Beberapa
Istilah dan Lambang dalam Hisab Awal Bulan Hijriyah
Oleh : Shofiyulloh,
ST
Agar Hisab awal bulan hijriyah
lebih mudah di pelajari dan di pahami, maka kita harus mengerti dulu dengan
bahasa ilmu tersebut. Jadi sebaiknya langkah pertama yang harus kita lakukan
sebelum mempelajarinya adalah memahami terhadap istilah-istilahnya. Berikut
beberapa istilah dalam hisab awal bulan beserta penggambarannya:
1.
Khatulistiwa Bumi dan
Khatulistiwa Langit
Buatlah suatu lingkaran secara melintang pada bola dunia yang membelah
bola dunia menjadi dua bagian yang sama (masing-masing 90°),
yakni belahan utara dan selatan. Lingkaran tersebut dinamakan Khatulistiwa Bumi
yang dalam bahasa Arab dinamakan الإستوء خط.
Jika lingkaran khatulistiwa diperbesar hingga mencapai bola langit, maka
pada bola langit tercipta sebuah lingkaran yang dinamakan Khatulistiwa langit
atau Equator, dalam bahasa Arab dinamakan النهار معدل.
2.
Bujur Bumi dan Bujur Langit
Sekarang berdirilah kita diatas permukaan bumi. Kemudian tariklah dari
tempat kita berdiri sebuah garis lurus ke utara sampai ke kutub utara, dan ke
selatan sampai ke kutub selatan. Garis itu dinamakan Garis Bujur Bumi yang
dikenal dengan sebutan garis bujur saja.
Sedangkan jika garis bujur bumi diperluas hingga mencapai bola langit,
maka pada bola langit tercipta sebuah garis yang dinamakan Garis Bujur Langit.
Kesepakatan
internasional menetapkan permulaan perhitungan garis bujur bumi (bujur 0°), di
mulai pada garis bujur yang melintasi kota
Greenwich di Inggris. Jarak antara garis bujur yang melintasi suatu tempat
dengan garis bujur yang melintasi kota
Greennwich dinamakan Bujur Tempat, dalam bahasa Arab bujur tempat itu dinamakan
البلد طول. Dari bujur Greenwich ke arah timur sampai 180° dinamakan
bujur timur yang ditandai nilai negatip, dan ke arah barat sampai 180° dinamakan
bujur barat, nilainya positip. Tanda nilai bujur ini berhubungan dengan waktu,
artinya untuk mendapatkan standar waktu internasional GMT, wilayah timur (bujur
timur) harus dikurangi angka tertentu. Sebaliknya, bujur barat harus ditambah
angka tertentu.
Garis
bujur timur 180° dan garis bujur barat 180° bertemu dan berhimpit dilautan
Pasifik dan dijadikan garis batas tanggal dalam penanggalan Masehi.
Singkatan bujur tempat yang dipakai dalam
buku ini adalah BT sedangkan lambang astronominya l (cara baca : lamda).
3.
Lintang
Jarak dari tempat kita berdiri
tadi sepanjang garis bujur sampai ke khatulistiwa bumi dinamakan Lintang
Tempat, dalam bahasa Arab dinamakan البلد عرض
. Jika tempat kita
berdiri di utara khatulistiwa, maka lintang tempat kita bernilai positip dan
jika tempat kita berdiri di selatan khatulistiwa, maka lintang kita bernilai
negatip. Singkatan lintang tempat adalah LT dan lambangnya j
(cara baca : fi).
4.
Titik Zenith dan Titik Nadir
Tetaplah berdiri di permukaan bumi. Sekarang tariklah garis tegak lurus
ke atas dan ke bawah. Jika garis itu diperpanjang, maka yang ke atas akan
mencapai bola langit pada sebuah titik
yang dinamakan Titik Zenith atau Titik Puncak Langit, dalam bahasa Arab
dinamakan سمت
الرأ س, dan yang ke bawah setelah menembus bumi
akan mencapai bola langit pada sebuah titik yang dinamakan Titik Nadir atau
Titik Kaki (titik paling bawah dari bola langit), dalam bahasa Arab
dinamakan سمت القدم
5.
Lingkaran Vertikal
Jika kita membuat lingkaran pada bola langit yang melalui titik zenith
dan titik nadir, maka lingkaran tersebut dinamakan Lingkaran Vertikal yang
dalam bahasa Arabnya dinamakan الإرتفاع دائرة
6.
Lingkaran Meridian
Tetapi jika kita membuat lingkaran vertikal menurut arah utara dan
selatan sehingga melewati titik kutub langit utara dan titik kutub langit
selatan yang membagi bola langit menjadi dua bagian yaitu bagian barat dan
timur, maka lingkaran yang kita buat itu dinamakan Lingkaran Meridian yang
dalam bahasa Arab dinamakan دائرة نصف النهار,
yakni lingkaran yang menjadi batas tengah hari.
7.
Ufuk, Kerendahan Ufuk
Coba berputarlah ke semua arah di tempat kita berdiri, kita akan melihat
lingkaran yang menjadi batas antara belahan langit yang tampak dengan yang
tidak tampak. Lingkaran itulah yang dinamakan Ufuk Mar’i (ufuk yang terlihat).
Di dalam ilmu falak kalau disebut ufuk saja, maka yang dimaksud adalah Ufuk
Sejati, yaitu lingkaran horizontal yang titik pusatnya pada titik pusat bumi
dan jaraknya 90° dari titik zenit.
Kalau kita buat lingkaran
dipermukaan bumi yang sejajar dengan ufuk sejati, itulah yang dinamakan
Ufuk Hissi, yaitu bidang datar yang menyinggung bumi yang dipisahkan oleh jarak
sebesar semi diameter bumi dengan ufuk sejati. Akan tetapi karena begitu
besarnya jarak-jarak pada bola langit, maka jarak sebesar semi diameter bumi
itu diabaikan, sehingga ufuk hissi dianggap berhimpit dengan ufuk sejati.
Kedudukan ufuk mar’i yang kita lihat tadi, selalu lebih rendah dari ufuk
hissi. Semakin tinggi tempat kita dari permukaan air laut, kedudukan ufuk mar’i
akan semakin rendah. Selisih kedudukan ufuk mar’i dengan ufuk hissi dinamakan
Kerendahan Ufuk, dalam bahasa Arab dinamakan الأفق إختلا
Singkatannya DIP
8.
Ketinggian
Cobalah kita mengukur ketinggian titik pusat suatu benda langit sepanjang
lingkaran vertikal yang melalui titik pusat benda langit tersebut dari garis
ufuk, maka hasilnya dinamakan Ketinggian, dalam bahasa Arab dinamakan الإرتفاع .
Ketinggian benda langit biasa diberi tanda positif apabila berada diatas ufuk,
dan di beri tanda negatif apabila berada dibawahnya.
9.
Titik Kulminasi
Coba kita perhatikan perjalanan harian matahari. Pada pagi hari
ketinggian matahari rendah, seiring berjalannya waktu ketinggian matahari
bertambah tinggi, ketika siang hari ketinggian matahari sangatlah tinggi,
setelah itu berangsur-angsur ketinggian matahari itu rendah kembali hingga
akhirnya ketika petang hari ia tenggelam.
Ketika matahari mencapai titik tertinggi dalam perjalanan hariannya
itulah yang dinamakan Titik Kulminasi yang dalam bahasa Arabnya dinamakan الإرتفاع غاية
. Keadaan ini tercapai ketika titik
pusat matahari berada di garis lingkaran meridian. Saat itulah yang disebut
dengan saat tengah hari.
10.
Lingkaran Deklinasi
Berikutnya, buatlah lingkaran yang melewati kutub selatan langit dan
kutub utara langit, lingkaran yang kita buat itu dinamakan Lingkaran Deklinasi,
dalam bahasa Arab dinamakan دائرة الميول
11.
Sudut Waktu
Sudut yang dibentuk oleh lingkaran meridian dengan lingkaran deklinasi
yang melewati suatu benda langit (misalnya matahari) dinamakan sudut waktu,
dalam bahasa Arab dinamakan فضل الدائر. Sudut
waktu bernilai positif, jika benda langit yang bersangkutan berada dibelahan
langit sebelah barat dan bernilai negatif jika benda langit yang bersangkutan
berada dibelahan langit sebelah timur
12.
Ekliptika, Orbit Bulan
Bumi yang kita tempati ini sebenarnya melakukan dua perputaran,
perputaran pertama dilakukan bumi pada porosnya yang berlangsung sekali dalam
sehari semalam yang dinamakan Rotasi Bumi,sedangkan perputaran lainnya yaitu
perputaran bumi mengelilingi matahari yang berlangsung satu kali dalam setahun
yang dinamakan Revolusi Bumi. Arah revolusi bumi ini dari barat ke timur pada
sebuah bidang edar (lingkaran edar) yang dinamakan Ekliptika yang dalam bahasa
Arabnya dinamakan منطقة البروج
Sedangkan bulan yang kita lihat pada malam hari, ia juga melakukan
perputaran yaitu perputaran pada porosnya sendiri yang dinamakan Rotasi Bulan,
kemudian perputaran bulan mengelilingi bumi yang dinamakan Revolusi Bulan
terhadap Bumi dan perputaran bulan bersama-sama bumi mengelilingi matahari yang
dinamakan Revolusi Bulan terhadap Matahari. Lingkaran edar yang dilintasi bulan dalam berputar
dinamakan Orbit Bulan, dalam bahasa Arabnya dinamakan فلك
القمر. Hanya
saja lingkaran edar bulan (lintasannya) tidaklah sama dengan ekliptika, tetapi
berpotongan dan membentuk sudut sebesar 5° 8’. Oleh karena itu kalau kita lihat, posisi bulan
terkadang di utara matahari dan terkadang di selatannya.
13.
Titik Simpul
Cobalah anda gambar lintasan matahari atau ekliptika dan lintasan bulan
secara berpotongan. Titik perpotongan antara lintasan bulan dan ekliptika
dinamakan Titik Simpul yang dalam bahasa Arabnya dinamakan عقدة.
Titik simpul ini setiap tahun bergeser kearah barat, sekali putaran penuh
memakan waktu 18,67 tahun.
14.
Titik Vernal Equinok.
Sekarang, cobalah kita gambar lintasan matahari dan Ekuator langit secara
berpotongan. Titik perpotongan antara Ekuator langit dan lintasan matahari dari
arah selatan ekuator menuju utaranya dinamakan Titik Vernal Equinok. Dulu titik
ini di arah rasi Aries, namun akibat presesi sumbu bumi sekarang berada di arah
rasi Pisces dan 700 tahun lagi titik vernal equinok ini akan mencapai rasi
Aquarius. Presesi sumbu bumi, gerakan sumbu rotasi bumi mengedari kutub
ekliptika, siklusnya sekitar 26.000, atau lebih tepatnya 25.800. Gerak presesi
sumbu bumi ini mirip dengan gerak sumbu gangsing, ekuator bumi bergerak secara
perlahan terhadap ekliptika. Sehingga terjadilah pergeseran titik potong
ekuator langit dengan ekliptika sebesar 50,2 detik busur per tahun ke arah
barat bila dilihat dari arah kutub utara langit.
Sedangkan istilah-istilah yang ada di
data Ephemeris beserta penggambarannya sebagai berikut:
Data Matahari dan Bulan
1.
Ecliptic longitude
Perhatikanlah benda-benda langit seperti matahari, bulan dan bintang.
Kita akan mendapati bahwa letak benda-benda langit itu tersebar pada bola
langit. Jarak titik pusat benda langit tersebut dari titik Vernal Equinok
sepanjang lingkaran Ekliptika dinamakan Ecliptic Longitude. Kalau benda langit
tersebut matahari dinamakan Ecliptic Longitude Of The Sun yang dalam bahasa
Indonesia dinamakan Bujur Astronomis Matahari dan dalam bahasa Arabnya dinamakan
طول
الشمس, sedangkan kalau benda langit tersebut
bulan dinamakan Ecliptic Longitude Of The Moon yang dalam bahasa Indonesia
dinamakan Bujur Astronomis Bulan dan dalam bahasa Arabnya dinamakan طول
القمر .
2. Ecliptic Latitude.
Berikutnya, jarak titik pusat benda langit dari lingkaran ekliptika,
dinamakan Ecliptic Latitude, kalau benda langit tersebut matahari dinamakan
Ecliptic Latitude Of The Sun yang dalam bahasa Indonesia dinamakan Lintang
Astronomis Matahari dan dalam bahasa Arabnya dinamakan عرض
الشمس, sedangkan kalau benda langit tersebut
bulan dinamakan moon apparent Latitude, dalam bahasa Indonesia dinamakan
Lintang Astronomis Bulan dan dalam bahasa Arabnya dinamakan عرض
القمر.
Sebenarnya lingkaran ekliptika itu adalah lingkaran yang dilalui oleh matahari
dalam gerak semu tahunannya. Oleh karena itu matahari selalu berada pada
lingkaran ekliptika. Namun karena jalannya tidak rata persis maka ada sedikit
geseran. Keadaan seperti ini dapat kita lihat dari nilai ecliptic latitude
matahari yang selalu mendekati nol.
Berbeda dengan nilai lintang astronomis bulan yang nilainya sekitar 5°
8’. Nilai positif berarti bulan berada di utara ekliptika dan nilai negatif
berarti bulan berada di sebelah selatan ekliptika.
3.
Apparent Right Ascension.
Jarak titik pusat benda langit dari titik Vernal Equinok, diukur
sepanjang lingkaran equator, itulah yang dinamakan Apparent Right Ascension, kalau benda langit
tersebut matahari dinamakan Apparent Right Ascension Of The Sun yang dalam
bahasa Indonesia dinamakan Asensio Rekta Matahari atau Panjatan Tegak Matahari,
sedangkan kalau benda langit tersebut adalah bulan dinamakan Apparent Right
Ascension Of The Moon yang dalam bahasa Indonesianya dinamakan Asensio rekta
Bulan. Apparent Right Ascension dalam bahasa Arabnya dinamakan المطالع
البلادية.
4.
Apparent Declination
Jarak titik pusat benda langit sepanjang lingkaran deklinasi sampai ke
equator dinamakan Apparent Declination,
kalau benda langit tersebut matahari dinamakan Apparent Sun Declination yang
dalam bahasa Indonesia dinamakan Deklinasi Matahari yang terlihat atau lebih
dikenal dengan Deklinasi Matahari saja, dan dalam bahasa Arabnya dinamakan ميل
الشمس, sedangkan kalau benda langit tersebut
bulan dinamakan Apparent Moon Declination yang dalam bahasa Indonesia dinamakan
Deklinasi Bulan yang terlihat atau lebih dikenal dengan Deklinasi Bulan dan
dalam bahasa Arabnya dinamakan ميل القمر.
Nilai Deklinasi positif menandakan benda langit tersebut berada di
sebelah utara equator, sebaliknya apabila nilai deklinasi negatif, menandakan
benda langit berada di sebelah selatan equator.
5.
Semi Diameter.
Seumpama kita mengukur jarak titik pusat benda langit hingga piringan
luarnya, hasil ukuran kita itu dinamakan Semi Diameter, kalau benda langit
tersebut matahari dinamakan Semi Diameter Matahari yang dalam bahasa Arabnya
dinamakan نصف
القطرالشمس., sedangkan kalau benda langit tersebut
bulan dinamakan Semi Diameter Bulan yang dalam bahasa Arabnya dinamakan نصف
القطر القمر
Data Matahari
1.
True Geosentric Distance.
Perlu kita ketahui bahwa lintasan bumi ketika mengelilingi matahari berbentuk
elips (agak loncong seperti telur). Oleh karenanya jarak bumi dan matahari
tidak tetap setiap saat, kadang-kadang dekat dan kadang-kadang jauh. Jarak
terdekat bumi dengan matahari dinamakan Perigee yang dalam bahasa Arabnya
dinamakan حضيض
dan jarak terjauhnya dinamakan Apogee yang dalam bahasa Arabnya dinamakan أوج Gambaran jarak antara bumi dan matahari pada
saat tertentu dinamakan True Geosentric Distance, dalam bahasa Indonesia
dinamakan jarak geosentris.
Nilai pada data ini hanya gambaran saja. Jika kita
ingin mengetahui jarak sebenarnya, maka kalikan nilai data True Geosentric
Distance dengan 150 juta km.
2.
True Obliquity.
Seperti yang kita ketahui bahwa antara lingkaran
ekliptika dan equator saling berpotongan. Sudut yang dibentuk antara perpotongan
ekliptika dan equator itulah yang dinamakan True Obliquity yang dalam bahasa
Arabnya dinamakan ميل الكلى Definisi yang singkat dari True Obliquity
adalah Deklinasi Matahari Maksimum (23° 27’).
3.
Equation of Time.
Coba lihat lagi pembahasan True Geosentric Distance.
Pada pembahasan tersebut dijelaskan bahwa jarak bumi dan matahari tidaklah
tetap, terkadang jaraknya bumi dekat dengan matahari dan terkadang jauh. Hal
ini berdampak pada kecepatan gerak bumi, dimana ketika jaraknya dekat dengan
matahari, pergerakan bumi pada lingkaran ekliptika berlangsung lebih cepat daripada ketika
jaraknya jauh. Akibatnya, saat kulminasi matahari setiap hari senantiasa
berubah, kadang persis jam 12:00 ,
kadang kurang dan kadang lebih dari jam 12:00. Selisih antara kulminasi
matahari hakiki dengan waktu kulminasi matahari rata-rata (jam 12:00 ) dinamakan Equation Of Time
yang dalam bahasa Indonesia dinamakan Perata Waktu, dalam bahasa Arab mempunyai
beberapa nama antara lain : تعديل الوقت ,الزمان تعديل dan دقائق التفاوت .
Data Bulan
1.
Horizontal Parallax.
Perlu kita ketahui : kebanyakan data tentang posisi
matahari dan bulan yang terdapat dalam buku-buku ilmu falak termasuk data Ephemeris bersifat geosentris, maksudnya data
tersebut menurut tolak pandang dari titik pusat bumi. Jadi perhitungan yang
mengacu kepada data ephemeris akan menghasilkan ketinggian menurut pandangan
dari titik pusat bumi. Karena itu hasil ketinggian bulan tersebut kita ubah
dahulu menjadi ketinggian yang bersifat toposentris (menurut tolak pandang dari
permukaan bumi). Caranya : hasil perhitungan ketinggian hilal, kita koreksi (di
kurangi) dengan Horizontal Paralax yakni
sudut yang memisahkan titik pusat bumi dengan mata pengamat yang ada
dipermukaan bumi. Dalam bahasa Arab dinamakan اختلاف المنظرالقمر .
2.
Angle Bright Llimb.
Coba perhatikan sudut kemiringan piringan Hilal yang
memancarkan sinar sebagai akibat arah posisi hilal dari matahari, sudut
kemiringan hilal yang tampak oleh kita dinamakan Angle Bright Limb, dalam
bahasa Indonesia dinamakan sudut kemiringan hilal. Sudut ini diukur dari garis
yang menghubungkan titik pusat hilal dengan titik zenit ke garis yang
menghubungkan titik pusat hilal dengan titik pusat matahari dengan arah sesuai perputaran arah
jarum jam.
3.
Fraction Illumination.
Berikutnya, coba kita perhatikan besarnya piringan
bulan yang bersinar (menerima sinar matahari dan menghadap ke bumi), kita akan
melihat bulan itu terkadang berbentuk sabit, seminggu kemudian kita akan
melihat : piringan bulan yang bersinar separohnya dan sekitar seminggu lagi
kita akan melihat piringan bulan bersinar seluruhnya (bulan purnama) yang setelah
hari itu piringan bulan yang bersinar
akan berangsur-angsur mengecil kembali.
Naaah …! Fraction Illumination itu menggambarkan
piringan bulan yang bersinar. Dimana kalau nilai Fraction Illumination bernilai
0 menandakan tidak adanya piringan bulan yang bersinar (saat ijtima’ : bumi,
bulan dan matahari sedang persis berada dalam satu garis) dan kalau nilainya 1
menandakan piringan bulan bersinar seluruhnya (saat istiqbal : bulan, bumi dan
matahari sedang persis berada dalam satu garis). Istilah Fraction Illumination
dalam bahasa Indonesia dinamakan besarnya
piringan bulan yang menerima sinar matahari dan menghadapa ke bumi dan
dalam bahasa Arabnya dinamakan نورالهلال .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar