Rabu, 04 Juni 2014

Beberapa Istilah dan Lambang dalam Hisab Awal Bulan Hijriyah ( Oleh : Shofiyulloh, ST )

Beberapa Istilah dan Lambang dalam Hisab Awal Bulan Hijriyah

Oleh : Shofiyulloh, ST


Agar Hisab awal bulan hijriyah lebih mudah di pelajari dan di pahami, maka kita harus mengerti dulu dengan bahasa ilmu tersebut. Jadi sebaiknya langkah pertama yang harus kita lakukan sebelum mempelajarinya adalah memahami terhadap istilah-istilahnya. Berikut beberapa istilah dalam hisab awal bulan beserta penggambarannya:
1.    Khatulistiwa Bumi dan Khatulistiwa Langit
Buatlah suatu lingkaran secara melintang pada bola dunia yang membelah bola dunia menjadi dua bagian yang sama (masing-masing 90°), yakni belahan utara dan selatan. Lingkaran tersebut dinamakan Khatulistiwa Bumi yang dalam bahasa Arab dinamakan الإستوء خط.
Jika lingkaran khatulistiwa diperbesar hingga mencapai bola langit, maka pada bola langit tercipta sebuah lingkaran yang dinamakan Khatulistiwa langit atau Equator, dalam bahasa Arab dinamakan النهار معدل.
2.    Bujur Bumi dan Bujur Langit
Sekarang berdirilah kita diatas permukaan bumi. Kemudian tariklah dari tempat kita berdiri sebuah garis lurus ke utara sampai ke kutub utara, dan ke selatan sampai ke kutub selatan. Garis itu dinamakan Garis Bujur Bumi yang dikenal dengan sebutan garis bujur saja.
Sedangkan jika garis bujur bumi diperluas hingga mencapai bola langit, maka pada bola langit tercipta sebuah garis yang dinamakan Garis Bujur Langit.
Kesepakatan internasional menetapkan permulaan perhitungan garis bujur bumi (bujur 0°), di mulai pada garis bujur yang melintasi kota Greenwich di Inggris. Jarak antara garis bujur yang melintasi suatu tempat dengan garis bujur yang melintasi kota Greennwich dinamakan Bujur Tempat, dalam bahasa Arab bujur tempat itu  dinamakan  البلد طول. Dari bujur Greenwich ke arah timur sampai 180° dinamakan bujur timur yang ditandai nilai negatip, dan ke arah barat sampai 180° dinamakan bujur barat, nilainya positip. Tanda nilai bujur ini berhubungan dengan waktu, artinya untuk mendapatkan standar waktu internasional GMT, wilayah timur (bujur timur) harus dikurangi angka tertentu. Sebaliknya, bujur barat harus ditambah angka tertentu.
Garis bujur timur 180° dan garis bujur barat 180° bertemu dan berhimpit  dilautan  Pasifik dan dijadikan garis batas tanggal dalam penanggalan Masehi. Singkatan  bujur tempat yang dipakai dalam buku ini adalah BT sedangkan lambang astronominya l (cara baca : lamda).
3.    Lintang
Jarak dari tempat kita  berdiri tadi sepanjang garis bujur sampai ke khatulistiwa bumi dinamakan Lintang Tempat, dalam bahasa Arab dinamakan البلد عرض  . Jika tempat kita berdiri di utara khatulistiwa, maka lintang tempat kita bernilai positip dan jika tempat kita berdiri di selatan khatulistiwa, maka lintang kita bernilai negatip. Singkatan lintang tempat adalah LT dan lambangnya j (cara baca : fi).
4.    Titik Zenith dan Titik Nadir
Tetaplah berdiri di permukaan bumi. Sekarang tariklah garis tegak lurus ke atas dan ke bawah. Jika garis itu diperpanjang, maka yang ke atas akan mencapai  bola langit pada sebuah titik yang dinamakan Titik Zenith atau Titik Puncak Langit, dalam bahasa Arab dinamakan سمت الرأ س, dan yang ke bawah setelah menembus bumi akan mencapai bola langit pada sebuah titik yang dinamakan Titik Nadir atau Titik Kaki (titik paling bawah dari bola langit), dalam bahasa Arab dinamakan  سمت القدم
5.    Lingkaran Vertikal
Jika kita membuat lingkaran pada bola langit yang melalui titik zenith dan titik nadir, maka lingkaran tersebut dinamakan Lingkaran Vertikal yang dalam bahasa Arabnya dinamakan الإرتفاع  دائرة  
6.    Lingkaran Meridian
Tetapi jika kita membuat lingkaran vertikal menurut arah utara dan selatan sehingga melewati titik kutub langit utara dan titik kutub langit selatan yang membagi bola langit menjadi dua bagian yaitu bagian barat dan timur, maka lingkaran yang kita buat itu dinamakan Lingkaran Meridian yang dalam bahasa Arab dinamakan دائرة نصف النهار, yakni lingkaran yang menjadi batas tengah hari.
7.    Ufuk, Kerendahan Ufuk
Coba berputarlah ke semua arah di tempat kita berdiri, kita akan melihat lingkaran yang menjadi batas antara belahan langit yang tampak dengan yang tidak tampak. Lingkaran itulah yang dinamakan Ufuk Mar’i (ufuk yang terlihat). Di dalam ilmu falak kalau disebut ufuk saja, maka yang dimaksud adalah Ufuk Sejati, yaitu lingkaran horizontal yang titik pusatnya pada titik pusat bumi dan jaraknya 90° dari titik zenit.
Kalau kita buat lingkaran  dipermukaan bumi yang sejajar dengan ufuk sejati, itulah yang dinamakan Ufuk Hissi, yaitu bidang datar yang menyinggung bumi yang dipisahkan oleh jarak sebesar semi diameter bumi dengan ufuk sejati. Akan tetapi karena begitu besarnya jarak-jarak pada bola langit, maka jarak sebesar semi diameter bumi itu diabaikan, sehingga ufuk hissi dianggap berhimpit dengan ufuk sejati.
Kedudukan ufuk mar’i yang kita lihat tadi, selalu lebih rendah dari ufuk hissi. Semakin tinggi tempat kita dari permukaan air laut, kedudukan ufuk mar’i akan semakin rendah. Selisih kedudukan ufuk mar’i dengan ufuk hissi dinamakan Kerendahan Ufuk, dalam bahasa Arab dinamakan الأفق إختلا Singkatannya DIP
8.    Ketinggian
Cobalah kita mengukur ketinggian titik pusat suatu benda langit sepanjang lingkaran vertikal yang melalui titik pusat benda langit tersebut dari garis ufuk, maka hasilnya dinamakan Ketinggian, dalam bahasa Arab dinamakan الإرتفاع . Ketinggian benda langit biasa diberi tanda positif apabila berada diatas ufuk, dan di beri tanda negatif apabila berada dibawahnya.
9.    Titik Kulminasi
Coba kita perhatikan perjalanan harian matahari. Pada pagi hari ketinggian matahari rendah, seiring berjalannya waktu ketinggian matahari bertambah tinggi, ketika siang hari ketinggian matahari sangatlah tinggi, setelah itu berangsur-angsur ketinggian matahari itu rendah kembali hingga akhirnya ketika petang hari ia tenggelam.  Ketika matahari mencapai titik tertinggi dalam perjalanan hariannya itulah yang dinamakan Titik Kulminasi yang dalam bahasa Arabnya dinamakan الإرتفاع غاية .  Keadaan ini tercapai ketika titik pusat matahari berada di garis lingkaran meridian. Saat itulah yang disebut dengan saat tengah hari.
10. Lingkaran Deklinasi
Berikutnya, buatlah lingkaran yang melewati kutub selatan langit dan kutub utara langit, lingkaran yang kita buat itu dinamakan Lingkaran Deklinasi, dalam bahasa Arab dinamakan دائرة الميول
11.  Sudut Waktu
Sudut yang dibentuk oleh lingkaran meridian dengan lingkaran deklinasi yang melewati suatu benda langit (misalnya matahari) dinamakan sudut waktu, dalam bahasa Arab dinamakan فضل الدائر. Sudut waktu bernilai positif, jika benda langit yang bersangkutan berada dibelahan langit sebelah barat dan bernilai negatif jika benda langit yang bersangkutan berada dibelahan langit sebelah timur
12.  Ekliptika, Orbit Bulan
Bumi yang kita tempati ini sebenarnya melakukan dua perputaran, perputaran pertama dilakukan bumi pada porosnya yang berlangsung sekali dalam sehari semalam yang dinamakan Rotasi Bumi,sedangkan perputaran lainnya yaitu perputaran bumi mengelilingi matahari yang berlangsung satu kali dalam setahun yang dinamakan Revolusi Bumi. Arah revolusi bumi ini dari barat ke timur pada sebuah bidang edar (lingkaran edar) yang dinamakan Ekliptika yang dalam bahasa Arabnya dinamakan منطقة البروج
Sedangkan bulan yang kita lihat pada malam hari, ia juga melakukan perputaran yaitu perputaran pada porosnya sendiri yang dinamakan Rotasi Bulan, kemudian perputaran bulan mengelilingi bumi yang dinamakan Revolusi Bulan terhadap Bumi dan perputaran bulan bersama-sama bumi mengelilingi matahari yang dinamakan Revolusi Bulan terhadap Matahari. Lingkaran  edar yang dilintasi bulan dalam berputar dinamakan Orbit Bulan, dalam bahasa Arabnya dinamakan فلك القمر.  Hanya saja lingkaran edar bulan (lintasannya) tidaklah sama dengan ekliptika, tetapi berpotongan dan membentuk sudut sebesar 5° 8’. Oleh karena itu kalau kita lihat, posisi bulan terkadang di utara matahari dan terkadang di selatannya.
13.  Titik Simpul
Cobalah anda gambar lintasan matahari atau ekliptika dan lintasan bulan secara berpotongan. Titik perpotongan antara lintasan bulan dan ekliptika dinamakan Titik Simpul yang dalam bahasa Arabnya dinamakan    عقدة. Titik simpul ini setiap tahun bergeser kearah barat, sekali putaran penuh memakan waktu 18,67 tahun.
14.  Titik Vernal Equinok.
Sekarang, cobalah kita gambar lintasan matahari dan Ekuator langit secara berpotongan. Titik perpotongan antara Ekuator langit dan lintasan matahari dari arah selatan ekuator menuju utaranya dinamakan Titik Vernal Equinok. Dulu titik ini di arah rasi Aries, namun akibat presesi sumbu bumi sekarang berada di arah rasi Pisces dan 700 tahun lagi titik vernal equinok ini akan mencapai rasi Aquarius. Presesi sumbu bumi, gerakan sumbu rotasi bumi mengedari kutub ekliptika, siklusnya sekitar 26.000, atau lebih tepatnya 25.800. Gerak presesi sumbu bumi ini mirip dengan gerak sumbu gangsing, ekuator bumi bergerak secara perlahan terhadap ekliptika. Sehingga terjadilah pergeseran titik potong ekuator langit dengan ekliptika sebesar 50,2 detik busur per tahun ke arah barat bila dilihat dari arah kutub utara langit.

          Sedangkan istilah-istilah yang ada di data Ephemeris beserta penggambarannya sebagai berikut:

Data Matahari dan Bulan 

1. Ecliptic longitude
Perhatikanlah benda-benda langit seperti matahari, bulan dan bintang. Kita akan mendapati bahwa letak benda-benda langit itu tersebar pada bola langit. Jarak titik pusat benda langit tersebut dari titik Vernal Equinok sepanjang lingkaran Ekliptika dinamakan Ecliptic Longitude. Kalau benda langit tersebut matahari dinamakan Ecliptic Longitude Of The Sun yang dalam bahasa Indonesia dinamakan Bujur Astronomis Matahari dan dalam bahasa Arabnya dinamakan طول الشمس, sedangkan kalau benda langit tersebut bulan dinamakan Ecliptic Longitude Of The Moon yang dalam bahasa Indonesia dinamakan Bujur Astronomis Bulan dan dalam bahasa Arabnya dinamakan طول القمر
2. Ecliptic Latitude.
Berikutnya, jarak titik pusat benda langit dari lingkaran ekliptika, dinamakan Ecliptic Latitude, kalau benda langit tersebut matahari dinamakan Ecliptic Latitude Of The Sun yang dalam bahasa Indonesia dinamakan Lintang Astronomis Matahari dan dalam bahasa Arabnya dinamakan عرض الشمس, sedangkan kalau benda langit tersebut bulan dinamakan moon apparent Latitude, dalam bahasa Indonesia dinamakan Lintang Astronomis Bulan dan dalam bahasa Arabnya dinamakan عرض القمر.
Sebenarnya lingkaran ekliptika itu adalah lingkaran yang dilalui oleh matahari dalam gerak semu tahunannya. Oleh karena itu matahari selalu berada pada lingkaran ekliptika. Namun karena jalannya tidak rata persis maka ada sedikit geseran. Keadaan seperti ini dapat kita lihat dari nilai ecliptic latitude matahari yang selalu mendekati nol.
Berbeda dengan nilai lintang astronomis bulan yang nilainya sekitar 5° 8’. Nilai positif berarti bulan berada di utara ekliptika dan nilai negatif berarti bulan berada di sebelah selatan ekliptika.
3. Apparent Right Ascension.
Jarak titik pusat benda langit dari titik Vernal Equinok, diukur sepanjang lingkaran equator, itulah yang dinamakan  Apparent Right Ascension, kalau benda langit tersebut matahari dinamakan Apparent Right Ascension Of The Sun yang dalam bahasa Indonesia dinamakan Asensio Rekta Matahari atau Panjatan Tegak Matahari, sedangkan kalau benda langit tersebut adalah bulan dinamakan Apparent Right Ascension Of The Moon yang dalam bahasa Indonesianya dinamakan Asensio rekta Bulan. Apparent Right Ascension dalam bahasa Arabnya dinamakan المطالع البلادية.
4. Apparent Declination
Jarak titik pusat benda langit sepanjang lingkaran deklinasi sampai ke equator dinamakan  Apparent Declination, kalau benda langit tersebut matahari dinamakan Apparent Sun Declination yang dalam bahasa Indonesia dinamakan Deklinasi Matahari yang terlihat atau lebih dikenal dengan Deklinasi Matahari saja, dan dalam bahasa Arabnya dinamakan ميل الشمس, sedangkan kalau benda langit tersebut bulan dinamakan Apparent Moon Declination yang dalam bahasa Indonesia dinamakan Deklinasi Bulan yang terlihat atau lebih dikenal dengan Deklinasi Bulan dan dalam bahasa Arabnya dinamakan ميل القمر.
Nilai Deklinasi positif menandakan benda langit tersebut berada di sebelah utara equator, sebaliknya apabila nilai deklinasi negatif, menandakan benda langit berada di sebelah selatan equator.

5. Semi Diameter.
Seumpama kita mengukur jarak titik pusat benda langit hingga piringan luarnya, hasil ukuran kita itu dinamakan Semi Diameter, kalau benda langit tersebut matahari dinamakan Semi Diameter Matahari yang dalam bahasa Arabnya dinamakan نصف القطرالشمس., sedangkan kalau benda langit tersebut bulan dinamakan Semi Diameter Bulan yang dalam bahasa Arabnya dinamakan نصف القطر القمر

Data Matahari

1.    True Geosentric Distance.
Perlu kita ketahui bahwa lintasan bumi ketika mengelilingi matahari berbentuk elips (agak loncong seperti telur). Oleh karenanya jarak bumi dan matahari tidak tetap setiap saat, kadang-kadang dekat dan kadang-kadang jauh. Jarak terdekat bumi dengan matahari dinamakan Perigee yang dalam bahasa Arabnya dinamakan حضيض dan jarak terjauhnya dinamakan Apogee yang dalam bahasa Arabnya dinamakan أوج  Gambaran jarak antara bumi dan matahari pada saat tertentu dinamakan True Geosentric Distance, dalam bahasa Indonesia dinamakan jarak geosentris.
Nilai pada data ini hanya gambaran saja. Jika kita ingin mengetahui jarak sebenarnya, maka kalikan nilai data True Geosentric Distance dengan 150 juta km.
2.    True Obliquity.
Seperti yang kita ketahui bahwa antara lingkaran ekliptika dan equator saling berpotongan. Sudut yang dibentuk antara perpotongan ekliptika dan equator itulah yang dinamakan True Obliquity yang dalam bahasa Arabnya dinamakan ميل الكلى   Definisi yang singkat dari True Obliquity adalah Deklinasi Matahari Maksimum (23° 27’).

3.    Equation of Time.
Coba lihat lagi pembahasan True Geosentric Distance. Pada pembahasan tersebut dijelaskan bahwa jarak bumi dan matahari tidaklah tetap, terkadang jaraknya bumi dekat dengan matahari dan terkadang jauh. Hal ini berdampak pada kecepatan gerak bumi, dimana ketika jaraknya dekat dengan matahari, pergerakan bumi pada lingkaran ekliptika  berlangsung lebih cepat daripada ketika jaraknya jauh. Akibatnya, saat kulminasi matahari setiap hari senantiasa berubah, kadang persis jam 12:00, kadang kurang dan kadang lebih dari jam 12:00. Selisih antara kulminasi matahari hakiki dengan waktu kulminasi matahari rata-rata (jam 12:00) dinamakan Equation Of Time yang dalam bahasa Indonesia dinamakan Perata Waktu, dalam bahasa Arab mempunyai beberapa nama antara lain : تعديل الوقت  ,الزمان  تعديل dan   دقائق التفاوت .

Data Bulan 

1.    Horizontal Parallax.
Perlu kita ketahui : kebanyakan data tentang posisi matahari dan bulan yang terdapat dalam buku-buku ilmu falak termasuk data  Ephemeris bersifat geosentris, maksudnya data tersebut menurut tolak pandang dari titik pusat bumi. Jadi perhitungan yang mengacu kepada data ephemeris akan menghasilkan ketinggian menurut pandangan dari titik pusat bumi. Karena itu hasil ketinggian bulan tersebut kita ubah dahulu menjadi ketinggian yang bersifat toposentris (menurut tolak pandang dari permukaan bumi). Caranya : hasil perhitungan ketinggian hilal, kita koreksi (di kurangi) dengan Horizontal Paralax  yakni sudut yang memisahkan titik pusat bumi dengan mata pengamat yang ada dipermukaan bumi. Dalam bahasa Arab dinamakan اختلاف المنظرالقمر .
2.    Angle Bright Llimb.
Coba perhatikan sudut kemiringan piringan Hilal yang memancarkan sinar sebagai akibat arah posisi hilal dari matahari, sudut kemiringan hilal yang tampak oleh kita dinamakan Angle Bright Limb, dalam bahasa Indonesia dinamakan sudut kemiringan hilal. Sudut ini diukur dari garis yang menghubungkan titik pusat hilal dengan titik zenit ke garis yang menghubungkan titik pusat hilal dengan titik pusat  matahari dengan arah sesuai perputaran arah jarum jam.
3.    Fraction Illumination.
Berikutnya, coba kita perhatikan besarnya piringan bulan yang bersinar (menerima sinar matahari dan menghadap ke bumi), kita akan melihat bulan itu terkadang berbentuk sabit, seminggu kemudian kita akan melihat : piringan bulan yang bersinar separohnya dan sekitar seminggu lagi kita akan melihat piringan bulan bersinar seluruhnya (bulan purnama) yang setelah hari itu piringan bulan yang bersinar  akan berangsur-angsur mengecil kembali.
Naaah …! Fraction Illumination itu menggambarkan piringan bulan yang bersinar. Dimana kalau nilai Fraction Illumination bernilai 0 menandakan tidak adanya piringan bulan yang bersinar (saat ijtima’ : bumi, bulan dan matahari sedang persis berada dalam satu garis) dan kalau nilainya 1 menandakan piringan bulan bersinar seluruhnya (saat istiqbal : bulan, bumi dan matahari sedang persis berada dalam satu garis). Istilah Fraction Illumination dalam bahasa Indonesia dinamakan besarnya  piringan bulan yang menerima sinar matahari dan menghadapa ke bumi dan dalam bahasa Arabnya dinamakan نورالهلال .


Tidak ada komentar:

Posting Komentar