Senin, 26 Mei 2014

konsep permulaan awal bulan Qmaraiyah dalam tinjauan sains

BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang Masalah          
          Kalender merupakan sesuatu yang sangat urgen dalam kehidupan umat manusia, karena manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup kecuali dengan berinteraksi dengan lainnya. Dalam sekup kehidupan yang kecil saja, jika ada dua orang yang berjanji akan bertemu untuk suatu urusan, maka akan sangat sulit melaksanakannya kecuali ada sebuah kalender yang bisa digunakan sebagai patokan janji mereka tersebut. Misalnya dua bulan lagi pada hari ini dan tanggal sekian, bulan dan tahun sekian. Dalam fikih muamalah, jika jual beli misalnya dilaksanakan secara tempo, baik dari pihak penjual maupun pembeli, maka harus ditentukan waktu pembayarannya agar tidak terjerumus pada jahalah (ketidakjelasan). Dan itu sangat sulit kalau tidak ada sistem kalender yang menjadi patoka nmereka berdua. Perlunya mengetahui waktu ini diisyaratkan oleh Alloh Subhanahu wa Ta’ala dengan sangat nampak dalam banyak ayat-Nya. Di antaranya adalah:
            “Dia-lah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya. Dan ditetapkan-Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu rnengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Alloh tidak menciptakan yang demikian itu melainkan dengan haq. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya ) kepada orang-orang yang mengetahui.” (QS. Yunus [10]:5)
            “Dan Kami jadikan malam dan siang sebagai dua tanda, lalu Kami hapuskan tanda malam dan Kami jadikan tanda siang itu terang, agar kamu mencari karunia dari Robbmu, dan supaya kamu mengetahui bilangan tahun-tahun dan perhitungan.Dan segala sesuatu telah Kami terangkan dengan jelas.” (QS. al-Isro': 12)
            “Sesungguhnya hitungan bulan di sisi Alloh ada 12 bulan dalam hitab Alloh pada hari menciptakan langit dan bumi, di antaranya terdapat empat bulan haram (mulia). Ini adalah agama yang lurus.” (QS. at-Taubah [9]: 36)
            Ayat-ayat ini memberikan isyarat bahwa penciptaan langit dan bumi serta alam semesta juga peredaran bulan, matahari dan benda langit lainnya, adalah dalam waktu yang telah ditetapkan oleh Alloh tanpa bergeser sedikitpun. Hal ini memungkinkan bagi manusia -dengan taufik dari Alloh- untuk merumuskan pembuatan kalender untuk hari-hari yang akan datang. Banyak sekali aktivitas manusia yang membutuhkan penentuan waktu yang tepat, terutama bila kita melihat perkembangan dunia yang demikian pesat ini. Maka, semua itu tidak mungkin terIaksana kecuali dengan adanya sebuah kalender yang mapan. Bahkan kalau boleh kita katakan, kalender adalah sebuah tuntutan peradaban( civiIizational imperative) yang bahkan juga merupakan syarat bagi suatu peradaban agar tetap eksis dan berkembang.
            Oleh karena itulah sistem pembuatan kalender ini sudah ada sejak dahulu kala, jauh sebelum kedatangan Islam. Dan saat Rosululloh Shalloohu ‘alaihi wa Salam datang di jaziroh Arab, saat itu sudah ada nama hari, tanggal, dan bulan. Rosululloh Shalloohu ‘alaihi wa Salam menetapkannya dan tidak mengingkarinya. Bahkan kaum muslim generasi awal -tepatnya zaman Kholifah Umar bin Khoththob radhialloohu ‘anhu, -mereka ingin membuat sebuah kalender dan menetapkan nama hari dan bulan sebagaimana yang sudah ada sejak zaman jahiliyyah.
B.       Rumusan Masalah
1.      Bagaimana konsep 12 bulan dalam satu tahun dalam perspektif al-Qur’an?
2.      Apa pengaruh peredaran semu matahari terhadap tata kehidupan bumi?
3.      Bagaimana konsep permulaan awal bulan Qmaraiyah dalam tinjauan sains?

C.      Tujuan Pembahasan
1.      Mengetahui konsep 12 bulan dalam satu tahun dalam perspektif al-Qur’an
2.      Mengetahui pengaruh peredaran semu matahari terhadap tata kehidupan bumi
3.      Mengetahui konsep permulaan awal bulan dalam tinjauan sains






BAB II
12 BULAN DALAM SATU TAHUN
 (KAJIAN AYAT ASTRONOMI BENDA-BENDA LANGIT SEBAGAI PENANDA WAKTU)
                                                                                                                
A. Kajian  Tafsir : Satu Tahun Terdiri Dari 12 Bulan
ِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ فَلَا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِينَ كَافَّةً كَمَا يُقَاتِلُونَكُمْ كَافَّةً وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ مَعَ الْمُتَّقِينَ
            Artinya : Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, Maka janganlah kamu Menganiaya diri kamu dalam bulan-bulan itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana merekapun memerangi kamu semuanya, dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa.(Qs. at Taubah : 36)[1]
             Alloh SWT  mengabarkan bahwa bilangan bulan pada hokum Alloh dan tercatat di lauhul mahfuzh adalah 12 bulan di waktu Dia menciptakan langit dan bumi. Diantara bulan-bulan tersebut terdapat 4 bulan haram ; Alloh mengharamkan melakukan peperangan pada waktu itu ( keempat bulan haram tersebut yaitu ; Dzul Qo’dah, Dzulhijjah, Muharrom dan Rojab). Itu adalah agama yang lurus. Oleh karena itu, janganlah kalian menganiaya diri kalian pada bulan-bulan tersebut, karena bertambahnya pengharamannya, perbuatan zholim pada waktu itu lebih dahsyat daripada bulan-bulan lainnya, bukan berari kezhaliman boleh dilakukan di luar bulan-bulan tersebut. Dan, perangilah perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana merekapun memerangi kamu semuanya, dan ketahuilah bahwa Alloh berserta orang-orang yang bertaqwa  dengan penguatan dan pertolongannya.[2] Alloh ta’ala mengawali ayat yang mulia ini dengan huruf “إن ”    yang berarti ‘ sesungguhnya’. Dalam Ilmu Bahasa Arab huruf ini digolongan sebagai salah satu huruf yang berfungsi untuk menegaskan sebuh pernyataan ( Harfu Littaukiid ). Muhammad ath Thohir bin Muhammad bin Muhammad ath Thohir bin Asyur at Tunisiy (Wafat : 1393 H) di dalam tafsirnya, التحرير والتنوير من التفسير (at Tahriir wa at Tanwiir min at Tafsiir) mengatakan, pembukaan ungkapan dengan menggunakan huruf taukiid untuk menunjukkan pentingnya isi ungkapan yang hendak disampaikan supaya pendengaran dan hati orang yang mendengarnya akan benar-benar memperhatikannya. [3]
                Alloh ta’ala berfirman, إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah yang dimaksud dengan bulan di sini yaitu  : Bulan Qomariyah, karena ada indikasi yang menunjukkan demikian, yaitu di antaranya sabda nabi shallallohu ‘alaihi wasallam yang nanti akan disebutkan secara sempurna  insyaa Allohu ta’ala tatkala membahas firman Alloh ta’ala, “مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ di antaranya empat bulan haram. Namun, tidak mengapa sekarang saya sebutkan sisi pengambilan sabda beliau sebagai indikasi bahwa bulan yang dimaksud adalah bulan qomariyah, bukan syamsyiyyah. Dalam sabda beliau , beliau menyebutkan bulan “ DzulQo’dah, Dzulhijjah, Muharrom, dan Rojab “. Keempat bulan ini semunya adalah “ bulan Qomariyah”. Dengan demikian, diduga kuat bahwa yang dimaksud dengan bulan dalam firman Alloh, إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah “bulan Qomariyah”.  Wallohu a’lam. Di samping karena bulan qomariyah adalah bulan yang masyhur di kalangan orang arab yang mana alQur’an diturunkan dengan menggunakan bahasa mereka… [4]
            Firman Alloh, “  عِنْدَ اللَّهِ “ (pada sisi Allah), ini menunjukkan bahwa bulan-bulan dalam setahun tersebut merupakan ketetapan Alloh ta’ala. Adapun jumlah bulan-bulan tersebut adalah 12 bulan.Dalam ayat ini, Alloh tidak menyebutkan secara terperinci mengenai nama masing-masing bulan. Nama-nama bulan tersebut yaitu ; المحرم  (Muharrom), صفر (Shofar), ربيع أول (Robi’ul Awwal), ربيع الآخر (Robi’ul Akhir), جمادى الأولى  (jumadal Ula), جمادى الآخر الآخرة (jumadal Akhiroh), رجب (rojab), شعبان (sya’ban), رمضان (Ramadhan), شوال (syawwal), القعدة (Dzul Qo’dah ), الحجة (Dzuhijjah) [5] 
            Kemudian, Alloh berfirman,  مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ, di antaranya(yakni : di antara keduabelas bulan yang telah kita sebutkan tadi) ada empat bulan haram. Apa sajakah keempat bulan tersebut ? Rosululloh shallallohu ‘alaihi wasallam bersabda,
السنة اثنا عشر شهرا منها أربعة حرم ثلاث متواليات ذو القعدة وذو الحجة والمحرم ورجب مضر الذي بين جمادى وشعبان
Di dalam satu tahun ada dua belas bulan dan di antaranya terdapat empat bulan haram, tiga di antaranya berturut-turut: Dzulqa’dah, Dzulhijjah dan Muharram, dan Rajab yang berada di antara bulan Jumada dan Sya’ban. [6]
            Jadi, keempat bulan tersbut adalah : Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab. Inilah yang difahami oleh Abdullah bin Abbas saat menafsirkan ayat tersebut di atas seperti dinukil oleh  al-Hafizh ibnu Kasir di dalam kitabnya, “ Tafsir al Qur’an al Azhim[7]. Sementara itu Bulan berevolusi sampai kembali membentuk posisi satu garis lurus antara matahari-bulan-bumi (fase ini disebut dengan konjungsi) selama 29 hari 12 jam 44 menit 2,8 detik. Inilah yang dinamakan dengan satu bulan. Dua belas kali peristiwa ini 354 hari 8 jam 48 menit 35 detik) waktunya hampir sama dengan kala edar bumi mengelilingi matahari (satu tahun kalender Miladiyah). Al-Biruni (362-440 H), seorang astronom muslim, mengatakan bahwa inilah yang menyebabkan satu tahun dalam kalender Hijriyah ada 12 bulan[8]. Apabila kita melacak kembali pada kitab-kitab tafsir seperti Jâmi’u’l Bayân, Imam al-Thabari mengatakan bahwa jumlah 12 bulan dalam setahun adalah ketetapan Allah Swt. sesuai Firman Allah Swt. dalam Surah al-Taubah ayat 36-37. Imam al-Razi juga menambahkan bahwa jumlah 12 bulan dalam setahun ini sudah ditetapkan di al-Lauh al-Mahfûdz dan tercantum dalam al-Quran.
B. Kajian Astronomi Benda Langit Sebagai Penanda Waktu
وَالْقَمَرَ قَدَّرْنَاهُ مَنَازِلَ حَتَّى عَادَ كَالْعُرْجُونِ الْقَدِيمِ
“Dan telah Kami tetapkan bagi bulan manzilah-manzilah, sehingga (setelah dia sampai ke manzilah yang terakhir) kembalilah dia sebagai bentuk tandan yang tua” (Yaa Siin : 39)
 لَا الشَّمْسُ يَنْبَغِي لَهَا أَنْ تُدْرِكَ الْقَمَرَ وَلَا اللَّيْلُ سَابِقُ النَّهَارِ وَكُلٌّ فِي فَلَكٍ يَسْبَحُونَ
“Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malampun tidak dapat mendahului siang. Dan masing-masing beredar pada garis edarnya” (Yaa Siin : 40)
http://t3.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQobTkPKqDQHOdhnEdQVq7sDZDXzBagfrZn3MKkOwOGr2UW5ZriWQ
            1. Peredaran semu matahari
1.     وَالشَّمْسُ تَجْرِي لِمُسْتَقَرٍّ لَهَا ذَلِكَ تَقْدِيرُ الْعَزِيزِ الْعَلِيم
“dan matahari berjalan ditempat peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui” (Yaa Siin : 38)
                                                                                       
            Setiap hari kita melihat bahwa matahari terbit di kaki langit sebelah Timur, lalu bergerak makin lama makin tinggi, hingga akhirnya pada tengah hari mencapai tempat kedudukannya yang paling tinggi pada hari itu. Setelah itu ia meneruskan perjalannya, tempatnya di langit makin lama makin rendah, dan pada senja hari kita lihat ia terbenam di ufuk sebelah Barat.
            Perjalanan matahari seperti itu bukanlah gerak matahari yang sebenarnya, akan tetapi terjadi akibat adanya perputaran bumi pada porosnya (rotasi) selama sehari semalam.
http://images.fmsimatupang.multiply.com/image/1/photos/upload/300x300/RcbBtAoKCqQAAHvIMXg1/Precession.jpg?et=2obi4WNnZIpquqB9axEmcg&nmid=19372841
            Peristiwa perjalanan matahari semacam itu dinamakan perjalanan semu matahari. Disamping melakukan perjalanan semu, matahari juga melakukan perjalanan tahunannya yang sesungguhnya, yakni perjalanan matahari dari arah Barat ke Timur dalam waktu satu tahun (365,2425 hari) untuk sekali putaran. Dengan demikian dalam sehari matahari bergerak 000 59' 08,33". Jalur perjalanan tahunan matahari itu tidak berimpit dengan equator langit, tetapi ia membentuk sudut sekitar 230 27' dengan equatr. Jalur perjalanan matahari inilah yang disebut Ekliptika (da-iratul Buruj). Ekliptika (da-iratul Buruj) ialah lingkaran besar pada bola langit yang memotong lingkaran equator langit dengan membentuk sudut 230 27' .
            Titik perpotongan antara lingkaran equator dengan ekliptika itu terjadi dua kali. Perpotongan pertama terjadi pada saat matahari bergerak dari langit bagian selatan ke langit bagian utara yaitu di titik Aries (tanggal 21 Maret) yang disebut Vernal Equinox. Perpotongan kedua terjadi pada saat matahari bergerak dari bagian langit utara ke bagian langit selatan yaitu pada titik Libra (tanggal 23 September) yang disebut Auntumnal Equinox.
            Ekliptika terbagi atas 12 bagian yang masing-masing besarnya 30 derajat. Bagian-bagian itu disebut rasi bintang (mintaqatul buruj/zodiac/ constelation). Zodiak ini terdiri dari dua belas (12) rasi bintang yang membentang disepanjang ekliptika, sehingga seolah-olah merupakan ikat pinggang bola langit. Rasi bintang ialah gugusan bintang-bintang yang sering disebut dengan zodiak atau constelation. Rasi bintang yang ada di sabuk zodiak ada 12, yaitu: Pada saat matahari menduduki rasi bintang Aries, Taurus dan gemini atau antara tanggal 21 Maret – 21 Juni (matahari berada disebelah utara ekuator) belahan bumi bagian utara mengalami musim bunga (spring) dan belahan bumi bagian selatan mengalami musim rontok (autum). Pada saat matahari menduduki rasi bintang Cancer, Leo dan Virgo atau antara tanggal 21 Juni – 23 September (matahari berada disebelah utara ekuator) belahan bumi bagian utara mengalami musim panas (summer) dan belahan bumi bagian selatan mengalami musim dingin (winter).
            Pada saat matahari menduduki rasi bintang Libra, Scorpio dan Sagitarius atau antara tanggal 23 September – 22 Desember (matahari berada disebelah selatan ekuator) belahan bumi bagian utara mengalami musim rontok dan belahan bumi bagian selatan mengalami musim bunga. Pada saat matahari menduduki rasi bintang Aries, Taurus dan gemini atau antara tanggal 22 Desember – 21 Maret (matahari berada disebelah selatan ekuator) belahan bumi bagian utara mengalami musim dingin dan belahan bumi bagian selatan mengalami musim panas
http://wulanamigdala.files.wordpress.com/2011/01/images1.jpg
            2. Peredaran bulan
uqèd Ï%©!$# Ÿ@yèy_ š[ôJ¤±9$# [ä!$uÅÊ tyJs)ø9$#ur #YqçR ¼çnu£s%ur tAÎ$oYtB (#qßJn=÷ètFÏ9 yŠytã tûüÏZÅb¡9$# z>$|¡Åsø9$#ur 4 $tB t,n=y{ ª!$# šÏ9ºsŒ žwÎ) Èd,ysø9$$Î/ 4 ã@Å_ÁxÿムÏM»tƒFy$# 5Qöqs)Ï9 tbqßJn=ôètƒ ÇÎÈ
Dia-lah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkan-Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan yang demikian itu melainkan dengan hakdia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang Mengetahui.
            Bulan terbentuk saat planet lain bertumbukan dengan bumi muda. Pecahan batuan dari peristiwa itu uncul bersama dan membentuk bulan.[9] Kalender Hijriah Dalam peredarannya, bulan melakukan tiga gerakan sekaligus, yaitu rotasi,revolusi, dan bersama dengan bumi mengitari matahari. Periode rotasinya sama denganperiode revolusinya. Akibatnya, muka bulan yang menghadap bulan selalu sama yakniseparuh bagian dan bagian lain tidak pernah menghadap ke bumi. Untuk satu kalibergerak berputar mengelilingi bumi, bulan memerlukan waktu selama 27 1/3 hari yangdisebut satu bulan sideris. Sebenarnya, pada saat tersebut bumi telah bergerak mengitarimatahari sejauh 270.

http://t0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQXb6Tmcf4kkPSUyPmvCW55YObYIhvt1XOm0gSTTFsMtw4SZvb1
             Jadi, bulan harus menempuh selisih jarak tersebut agar kembali keposisi semula relative terhadap matahari. Dengan demikian, selang waktu satu kalirevolusi bulan adalah 29 ½ hari yang disebut satu bulan sinodis (qomariah).[10] Dari kedudukan bulan yang berbeda-beda menghasilkan bentuk bulan yangberbeda pula yang disebut fase bulan, yaitu: 1. Pada kedudukan 1, yaitu pada saat kedudukan matahari, bulan dan bumi terletak satu garis lurus. Pada kedudukan bulan mulai berevolusi disebut bulan baru atau bulan muda. 2. Pada kedudukan 2, separuh bagian bulan yang menghadap bumi kira-kira hanya seperempatnya yang terkena sinar matahari. Akibatnya, kita melihat bulan sabit.[11]  3. Pada kedudukan 3, separuh bulan yang menghadap bumi kira-kira hanya seperempatnya yang terkena sinar matahari. Akibatnya, kita melihat setengah bulatan yang disebut kuartir pertama atau bulan separuh. 4. Pada kedudukan 4, separuh bagian bulan yang menghadap bumi kira-kira tiga per empatnya terkena sinar matahari. Akibatnya, kita melihat bulan cembung. 5. Pada kedudukan 5, separuh bagian bulan yang menghadap bumi seluruhnya terkena sinar matahari. Akibatnya, kita melihat bulan purnama. PERUBAHAN PENAMPAKAN BENTUK BULAN (FASE BULAN)[12]

http://t0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcR69D5N2qHFE4QG1PSCRvuwH9aqk3J8BpforVkrE2jaC1h2fnf2ng
            Kalender Hijriah dibangun berdasarkan rata-rata silkus sinodik bulan kalenderlunar (qomariyah), memiliki 12 bulan dalam setahun. Dengan menggunakan siklussinodik bulan, bilangan hari dalam satu tahunnya adalah (12 x 29,53059 hari = 354,36708hari). Hal inilah yang menjelaskan 1 tahun Kalender Hijriah lebih pendek sekitar 11 haridibanding dengan 1 tahun Kalender Masehi. Penentuan dimulainya sebuah hari/tanggalpada Kalender Hijriah berbeda dengan pada Kalender Masehi. Pada sistem KalenderMasehi, sebuah hari/tanggal dimulai pada pukul 00.00 waktu setempat. Namun padasistem Kalender Hijriah, sebuah hari/tanggal dimulai ketika terbenamnya matahari ditempat tersebut. Faktanya, siklus sinodik bulan bervariasi.
            Kalender Hijriah bergantung pada posisi bulan, bumi dan matahari. Usia bulan yangmencapai 30 hari bersesuaian dengan terjadinya bulan baru (new moon) di titik apooge,yaitu jarak terjauh antara bulan dan bumi, dan pada saat yang bersamaan, bumi beradapada jarak terdekatnya dengan matahari (perihelion). Sementara itu, satu bulan yangberlangsung 29 hari bertepatan dengan saat terjadinya bulan baru di perige (jarak terdekatbulan dengan bumi) dengan bumi berada di titik terjauhnya dari matahari (aphelion). Darisini terlihat bahwa usia bulan tidak tetap melainkan berubah-ubah (29 - 30 hari) sesuaidengan kedudukan ketiga benda langit tersebut (Bulan, Bumi dan Matahari). Penentuan awal bulan (new moon) ditandai dengan munculnya penampakan(visibilitas) Bulan Sabit pertama kali (hilal) setelah bulan baru (konjungsi atau ijtimak).Pada fase ini, Bulan terbenam sesaat setelah terbenamnya Matahari, sehingga posisi hilalberada di ufuk barat. Jika hilal tidak dapat terlihat pada hari ke-29, maka jumlah hari padabulan tersebut dibulatkan menjadi 30 hari. Tidak ada aturan khusus bulan-bulan manasaja yang memiliki 29 hari, dan mana yang memiliki 30 hari. Semuanya tergantung padapenampakan hilal.







BAB III
PENUTUP
A.  Kesimpulan
            Alloh SWT  mengabarkan bahwa bilangan bulan pada hukum Alloh dan tercatat di lauhul mahfuzh adalah 12 bulan di waktu Dia menciptakan langit dan bumi sebagiamana dijelaskan dalam surat at-taubah ayat 36 diatas, para mufasir mnyebutkan bahwasannya hal tersebut adlah mengabarkan kalender qomariyah.
            Salah satu pengaruh dari peredaran semu matahari yakni akan Nampak dirasakan saat matahari menduduki rasi bintang Aries, Taurus dan gemini atau antara tanggal 21 Maret – 21 Juni (matahari berada disebelah utara ekuator) belahan bumi bagian utara mengalami musim bunga (spring) dan belahan bumi bagian selatan mengalami musim rontok (autum). Pada saat matahari menduduki rasi bintang Cancer, Leo dan Virgo atau antara tanggal 21 Juni – 23 September (matahari berada disebelah utara ekuator) belahan bumi bagian utara mengalami musim panas (summer) dan belahan bumi bagian selatan mengalami musim dingin (winter).
            Pada saat matahari menduduki rasi bintang Libra, Scorpio dan Sagitarius atau antara tanggal 23 September – 22 Desember (matahari berada disebelah selatan ekuator) belahan bumi bagian utara mengalami musim rontok dan belahan bumi bagian selatan mengalami musim bunga. Pada saat matahari menduduki rasi bintang Aries, Taurus dan gemini atau antara tanggal 22 Desember – 21 Maret (matahari berada disebelah selatan ekuator) belahan bumi bagian utara mengalami musim dingin dan belahan bumi bagian selatan mengalami musim panas
            separuh bagian bulan yang menghadap bumi kira-kira hanya seperempatnya yang terkena sinar matahari. Akibatnya, kita melihat bulan sabit. Bulan sabit nilah yang dijadikan pertanda masuknya awal bulan dalam penanggalan hijriyah.
B. Saran-saran
       Al-Qur’an sebagai pedoman hidup umat manusia yang tidak pernah mengalami kadaluarsa informasi dan kebenaran sudah semestinya memiliki tempat yang strategis dalam semua lini kehidupan, tak pelak khususnya dalam hal perkembangan ilmu pengetahuan. Banyak ayat-ayat al-Qur’an yang menerangkan tentang pelbagai aktifitas benda langit yang notabene dijadikan sebagai dasar penetapan suatu waktu yang sangat urgen bagi keberlangsungan hidup umat manusia.






DAFTAR PUSTAKA
·         Al-Qur’an dan terjemahan Departeman Agama Republik Indonesia
·         At Tahriir wa at Tanwiir min at Tafsiir, Muhammad ath Thohir bin Muhammad bin Muhammad ath Thohir bin Asyur at Tunisiy . .
·         Khazin, Muhyiddin. 2007. Ilmu Falak dalam Teori dan Praktek. Yogyakarta: Buana Pustaka
·         Moh Murtadho2008, Ilmu Falak Praktis, Malang: UIN Malang Press,
·         Nicholas Harris, 2007,Atlas Ruang Angkasa, Jakarta: Erlangga
·         Tafsir al Muyassar,  Sejumlah Profesor bidang tafsir di bawah bimbingan Dr. Abdullah bin Abdul Muhsin  at Turki












[1] Asbabu nuzul: Ibnu Jarir mengetengahkan sebuah atsar melalui Abu Malik yang menceritakan, bahwa pada zaman jahiliah orang-orang menjadikan satu tahun menjadi tiga belas bulan. Maka mereka menjadikan bulan Muharam sebagai bulan Shafar, sehingga mereka menghalalkan banyak hal yang diharamkan pada bulan Muharam tersebut. Lalu Allah menurunkan firman-Nya, “Sesungguhnya mengundur-undur bulan haram itu adalah menambahkan kekafiran.” (Q.S. At-Taubah 37).


[2] . (Tafsir al Muyassar,  Sejumlah Profesor bidang tafsir di bawah bimbingan Dr. Abdullah bin Abdul Muhsin at Turki)
[3] at Tahriir wa at Tanwiir min at Tafsiir, Muhammad ath Thohir bin Muhammad bin Muhammad ath Thohir bin Asyur at Tunisiy (Wafat : 1393 H)
[4] ( Lihat, at Tahriir wa at Tanwiir min at Tafsiir, Ibnu Asyur ).

[5] Menurut Tantawi al-Jauhari dalam Azhari (2007) nama – nama bulan Islam yang sekarang diadopsi berasal dari zaman Kilab bin Murrah salah satu kakek Nabi Muhammad saw. Lihat juga ( Lihat  المشهور في أسماء الأيام والشهور , al-Masyhuuru Fii Asmaai al Ayyaam wa asy Syuhuur, Syaikh Ilmuddin as Sakhowi) .
[6] (HR. al-Bukhari, no.4385).

[8] Ahmad Fuad Basya, Âfâqu’l Mu’âshirah fî Turâtsinâ al-‘Ilmi, hal. 148
[9] Nicholas Harris, 2007,Atlas Ruang Angkasa, Jakarta: Erlangga, hal 13
[10] Moh Murtadho,  2008, Ilmu Falak Praktis, Malang: UIN Malang Press, , hal 57
[11]  Khazin, Muhyiddin. 2007. Ilmu Falak dalam Teori dan Praktek. Yogyakarta: Buana Pustaka , hal.108
 [12] Lihat juga di http://www.alexanderandthings.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

n
a
d
e
M
k
a
n
a
n
a
s
a
w
a
k
i
d
a
d
a
r
e
b
a
d
n
A
i
l
u
a
N
n
a
u
h
u
b
i
S
a
r
t
u
P
u
a
t
n
a
R
k
a
n
A
i
s
y
l
D
n
a
w
a
n
u
G
i
d
n
a
w
r
E