Galileo diperingatkan agar jangan mendukung teori heliosentris dari
Copernicus. Pada tahun 1632 M, Galileo menerbitkan bukunya yang berjudul
“Dialogue Concerning The Two Chef System of The World ”. Pada musim dingin
tahun 1633 M, ia dipanggil Komite Inquisisi dari gereja Katholik Roma. Setelah
ditahan berbulan-bulan, pada tanggal 22 Juni 1633 ia diajukan ke pengadilan.
Waktu itu usianya telah 70 tahun dan sering sakit-sakitan. Dalam keadaan tua,
ia bersedia menarik kembali dukungannya pada teori Copernicus. Ia tidak jadi
dihukum mati tetapi dikenakan tahanan rumah. Pada tahun 1642, Galileo meninggal
dunia dalam status tahan rumah. Salah satu contoh terkenal yang diajukan oleh
para kritikus tersebut adalah Galileo Galilei, yang pada tahun 1633, dikutuk
karena berpegang teguh pada ajaran jagad raya yang heliosentris (jagad raya
berpusat pada matahari), teori yang pertama kali dicetuskan oleh Nicolaus
Copernicus, seorang imam Katolik. Setelah bertahun-tahun diinvestigasi,
berkonsultasi dengan Paus, berjanji kemudian dilanggar oleh Galileo sendiri,
dan akhirnya suatu pengadilan oleh Tribunal Inkuisisi Romawi dan Universal,
Galileo didapati "dituduh sebagai bidaah" - bukan bidaah, sebagaimana
yang seringkali secara keliru disebut-sebut. Meskipun ilmu pengetahuan modern
membuktikan bahwa dua dari empat thesis ilmiah yang dikedepankan oleh Galileo
sebenarnya keliru, yakni bahwasanya Matahari adalah pusat jagad raya, dan
bahwasanya Bumi mengitari Matahari dalam orbit berbentuk lingkaran sempurna,
Paus Yohanes Paulus II secara terbuka mengungkapkan penyesalan atas
tindakan-tindakan orang-orang Katolik yang memperlakukan Galileo dengan buruk
dalam pengadilan pada tanggal 31 Oktober 1992. Sebuah abstraksi dari
tindakan-tindakan dalam proses pengadilan terhadap Galileo dapat dijumpai di
Arsip Rahasia Vatikan (Vatican Secret Archives), yang mereproduksi sebahagian
arsip tersebut dalam situs web-nya. Kardinal John Henry Newman, pada abad
ke-19, berkata bahwa orang-orang yang menyerang Gereja Katolik hanya mampu
menunjukkan kasus Galileo, yang bagi banyak sejarawan tidaklah membuktikan
adanya oposisi Gereja terhadap ilmu pengetahuan karena justru banyak rohaniwan
Katolik pada masa itu yang didorong oleh Gereja untuk meneruskan penelitian
mereka.
D.
Johanes Kepler
Johannes Kepler adalah seorang penerima tongkat estafet
teori Copernicus sekaligus menyempurnakan teori tersebut. Kepler adalah murid
dari Tycho Brahe (seorang ilmuwan yang kurang percaya terhadap pandangan
heliosentris. Oleh karena itu, dia menyuruh Kepler meneruskan penelitian
tentang itu). Johannes Kepler juga muncul sezaman dengan Galileo. Kepler
beragama Kristen Protestan. Dia adalah seorang penulis ulung yang muskil.
Kepler berkecimpung dalam dunia ilmu pasti dan keselarasannya daripada dalam
pengamatan praktis atau ilmu mekanika. Tycho Brahe telah mewariskan banyak hal
dengan muridnya (J. Kepler), dan dengan memenfaatkan data-data dan alat-alat
Tycho Brahe, J. Kepler berhasil menyempurnakan pandangan heliosentis
Copernicus. Johannes Kepler juga menggunakan teori logaritma dan ilmu ukur
segitiga (trigonometri) yang disempurnakan. Kepler juga berhasil menunjukkan
bahwa planet-planet beredar dalam orbit elip dan matahari sebagai pusat dari
tata surya. Ia membandingkan hubungan antara bumi dan matahari seperti hubungan
besi dan magnet. Namun, ia belum mengetahui apa penyebab semuanya itu
mengelilingi matahari. Keberhasilan Kepler akan pengembangan astronomi tersebut
didukung dengan mengembangkan astrologi untuk memperoleh uang (dana),
dengan pengembangan-nya itulah Ia
dapat mengembangkan ilmu astronomi lebih mendalam. Johannes Kepler dengan
astronomi yang Ia kembangkan, menemukan 3 (tiga) buah hukum astronomi:[4]
a) Orbit dari semua planet berbentuk elips.
b) Dalam
waktu yang sama, garis penghubung antara planet dan matahari selalu melintasi
bidang yang luasnya sama.
c) Bila jarak antara dua planet (A danB) dengan matahari
adalah x dan y, sedangkan waktu untuk melintasi orbit masing-masing adalah P
dan Q Maka:P2:Q2=x2;y2. Ketiga Hukum Keppler masih dipakai sampai saat ini
dalam astronomi, dengan perbaikan seperlunya. Ketiganya berdasarkan Empiri
(Archimedes dan R. Bacon) Dengan sumbangan besar yang dilakukan Keppler dalam
bidang astronomi inilah, kita dapat menyimpulkan bahwa Ia telah memberikan
kontribusi terhadap intelektual masyarakat dunia sampai sekarang.
3.
Pendapat Ulama Matahari Mengelilingi Bumi
Adapun
mengenai matahari mengelilingi bumi telah disebutkan oleh alqur’an dalam
assunnah dalam banyak tempat, diantaranya:
1.
Dalil Al qur’an :
cÎ*sù ©!$# ÎAù't ħôJ¤±9$$Î/ z`ÏB É-Îô³yJø9$# ÏNù'sù $pkÍ5 z`ÏB É>ÌøóyJø9$# |MÎgç6sù Ï%©!$# txÿx. 3 ª!$#ur w Ïöku tPöqs)ø9$# tûüÏJÎ=»©à9$# ÇËÎÑÈ
"Sesungguhnya Allah menerbitkan matahari
dari timur, Maka terbitkanlah dia dari barat," lalu terdiamlah orang kafir
itu; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.(QS.
Ibrahim:258)
Ayat ini dengan jelas menunjukkan
bahwa allah menerbitkan matahari, maka sangat jelas menunjukkan bahwa
mataharilah yang bergerak mengelilingi bumi.seandainya bumi yang berotasi,
niscaya allah ta’ala tidak akan mengatakan bahwa mataharilah yang terbit.
2.
Allah
Ta’ala Berfirman:
$£Jn=sù #uäu }§ôJ¤±9$# ZpxîÎ$t/ tA$s% #x»yd În1u !#x»yd çt9ò2r& (
!$£Jn=sù ôMn=sùr& tA$s% ÉQöqs)»t ÎoTÎ) ÖäüÌt/ $£JÏiB tbqä.Îô³è@ ÇÐÑÈ
Kemudian
tatkala ia melihat matahari terbit, dia berkata: "Inilah Tuhanku, Ini yang
lebih besar". Maka tatkala matahari itu terbenam, dia berkata: "Hai
kaumku, Sesungguhnya Aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan.(QS. Al
an’am :78)
Disini allah menjadikan gerakan terbit
dan terbenam itu oleh matahari, seandainya bumi yang bergerak rotasi maka
seharusnya ayat itu bukan dengan lafazh “افلت” (matahari
terbenam) akan tetapi dengan lafazh “ "
فلما افل عنها ( maka tatkala
ada sesuatu yang membuat matahari itu bergerak hilang).
3. Allah Ta’ala berfirman :
* ts?ur }§ôJ¤±9$# #sÎ)
Myèn=sÛ âurºt¨? `tã óOÎgÏÿôgx. V#s ÈûüÏJuø9$# #sÎ)ur Mt/{xî öNåkÝÎÌø)¨?
|N#s ÉA$yJÏe±9$# öNèdur
Îû
;ouqôfsù çm÷ZÏiB 4 y7Ï9ºs ô`ÏB ÏM»t#uä «!$# 3 `tB
Ïöku
ª!$# uqßgsù ÏtGôgßJø9$# ( ÆtBur ö@Î=ôÒã `n=sù yÅgrB
¼çms9 $|Ï9ur #YÏ©óD ÇÊÐÈ
Dan kamu akan
melihat matahari ketika terbit, condong dari gua mereka ke sebelah kanan, dan
bila matahari terbenam menjauhi mereka ke sebelah kiri sedang mereka berada
dalam tempat yang luas dalam gua itu. itu adalah sebagian dari tanda-tanda
(kebesaran) Allah. barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah, Maka dialah
yang mendapat petunjuk; dan barangsiapa yang disesatkan-Nya, Maka kamu tidak
akan mendapatkan seorang pemimpinpun yang dapat memberi petunjuk kepadanya.(QS.
Alkahfi : 17)
Allah ta’ala menjadikan bahwa yang terbit, condong, tenggelam dan menjauhi
itu semuanya dilakukan oleh matahari,seandainya bukan matahari yang bergerak
niscaya tidak akan disandarkan semua perbuatan tersebut kepada matahari.
Padahal telah maklum dalam kaidah ilmu bahasa arab bahwa pada dasanya ucapan
itu dibawa dibawa pada hakikatnya. Dan diantara bentuk hakikat adalah kalau
sebuah fi’il(kata kerja) disandarkan pada sesutu maka dialah yang melakukan dan
bukan lainnya.
Sebagai sebuah contoh, kalau ada yang berkata : جاء محمد maka yang datang
adalah si muhammad, bukan suratnya,bukan bapaknya,juga bukan pula lainnya yang
masih berkaitan dengan muhammad. Bisa saja dikatakan bahwa lafazd diatas yang
datang adalah suratnya, bukan bapaknya, atau khabarnya, akan tetapi butuh
sebuah qarinah yang sangat kuat yang menghalangi untuk dibawa
kepada maknanya yang sebenarnya, dan
qarinah yang menentukan bahwa yang dimaksud adalah makna lain tersebut.[5]
4, Firman Allah Ta’ala:
uqèdur Ï%©!$# t,n=y{
@ø©9$# u$pk¨]9$#ur
}§ôJ¤±9$#ur tyJs)ø9$#ur
( @@ä. Îû
;7n=sù
tbqßst7ó¡o ÇÌÌÈ
Dan dialah yang
Telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. masing-masing dari
keduanya itu beredar di dalam garis edarnya.(QS. Al Anbiya:33)
5. Firman Allah Ta’ala:
ÓÅ´øóã @ø©9$# u$pk¨]9$# ¼çmç7è=ôÜt
$ZWÏWym …..
dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya
dengan cepat, .
Bahwa malam dan
siang itu mengikuti peredaran matahari.(fatawa arkanil islam hal.45)
6. Allah Ta’ala
Berfirman:
t,n=y{ ÏNºuq»yJ¡¡9$# uÚöF{$#ur Èd,ysø9$$Î/
( âÈhqs3ã @ø©9$#
n?tã Í$pk¨]9$# âÈhqs3ãur
u$yg¨Y9$# n?tã
È@ø©9$# ( t¤yur
}§ôJ¤±9$#
tyJs)ø9$#ur
( @@à2 Ìøgs 9@y_L{ K|¡B 3 wr& uqèd âÍyèø9$#
㻤ÿtóø9$# ÇÎÈ
Dia menciptakan
langit dan bumi dengan (tujuan) yang benar; dia menutupkan malam atas siang dan
menutupkan siang atas malam dan menundukkan matahari dan bulan, masing-masing
berjalan menurut waktu yang ditentukan. ingatlah dialah yang Maha Perkasa lagi
Maha Pengampun.(QS. Azzumar : 5)
Maksudnya adalah Allah
menjadikan malam berputar atas siang, dan ini sebagai dalil bahwa peredaran
malam dan siang itu terjadi pada bumi, seandainya bumi yang berputar maka
semestinya bumilah yang menjadi pergantian malam dan siang.
7. Allah Ta’ala Berfirman:
ħ÷K¤±9$#ur
$yg8ptéÏur ÇÊÈ ÌyJs)ø9$#ur #sÎ)
$yg9n=s? ÇËÈ
1. Demi matahari dan cahayanya di pagi hari,
2. Dan bulan apabila mengiringinya,
Berkata Syaih
Utsaimin “ makna kalimatتلاها adalah datang
setelahnya, dan ini adalah dalil atas peredaran matahari dan bulan serta
keduanya mengelilingi bumi, seandainya bumilah yang beredar mengelilingi
keduanya, maka bulan itu tidak akan datang setelah matahari selamanya, akan
tetapi terkadang matahari yang datang setelah bulan dan terkadang bulan yang
datang setelah matahari, karena matahari itu lebih tinggi daripada bulan.
8. Allah Ta’ala
Berfirman:
w
ߧôJ¤±9$#
ÓÈöt7.^t
!$olm;
br& x8Íôè? tyJs)ø9$# wur ã@ø©9$# ß,Î/$y Í$pk¨]9$# 4 @@ä.ur Îû ;7n=sù cqßst7ó¡o
ÇÍÉÈ
Artinya : Tidaklah
mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malampun tidak dapat mendahului
siang. dan masing-masing beredar pada garis edarnya.(QS. Yaasiin:38-40)
Ayat ini juga
menyandarkan bergerak pada matahari, bukan kebumi.
Dari
surah Yaasiin ayat 40 di atas, dapat diambil kesimpulan :
1. Orbit (falakin) yang berbeda antara
matahari dan bulan (masing-masing).
2. Garis edar matahari dan bulan tidak
terkait dengan pergantian siang dan malam, sehingga Allah menyatakan dua hal
sebagai penegasan "Tidak mungkin matahari mendapatkan bulan" karena
masing-masing memiliki garis edar yang berbeda, matahari mengelilingi galaksi,
bulan mengelilingi bumi, dan "Malam Tidak Dapat Mendahului Siang",
karena bumi berbentuk bulat dan berputar. Matahari dan bulan mungkin saja
sejajar, tetapi tetap "matahari tidak mungkin mendapatkan bulan".
Dalam kaitannya dengan pernyataan peredaran matahari dan
bulan, Allah selalu menyertakan malam dan siang bisa jadi dengan maksud :
1. Agar peredaran matahari dan bulan tidak
disamakan dengan pergantian malam dan siang, karena matahari beredar tidak
mengelilingi bumi, akan tetapi sebaliknya bumi yang mengelilingi matahari,
sehingga penyertaan siang dan malam itu sebagai penegasan bahwa "peredaran
matahari dan bulan" dan "pergantian malam dan siang" adalah dua
hal yang berbeda.
2. Selain itu penggunaan kalimat
"malam dan siang", bukannya "siang dan malam", dimaksudkan
agar tidak dapat dipasangkan dengan "matahari dan bulan", apabila
seseorang melihat kedua kalimat tersebut dari segi urutan kata-katanya,
sehingga semakin jelas bahwa "peredaran matahari dan bulan" berbeda
dengan "pergantian malam dan siang", karena matahari yang selalu
lebih dulu disebut daripada bulan, hal ini berbeda dengan malam (yang berasosiasi
dengan bulan/gelap) yang disebut lebih dulu daripada siang (yang berasosiasi
dengan matahari/terang).
Sekarang
kita lihat di ayat yang lain :
Allah-lah
Yang meninggikan langit tanpa tiang (sebagaimana) yang kamu lihat, kemudian Dia
bersemayam di atas 'Arasy, dan menundukkan matahari dan bulan. Masing-masing
beredar hingga waktu yang ditentukan. Allah mengatur urusan (makhluk-Nya),
menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya), supaya kamu meyakini pertemuan (mu)
dengan Tuhanmu.(Qs.Ar-Ra’du:2)
"Masing-Masing
Beredar" adalah terjemahan dari "Wa Kullun Yajri".
Lihat penggunaan kata "kullun" disini, yang berarti "semua"
(indefinite). Perhatikan bagaimana Al-Qur'an menggunakan bentuk indefinite
"kullun" (tidak mengacu secara spesifik kepada objek tertentu),
bukannya kata indefinite "killahunna" yang berarti
"keduanya". Al-Qur'an ingin mengatakan bukan hanya matahari dan bulan
yang beredar, tapi semua yang ada di alam semesta, dilangit, itu beredar.
Matahari, bumi, bulan, planet-planet dan bintang-bintang semuanya beredar. Kata
"kullun" ini dipakai di semua ayat yang menyatakan peredaran matahari
dan bulan seperti di surah Yaasiin ayat 40 diatas, diikuti pula kata benda/sifat/keterangan bentuk indefinite,
seperti kata "musamman" yang berarti "ditentukan" merupakan
bentuk indefinite, yang berarti tidak terbatas pada matahari dan bulan.
4.
Gerak Bumi dan Tatanan Heliosentris Menurut al-Biruni
al-Qaanuun al-Mas'uudii
adalah
sebuah kitab yang mengkaji tentang matahari sebagai pusat tata surya yang
dikelilingi berbagai benda langit. al-Biruni menyusunnya sekitar tahun 1030 M.
al-Biruni merupakan astronom Islam pertama yang menolak adanya teori geosentris
yang dikemukakan oleh Ptolomeus, al-Biruni menganggap bahwasanya teori geosentris
tidak masuk akal, sehingga al-Biruni menulis karya ini
untuk mendeklarasikan teori baru tentang matahari sebagai pusat peredaran
benda-benda langit.
Pada hakikatnya sebagian besar ilmuwan Timur sebelum
al-Biruni masih melanjutkan pengembangan gagasan ptolomeus. Misalnya “Bumi
tidak bergerak dari tempatnya, tidak pula bergerak di tempatnya”. Secara
rinci dari pengamatan dan perhitungan pribadinya, al-Biruni meragukan
pernyataan tersebut. al-Biruni mengemukakan konsepnya sendiri tentang
kemungkinan gerak bumi. al-Biruni menyatakan secara tegas bahwa;
“Ajaran
bahwa bumi itu diam adalah satu diantara dasar penting astronomi, dogma para
astronom Hindu, tetapi ini memberikan banyak kesukaran berat”
Membuat
analisis apakah bumi bergerak dan dalam arah bagaimana bergerak atau tidak
bergerak, al-Biruni mengutip pendapat astronom Hindu terkenal yaitu
Brahmagupta;
“Para
pengikut Aryabhata berpendapat bahwa Bumi bergerak, langitlah yang diam.
Orang-orang berusaha menolak dengan alasan, andaikata demikian adanya maka
batu-batu dan pohon-pohon akan berlepasan dari tanah.”
Biruni
menambahkan lebih lanjut;
Brahmagupta
tidak setuju dengan mereka dan mengatakan bahwa itu (berlepasan), Sama sekali
bukanlah akibat dari teori mereka, kiranya karena (Brahmagupta) berpikir bahwa
semua benda ditarik kearah pusat bumi. Brahmagupta sendiri menulis: sebaliknya,
kalau saja keadaanya demikian maka bumi tidak akan dapat mempertahankan gerakan
beraturan dan gerakan semacam ini, yang terikat dalam kesesuaian penuh dengan
berbagai posisi-posisi benda langit.
Al-Biruni menerima sepenuhnya pendapat Brahmagupta tentang
tarikan benda-benda ke pusat bumi. Semua elemen (benda) mengarah ke pusat bumi
dengan kecepatan yang sama. Alasan bahwa benda yang berat jatuh lepas cepat ke
bumi daripada yang ringan adalah karena adanya hambatan dari udara. Para
astronom terkenal yang baru maupun yang kuno secara serius mempelajari
persoalan putaran bumi tetapi sambil berusaha menolak fakta bahwa bumi itu
bergerak.
Dalam al-Qaanuun al-Mas'uudii al-Biruni membuktikan bahwa bentuk bumi adalah bulat, bumi
berputar mengelilingi matahari dan bulan berputar berdasarkan garis edarnya
mengelilingi bumi. Pembuktian-pembuktiannya ini dilakukan al-Biruni hampir enam
abad mendahului pembuktian yang dilakukan oleh ilmuwan barat. al-Biruni
mendahului para astronom di dunia, alam menemukan gerakan poros bumi yang
berputar condong, dan gerakan peredaran bumi mengelilingi matahari dalam satu
tahun. al-Biruni mengemukakan konsep kekuatan grafitasi bumi, yang merupakan
satu bukti bahwa bumi berputar pada porosnya. Buktinya ada malam dan siang dan
kita lihat matahari, bulan, dan bintang-bintang terbit di timur dan terbenam di
barat. Benda yang ada di bumi tidak merasakan gerak rotasi tersebut, karena
efek gaya gravitasi yang menarik semua benda tetap berada di permukaan bumi
lebih dominan daripada efek gerak rotasi bumi tersebut.
Gravitasi adalah gaya tarik-menarik yang terjadi antara
semua partikel yang mempunyai massa di alam semesta. Bumi yang memiliki massa
yang sangat besar menghasilkan gaya gravitasi yang sangat besar untuk menarik
benda-benda disekitarnya, termasuk makhluk hidup, dan benda benda yang ada di
bumi. Gaya gravitasi ini juga menarik benda-benda yang ada diluar angkasa,
seperti bulan, meteor, dan benda angkasa laiinnya, termasuk satelit buatan
manusia.
Dalam kitab yang menjadi magnum opusnya, al-Biruni
membuktikan bahwa bintang bergerak mengelilingi poros rasi bintang. al-Biruni
menentukan letak 1024 bintang; al-Biruni meletakkan secara cermat masing-masing
bintang itu pada galaksinya. al-Biruni menjelaskan secara matematis tentang
gerakan planet-planet. al-Biruni menghubungkan gerakan planet-planet itu dengan
gerakan bumi di sekitar matahari, dan batas akhir lingkaran bumi. al-Biruni
mengukur jumlah hari dalam setahun, memperkenalkan musim-musim yang dilalui
dalam setahun, pergantian musim dan al-Biruni menentukan waktu-waktu terjadinya
musim ini.
Dari uraian singkat di atas, dapat dianalisis dengan
menggunakan pendekatan astronomis bahwa, bumi adalah planet ketiga dari
Matahari, yang mengorbit Matahari pada jarak 149 juta km. Waktu bagi Bumi untuk
mengorbit Matahari adalah sekitar 365,2564 hari, sedangkan satu putaran rotasi
terhadap porosnya adalah 23,9345 jam dengan sumbu putaran rotasinya membentuk
terhadap sumbu putar Matahari. Bumi berbentuk pepat dengan jari-jari kutubnya
6356,8 km dan jari-jari ekuatornya 6378, 2 km. Bumi mengorbit dengan lintasan
elips, sehingg jarak matahari dan bumi selau berubah. Titik terdekat dinamakan perihelion
dan titik terjauhnya aphelion yang jaraknya 5 juta km.
Perihelion dicapai oleh Bumi setiap tanggal 4 Januari, sedangkan titik Aphelion
dicapai setiap tanggal 5 Juli. Jika diambil dua titik tetap yang berbeda
untuk menentukan lamanya periode Bumi mengelilingi Matahari, maka akan
diperoleh dua macam tahun, yakni: Tahun Sideris dan Tahun Tropis. Tahun sideris
adalah periode revolusi Bumi mengelilingi Matahari satu putaran elips penuh
yang lamanya 365,2564 hari, sedangkan tahun tropis adalah periode revolusi Bumi
mengelilingi Matahari relatif terhadap titik musim semi yang lamanya adalah
365,2422 hari. Jadi, perbedaan antara tahun sideris dan tahun tropis adalah sekitar
20m24d. Kalender Masehi yang digunakan sekarang dibuat berdasarkan tahun tropis
yang dikenal dengan sistem gregorius yang mana Satu tahun rata-rata kalender
surya Gregorius adalah 365, 2425 hari.
Atmosfir Bumi 78%-nya berupa nitrogen, 21% oxigen, dan 1%-nya
adalah campuran gas lain. Bumi adalah satu-satunya planet yang punya makhluk
hidup. Perputaran rotasi dan besarnya kandungan besi-nikel di intinya
menghasilnya medan gravitasi yang besar. Bumi memiliki sebuah satelit yakni
bulan. Bulan merupakan satelit alam Bumi yang berperan menjaga keseimbangan
lingkungan Bumi, karena pasang surut ditentukan oleh posisi Bulan terhadap
Bumi. Bulan bergerak mengelilingi bumi, dan waktu yang dibutuhkan untuk satu
putaran adalah 29,5 hari.
KESIMPULAN
Konsep tentang bumi sebagaimana yang dituturkan al-Biruni
dalam al-Qaanuun al-Mas'uudii dapat memberikan kesimpulan dasar bahwa al-Biruni
telah mengkaji tentang struktur dan sistem bumi. Pada awalnya al-Biruni
menyimpulkan bahwa sistem geosentris dan heliosentris alam semesta dapat
digunakan untuk menerangkan berbagai gejala astronomi dengan keberhasilan yang
sama. Tetapi kemudian al-Biruni dengan teguh berpihak pada sudut pandang sistem
heliosentris. Para astronom terkemuka seperti Hasan Ali marakhsi (abad ke 13),
Abu Ali Birdjanji (abad ke 16) dan yang lainya berkali-kali menyatakan bahwa
otoritas ilmiah ilmuwan besar seperti Ptolomeus, ar-Razi, Ibnu sina tidak
diragukan berpihak pada faham geosentrisme dan menganggap bahwa bumi tidk
bergerak.
DAFTAR PUSTAKA
Slamet Hambali,
Pengantar Ilmu Falak, (Banyuwangi : Bismillah Publisher 2012),
Andi Hakim Nasution, Pengantar ke
Filsafat Sains, Jakarta: Pustaka Litera Antarnusa ,1989,
Susiknan
Azhari, Ensillopedi Hiasab Rukyat, Yogyakarta:Pustaka Pelajar, 2008,
Muhyiddin Khazin, Ilmu Falak dalam Teori dan
Praktik,
[2] Andi Hakim
Nasution, Pengantar ke Filsafat Sains, Jakarta: Pustaka Litera Antarnusa
,1989, hal. 129
[3]
Susiknan Azhari, Ensillopedi Hiasab Rukyat,
Yogyakarta:Pustaka Pelajar, 2008, hal. 193
[4] Muhyiddin Khazin, Ilmu Falak dalam Teori dan
Praktik, op. cit, hal 30 lihat pula Slamet Hambali, Pengantar Ilmu Falak,
hal 188-191
[5] lihatlah ini pada muqaddimah Irsyadul Fuhul oleh Imam Syaukani 1/120 dst, syarah
ushul min ilmil ushul oleh syaih utsaimin hal.89, Ma’alim Ushul fiqh ‘inda
ahlu sunnah waljama’ah oleh syaih muhammad al ziyani hal.114 dan kitab ushul
lainnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar