Rabu, 04 Juni 2014

mengenal kalender masehi ( Sofiyulloh ST )

BAB I
PENDAHULUAN

Kalender Masehi (Miladiyah) termasuk dalam kategori kalender matahari (Solar Calendar) karena dalam menentukan panjang satu tahunnya berpedoman pada siklus matahari, yaitu siklus matahari melewati titik vernal equinok dua kali berturut-turut. Pembuatan kalender Masehi dengan berpedoman pada siklus tropis matahari ini karena adanya kepentingan manusia secara umum akan kalender yang seirama dengan keadaan alam, sehingga mereka bisa mengetahui kapan musim tanam,  musim panen dan lain sebagainya dengan melihat kalender.
Sebenarnya ada kabar yang kurang menyenangkan bagi kalender yang berpedoman pada Siklus tropis matahari yaitu panjang siklus tropis matahari ini ternyata bervariasi; yang menurut penelitian dan kenyataan yang ada; panjang siklus tropis tersebut semakin pendek dimana penyebab utamanya adalah terjadinya presesi bumi dan perlambatan rotasi bumi. Buktinya pada awal tahun masehi setahun terdiri dari 365,2431 hari Ephemeris sedangkan pada tahun 2000 kemarin setahun terdiri dari 365,2422 hari. Presesi bumi ini disebabkan karena bentuk dari bumi yang tidak bulat sempurna, sehingga mengakibatkan puntiran (Torque) oleh gaya tarik Bulan dan Matahari serta planet planet dalam tatasurya. Bumi dipuntir seperti gangsing (mainan anak-anak), dimana sumbu Bumi perlahan berpresesi mengelilingi kutub Ekliptika dengan periode sekitar 25800 tahun sekali edar. Sedangkan perlambatan rotasi bumi disebabkan karena daya tarik Matahari dan Bulan terhadap Bumi, apalagi ketika saat oposisi, yang mengakibatkan rotasi bumi melambat.
Kabar yang tidak menyenangkan ini terutama menimpa bagi masyarakat yang berkeinginan mengetahui perubahan musim dari suatu kalender dan menimpa juga bagi masyarakat yang menginginkan tanggal yang tetap untuk suatu perayaan yang bersandar pada kalender matahari dan kedudukan matahari terhadap titik vernal equinok, diantaranya perayaan Paskah yang diatur jatuh pada hari minggu setelah terjadinya saat oposisi urfi (Full Moon Ecclesiastical) pada tanggal 21 Maret atau setelahnya. Jadi, ketika titik vernal equinok jatuhnya sudah meleset dari tanggal 21 Maret, maka kalender Masehi tersebut perlu direformasi, jika tidak di reformasi, maka perayaan Paskah tidak akan sesuai dengan peraturan (definisi) yang mereka buat.
Oleh karena itulah kalender Masehi yang notabennya termasuk kalender matahari mengalami reformasi. Reformasi pertama dilakukan oleh Julius Caesar yang kemudian hasilnya terkenal dengan nama Kalender Julian sedangkan reformasi kedua dilakukan oleh Paus Gregory  VIII yang kemudian hasilnya terkenal dengan nama Kalender Gregori. 
Pada buku ini kedua sistem kalender tersebut akan di bahas semua dan hari-hari penting yang ada didalamnya serta Hari Libur Nasional Indonesia yang diambil dari kalender Gregori.


















BAB II
KALENDER JULIAN.

Kalender Masehi yang dipakai dunia sekarang adalah kalender Gregori, tetapi ada juga yang masih memakai kalender Julian terutama di gereja-gereja Orthodox negara Yerussalem, Rusia dan Serbia. Bahkan untuk perayaan hari Paskah dan hari raya yang berhubungan dengan Paskah; hampir semua gereja Orthodox masih menggunakan kalender Julian. Sehingga berdasarkan beberapa alasan inilah kemudian kami berinisiatif untuk menerangkan kalender Julian beserta hari-hari perayaan kristen Orthodox.

2.1. Sejarah Kalender Julian
Kalender Julian ini sebenarnya merupakan pengembangan dari kalender yang digunakan bangsa Romawi kuno, yang dilakukan oleh Julius Caesar (45 SM). Sedangkan kalender Romawi itu sendiri sebenarnya sudah digunakan sekitar abad ke-7 SM oleh pendiri Romawi yaitu raja Romulus. Dimana pada saat itu setahun terdiri atas 10 bulan yaitu Martius, Aprilis, Maius, Junius, Quintilis, Sextilis, September, October, November dan December dan ditambah 2 bulan tanpa nama pada musim dingin. Raja berikutnya, Numa Pompilius, menamakan dua bulan tanpa nama tersebut dengan Iannarils (Januari) dan Februarias (Pebruari) dan menjadikan bulan Januari sebagai bulan pertama dalam kalender Romawi serta memindahkan bulan Februarias menjadi bulan ke-12. Kemudian Pada tahun 452 SM bulan Februarias dipindahkan sebagai bulan ke-2.
 Sebenarnya, asal muasal Kalender Romawi tersebut termasuk kalender Bulan (Lunar Calendar), dimana umur bulan rata-rata 29-30, sehingga dalam setahun terdapat 354-355 hari yang berarti ada keterpautan antara panjang siklus tropis matahari sebesar 10-11 hari pertahun. Setelah berlangsung cukup lama mereka punya pemikiran bagaimana agar kalender Romawi bisa mengikuti irama dari perubahan musim (siklus tropis), Kemudian ditetapkanlah adanya penambahan bulan yang dilakukan setiap 2-3 tahun sekali. Sehingga kalender Romawi menjadi lunisolar Calendar setelah diadakan penambahan bulan tersebut. Panjang bulan tambahan ini dihitung oleh sekelompok pendeta tinggi yang disebut sebagai Pontiffs yang diketuai oleh seorang Pontifex maximus. Para Pontiff adalah pegawai negeri yang bertanggung jawab atas pengaturan berbagai masalah keagamaan tertentu, termasuk penentuan tanggal untuk upacara- upacara dan pesta-pesta.
Sekalipun sudah diadakan bulan sisipan supaya kalender Romawi seirama dengan siklus tropis matahari, tetapi masih banyak kesalahan atau ketidakcocokan, diantaranya pada saat matahari melewati titik vernal equinok (25 Maret); itu sudah melesat. Pada saat Juliaus Caesar berkuasa dan ditunjuk sebagai pontifex Maximus 63 SM, kemelesetan telah mencapai 3 bulan dari patokan yang seharusnya.
Ketika Julius Caesar mengadakan kunjungan ke Mesir tahun 47 SM, ia sempat menerima anjuran dari para ahli perbintangan Mesir untuk memperpanjang tahun 46 SM menjadi 445 hari. Sehingga dengan tambahan hari sebanyak itu kalender Romawi diharapkan bisa sesuai dengan keadaan musim (Siklus tropis matahari).  
Sekembalinya ke Roma tepatnya pada tahun 45 SM Julius Caesar mereformasi kalender Romawi tersebut dengan bantuan Sosigenes, seorang astronom Yunani dari Alexandria. Kalender Romawi yang asalnya Lunisolar Calendar diubah menjadi Solar Calendar, sehingga penggunaan Lunar Month dan bulan tambahan pada Kalender Romawi tidak digunakan lagi. Satu tahun pada kalender ini ditetapkan menjadi 365 hari kecuali pada tahun kabisat yang terjadi setiap 4 tahun sekali memiliki jumlah hari 366 hari. Hal ini dilakukan untuk menyesuaikan jumlah hari rata-rata dalam setahun dengan panjang siklus tropis matahari yang dihitung oleh Sosigenes yaitu 365,25 hari. Sedangkan urutan bulan seperti semula yaitu dimulai dari Iannarils, Februarias, Martius, Aprilis, Maius, Iunius, Quintilis, Sextilis, September, October, November dan December.
Untuk mengembalikan posisi titik vernal equionok ke tanggal 25 Maret yang pada saat itu sudah bergeser, Julius menambahkan 90 hari dengan perincian; 23 hari pada bulan Pebruari dan menambah 67 hari antara bulan November dan Desember. Rupanya ini merupakan tahun terlama dalam sejarah. Namun adanya kekacauan selama 90 hari itu, perjalanan tahun Romawi menjadi cocok dengan musim.
Panjang dari setiap bulan pada kalender Julian ditetapkan sebagai berikut: Pada bulan ganjil memiliki panjang 31 hari dan bulan genap 30 hari, kecuali bulan Pebruari memiliki panjang 29 hari pada tahun Basitoh dan 30 hari pada tahun Kabisat. Hari tambahan tersebut ditambahkan diantara tanggal 24 dan 25. Dengan demikian hari tambahan tersebut menjadi hari ke-25 dalam bulan Pebruari, atau 6 hari sebelum bulan Maret. Hari tambahan tersebut dikenal dengan nama Bissextum dan tahun kabisat tersebut disebut tahun Bissextile.
Nama Bissextum tersebut berasal dari perhitungan hari dalam satu bulan dengan titik perhitungan sebagai berikut:
1. Kalends, merupakan hari pertama dalam suatu bulan, dan rutin digunakan untuk pembayaran hutang. Hal ini menimbulkan istilah kalendarium untuk suatu buku keuangan. Istilah tersebut yang kemudian menghasilkan istilah kalender.
2. Ides, Merupakan hari ke-13 dalam suatu bulan, kecuali untuk bulan Martius (maret), Maius, Quintilis dan October merupakan hari ke-15.
3. Nones, merupakan hari ke-8 sebelum Ides, yaitu hari ke-5 atau ke-7.   
Perhitungan hari tersebut dilakukan berdasarkan titik perhitungan didepannya. Dengan demikian , tanggal 25 Martius dihitung sebagai VI Kalends Martius.
Penggunaan aturan tahun kabisat oleh Julian tidak langsung digunakan pada masa awal penggunaan kalender tersebut. Karena kesalahan perhitungan, setiap tahun ke-3 merupakam tahun kabisat. Berikut ini adalah urutan tahun kabisat dimulai dari tahun 45 SM, sebagai permulaan kalender Julian ini: 45 SM, 42 SM, 39 SM, 36 SM, 33 SM, 30 SM, 27 SM, 24 SM, 21 SM, 18 SM, 15 SM,12 SM, 9 SM, 8 M. Dengan demikian, tidak ada tahun kabisat diantar 9 SM dan 8 M. Kemudian setelah tahun 8 M, perhitungan tahun kabisat kembali normal.
Pada tahun 44 SM, Julius mengganti nama bulan Quintilis menjadi bulan Julius (Juli) berdasarkan namanya. Kemudian pada tahun 8 SM, bulan Sextilis diganti menjadi Agustus berdasarkan nama kaisar penerus Julius, yaitu kaisar Augustus. Kemudian, untuk menyamakan jumlah hari pada bulan agustus tersebut dengan bulan Juli, satu hari dari bulan Pebruari dipindahkan ke bulan Agustus, sehingga bulan Pebruari memiliki jumlah 28 hari pada tahun Basitoh dan 29 hari pada tahun Kabisat. Karena 3 bulan dengan jumlah hari 31 hari tidak boleh terjadi secara berurutan, maka bulan September dan November dikurangi menjadi 30 hari, dan bulan Oktober serta Desember menjadi 31 hari.
Dalam perkembangannya, hari tambahan pada bulan Pebruari dalam tahun Kabisat tidak ditambahkan sebagai hari ke-25, akan tetapi ditambahkan sebagai hari ke-29. Sedangkan penggunaan satu minggu pertama kali digunakan oleh kaisar Constantine I abad ke-4 M. Tepatnya pada tahun 321 M dia mengeluarkan maklumat yang memperkenalakan minggu yang terdiri dari 7 hari dalam kalender, dengan demikian menghapus sistem Kalends, Ides dan Nones. Konstantin menetapkan hari minggu sebagai hari pertama dalam satu minggu dan memisahkannya dari yang lain sebagai hari ibadah umat Nasrani. Penggunaan satuan minggu tersebut tidak berdasarkan fenomena alam. Bangsa Romawi menamakan hari dalam satu minggu sebagai penghormatan bagi matahari, bulan dan planet-planet.   
  
2.2. Peraturan dalam Kalender Julian
 Permulaan kalender dihitung sejak dari kelahiran Nabi Isa as. Tahun-tahun dalam kalender Julian dibagi 2 macam yaitu tahun Basithoh / pendek (Common Year) dan tahun Kabisat / panjang (Leap Year). Dalam 4 tahun sekali terdiri dari 3 tahun basitoh dan 1 tahun Kabisat. Panjang tahun basithoh adalah 365 hari sedangkan panjang tahun kabisat adalah 366 hari dengan penambahan hari (Intercalary Day) pada akhir bulan Februari. Hal ini dilakukan untuk menyesuaikan jumlah hari rata-rata dalam satu tahun dengan panjang siklus tropis matahari yang dihitung oleh Sosigenes yaitu 365,25 hari. Dimana setiap tahunnya kelebihan 0,25 hari, sehingga dalam 4 tahun akan kelebihan 1 hari, Sedangkan nama-nama bulan dalam kalender Julian  beserta umurnya sebagai berikut :
1) Januari      31 hari             7)   Juli            31 hari
2) Februari    28 hari *          8)   Agustus     31 hari
3) Maret       31 hari             9)   September 30 hari
4) April         30 hari             10) Oktober     31 hari
5) Mei           31 hari             11) November 30 hari
6) Juni          30 hari             12) Desember  31 hari
* pada tahun kabisat bulan Februari berumur 29 hari.

2.3. Perhitungan Hari-hari penting (Perayaan).
Seperti yang disebutkan diatas, bahwa hampir semua gereja-gereja Orthodox dalam menentukan perayaannya masih memakai kalender Julian. Pada prinsipnya perayaan dalam kalender Julian ada 2 macam: ada yang tetap (Immovable Feast) dan perayaan yang tanggalnya berubah-ubah (Movable Feast).
Perayaan yang tanggal tetap itu adalah sebagai berikut:
1.      Nativity of the Virgin Mary, yang diperingati setiap tanggal 8 September
2.      Elevation of the Life-Giving Cross, yang diperingati setiap tanggal 14 September.
3.      Presentation of the Virgin Mary in the Temple, yang diperingati setiap tanggal 21 November
4.      Christmas (Natal), yang diperingati setiap tanggal 25 Desember
5.      Epiphany, yang diperingati setiap tanggal 6 Januari
6.      Presentation of Christ in the Temple (Hari Penyalaan Lilin), hari ini merupakan pengenangan kepergian Perawan Maria ke tanah suci Yerussalem selama 40 hari untuk melahirkan Yesus. Perayaan lilin dimaksudkan sebagai lambang bahwa kelahiran Yesus adalah untuk menerangi kehidupan manusia di dunia. Perayaan ini diperingati setiap tanggal 2 Pebruari
7.      Annunciation, yang diperingati setiap tanggal 25 Maret
8.      Transfiguration, yang diperingati setiap tanggal 6 Agustus
9.      Repose of the Virgin Mary, yang diperingati setiap tanggal 15 Agustus
10.  Fast of the Repose of the Virgin Mary, yang diperingati setiap tanggal 1 sampai 14 Agustus.
11.  Forty-day Christmas Fast, yang diperingati setiap tanggal 15 November sampai 24 Desember
Sedangkan perayaan  yang tanggalnya berubah-ubah adalah sebagai berikut:
1.      Septuagesima Sunday, yang diperingati  tiap-tiap 63 hari sebelum Paskah.
2.      Sexagesiama Sunday, diperingati tiap-tiap 56 hari sebelum Paskah.
3.      Shrove (Quinquagesima) Sunday, yang jatuh tiap-tiap 49 hari sebelum Paskah.
4.      Shrove Monday, diperingati setiap 48 hari sebelum Paskah.
5.      Shrove Tuesday, diperingati setiap 47 hari sebelum Paskah.
6.      Rabu Abu (Ash Wednesday), yang jatuh setiap 46 hari sebelum minggu Paskah. (permulaan puasa selama 40 hari sampai minggu palem).
7.      Feast of Orthodoxy, yang jatuh tiap-tiap 42 hari sebelum Paskah.
8.      Minggu  Palem (Palm Sunday), jatuh tiap-tiap  7 hari sebelum Paskah.
9.      Kamis Suci (Holy Thursday), yang diperingati tiap 3 hari sebelum Paskah.
10.  Wafat Yesus Kristus (Good Friday), diperingati setiap 2 hari sebelum Paskah.
11.  Paskah (Easter Day), Untuk mengetahui tanggal berapa Paskah, gunakan rumus Spencer Jones.
12.  Low Sunday, Tiap-tiap hari Minggu setelah Paskah.
13.  Rogation Sunday,  diperingati tiap-tiap 35 hari setelah Paskah.
14.  Kenaikan Yesus Kristus (Ascension Day), diperingati tiap-tiap 39 hari setelah Paskah.
15.  Pantekosta (Whit Sunday – Pentecost), diperingati setiap 49 hari setelah Paskah.
16.  Whit Mundy, diperingati setiap 50 hari sebelum Paskah.
17.  Minggu Trinitas (Trinity Sunday), yang jatuh tiap-tiap 56 hari setelah Paskah.
18.  Orthodox Fast of Apostles, 8 hari setelah Pantekosta sampai 28 Juni
19.  Jamuan Suci (Corpus Christi), jatuh tiap-tiap 60 hari setelah Paskah.
Kalau diperhatikan, perayaan yang berubah tanggalnya diatas; kesemuaanya sangat tergantung pada kapan jatuhnya hari Paskah. Jika Hari Paskah sudah diketahui maka untuk mengetahui lainnya akan mudah.
Aturan penentuan Hari Raya Paskah pada kalender Julian disempurnakan dan ditetapkan pada tahun 325 M oleh Konsili Nicaea yang dibentuk oleh Constantine Agung. Aturan penentuan Hari Raya Paskah itu adalah “hari minggu setelah terjadinya saat oposisi / saat bulan purnama (Ecclesiastical Full Moon) pada atau setelah vernal equinok”. Hari Raya Paskah tersebut akan ditunda seminggu jika saat oposisi tersebut terjadi pada hari Minggu. Hal ini dilakukan untuk menghindari jatuhnya Hari Raya Paskah pada hari yang sama dengan Hari Raya Passover dari agama Yahudi.
Aturan penentuan Hari Raya Paskah oleh Konsili Nicaea tersebut menurut mereka pada prakteknya akan sulit diperhitungkan, karena terjadinya titik vernal equinok tidaklah tetap, begitu juga terjadinya saat oposisi tidak selalu 14 hari setelah saat konjungsi, tetapi terkadang 15 hari. Oleh karena itu pada tahun 525 M Dionysius Exiguus melakukan perhitungan penentuan Hari Raya Paskah dengan asumsi bahwa titik vernal equinok  selalu terjadi pada tanggal 21 Maret dan perhitungan fase bulan menggunakan pendekatan yang disebut dengan Epact. Epact merupakan perhitungan fase bulan yang didasarkan pada asumsi bahwa fase bulan terjadi disekitar hari yang sama dalam suatu solar year dalam satu siklus Metonic 19 tahunan, berarti sudah tidak memakai astronomi murni. Peraturan inilah yang berlaku hingga sekarang.
Dari aturan diatas kemudian banyak orang yang membuat prosedur pencarian Hari Raya Paskah pada Kalender Julian, diantaranya Spencer Joness, Gauss, Oudin dan lain-lainnya. Dibawah ini kami tuliskan prosedurnya Spencer Joness, karena untuk Kalender Julian perhitungannya mudah dan lumayan akurat, prosedurnya sebagai berikut:
di bagi
dengan
Hasil
Sisa
Tahun X
4
-
A
Tahun X
7
-
B
Tahun X
19
-
C
19 C + 15
30
-
D
2 A + 4 B – D + 34
7
-
E
D + E + 114
31
F
G
Keterangannya :   F = Nomer Bulan (3 = Maret,  4 = April)
                  G + 1 = Tanggal Paskah.
Catatan: Tanggal Paskah pada kalender Julian mempunyai periode 532 M, artinya tanggal Paskah akan terulang pada tanggal yang sama setelah melewati 532 tahun yang akan datang.
















BAB III
KALENDER GREGORI (GREGORIAN CALENDAR)

Kalender Gregori pada saat ini merupakan kalender yang dijadikan standar internasional untuk kehidupan sehari-hari, termasuk di Indonesia, bahkan untuk menentukan beberapa perayaan misalnya hari proklamasi kemerdekaan RI yang diperingati setiap tanggal 17 Agustus. Disamping untuk mengatur kehidupan sehari-hari kalender masehi juga mengatur beberapa perayaan dan hari penting ummat Kristen dan Katolik.

3.1. Sejarah Kalender Gregori
Sistem kalender Masehi (Gregorian) yang sekarang digunakan, berakar dari sistem kalender Julian yang merupakan perbaikan sistem kalender (penanggalan) Romawi. Reformasi kalender ini dilakukan Julius Caesar pada tahun 45 SM dengan bantuan seorang ahli matematika dan astronomi Alexandri yang bernama Sosigenes, dengan mempergunakan panjang satu tahun syamsiah = 365,25 hari. Sistem kalender ini kemudian terkenal dengan sistem kalender Julian.
Menurut konvensi dari kalender Julian, tahun yang habis di bagi 4 adalah tahun kabisat (366 hari) dan yang lainnya adalah tahun Basithoh (365 hari). Dalam sistem kalender Julian di temukan adanya pergeseran (semu) sistematis kedudukan matahari terhadap titik Aries (sekarang titik Pisces) pada tanggal yang sama setiap tahunnya, yaitu saat matahari melintasi ekuator langit atau saat posisi matahari ke arah titik vernal equinok tidak dapat di pertahankan pada tanggal tertentu (21 Maret). Setiap 128 tahun besarnya pergeseran itu adalah 1 hari , hal ini di sebabkan karena perbedaan panjang 1 tahun kalender Julian (365,25 hari) dengan panjang 1 tahun tropis rata-rata matahari (365,2422 hari) yaitu sebesar 0,0078 hari pertahun.
Pergeseran sistematik dalam kalender yang menggambarkan saat matahari menuju titik Aries ini menyulitkan bagi yang berkeinginan mempunyai tanggal yang tetap untuk suatu perayaan yang bersandar pada kalender matahari dan kedudukan matahari terhadap titik Aries, terutama hari Paskah yang diatur jatuh pada hari minggu setelah terjadinya saat oposisi urfi (Full Moon Ecclesiastical) pada tanggal 21 Maret atau setelahnya. Hal inilah salah satu yang melatar belakangi reformasi yang dilakukan oleh Gregorius XIII di bantu pendeta yang ahli matematika dan astronomi, Christoper Clavius. Mereka mencanangkan pemutusan rantai kalender Julian pada kamis 4 Oktober 1582 dan menyambungnya dengan kalender Gregorian Jum’at 15 Oktober 1582. Penyambungan 2 sistem kalender matahari ini menyebabkan jumlah hari pada bulan oktober 1582 berkurang 10 hari.
Pengurangan 10 hari ini karena pada saat Konsili Nicaea pada tahun 325 M, titik vernal Equinok terjadi pada tanggal 21 Maret. Dengan demikian pergeseran titik vernal Equinok yang terjadi pada tahun 1582 M sebesar (1582 – 325) / 128 = 10 hari, artinya titik vernal equinok pada tahun 1582 terjadinya bukan pada tanggal 21 Maret tetapi pada tanggal 11 Maret, sehingga dengan diadakan pemotongan 10 hari itu, diharapkan ketika matahari melintasi titik vernal equinok pada tanggal 21 Maret lagi.
Sedangkan pemotongan yang dilakukan pada bulan Oktober atas dasar pertimbangan: pada bulan tersebut tidak ada peringatan atau Hari Raya penting dalam agama Kristen, sehingga tidak merepotkan.
Pada reformasi kalender Julian ini, yang kemudian dikenal kalender Gregorian meniadakan tahun kabisat untuk tahun yang habis di bagi 100 tetapi tidak habis di bagi 400. Dengan aturan ini panjang satu tahun rata-rata kalender Gregorian adalah 365,2425 hari, hanya saja kalender Gregorian ini tidak langsung di terima oleh masyarakat dunia. Seperti yang terjadi di negara Jerman, Belanda dan Denmark yang baru menerima kalender Gregori pada tahun 1700. Di Inggris penggunaan kalender Gregori dimulai pada tahun 1752 dengan meniadakan tanggal 3 – 13 September 1972 (Rabu, 2 September 1752 dan keesokan harinya: Kamis, 14 September 1752). Kalender ini baru di terima oleh seluruh masyarakat dunia sekitar tahun 1920-an.

3.2. Beberapa peraturan kalender Gregori.
Peraturan dalam kalender Gregori sama dengan peraturan dalam kalender Julian terkecuali dalam penentuan tahun kabisat, dimana peraturan dalam kalender dalam Gregori menyatakan : Tahun abad hanya kabisat kalau habis dibagi 400.
Sehingga tahun ke 100, 200 dan 300 yang menurut kalender Julian merupakan tahun kabisat, kalau menurut kalender Gregori bukanlah tahun kabisat karena tidak habis jika dibagi 400. Hal ini menyebabkan dalam 400 tahun kalender Gregori hanya terdapat 97 tahun kabisat. Dengan demikian panjang satu tahun kalender Gregori adalah 365,2425 hari. Asalnya dalam 400 tahun terdapat 303 tahun Basitoh dan 97 tahun Kabisat, jumlah harinya (365 x 303) + (366 x 97) = 146097 hari, sehingga  jumlah hari sebanyak 146097 kalau dibagi 400 tahun akan menghasilkan panjang pertahun = 365,2425 hari. 
Kalau dilihat panjang tahun Gregori tidak sama persis dengan panjang tahun tropis (siklus tropis) pada tahun 2000 yaitu 365,2422 hari. Umpama panjang siklus tropis tetap, keduanya akan berselisih sebesar 0,0003 hari per tahun atau 3 hari setiap 10000 tahun. Hal ini akan menjadi permasalahan lagi di kemudian hari bagi yang berkeinginan mempunyai tanggal yang tetap untuk suatu perayaan yang bersandar pada kalender matahari dan kedudukan matahari terhadap titik vernal equinok, yaitu perayaan Paskah yang diatur jatuh pada hari minggu setelah terjadinya saat oposisi urfi (Full Moon Ecclesiastical) pada tanggal 21 Maret atau setelahnya. Jika suatu saat kalender Gregori tidak di reformasi lagi, maka perayaan Paskah tidak akan sesuai lagi dengan peraturan (definisi) yang mereka buat.
Akibat adanya ketidaktepatan kalender Gregori dengan panjang satu tahun tropis, maka bermunculanlah gagasan penyempurnaan sampai kepada reformasi, seperti yang dilakukan oleh Astronom Delambre dari Prancis pada tahun 1814 mengusulkan koreksi terhadap kalender Gregori dengan meniadakan tahun kabisat pada tahun 3600, 7200, 10800 dan seterusnya. Enccyclopedia Britanica pada tahun 1959 mengusulkan peniadaan tahun kabisat pada tahun 4000 dan tahun yang habis dibagi 4000. Pram Viet Trinh dari Departement of Physics and Astronomy Hanoi Pedagogical Institute – Vietnam pada tahun 1993 mengusulkan jumlah tahun kabisat dalam kurun waktu 10000 tahun sebanyak 2422 tahun. Dengan demikian, selisih hari antara siklus tahun tropis matahari dan panjang satu tahun rata-rata dalam kalender Matahari bisa mendekati nol, tepatnya 0,000001 hari tiap 10000 tahun atau 1 hari setiap satu juta tahun.
365,242199 hari – [365 x (10000 – 2422)] + [366 x 2422] =  
10000      
0,000001 hari.                                                      
Lebih jauh lagi Pam Viet Trinh juga mengusulkan reformasi bahwa sepekan terdiri dari 6 hari dan tiap bulan terdiri dari 30 hari ditutup dengan bulan ke-4 terdiri dari 31 hari, tahun basitoh 365 hari dan tahun kabisat 366 hari. Usul ini mirip dengan usul yang pernah dikemukan oleh E.R. Hope pekerja Translation Officier dari The Defence Research Board-Ottawa, Kanada, pada tahun 1963 dan 1964, dengan pola bulan ke-3 terdiri dari 31 hari.
Usul lainnya dari Peter A. Peck, University Computing Sytem, University of Alberta, Edmonton, Alberta, Kanada, pada tahun 1989 menganalisa panjang tahun tropis dalam jangka panjang, seratus ribu tahun. Sayangnya analisis itu mendapatkan kritik, karena tidak memperhatikan batas keberlakuan rumus Simon Newcomb.   
Kalau kita lihat dari beberapa gagasan penyempurnaan diatas, terutama gagasan dari Pram Viet Trinh, jelas bagi kita bahwa gagasan tersebut mengabaikan variasi dari panjang tahun tropis yang menurut penelitian dan kenyataan yang ada; panjang tahun tropis tersebut semakin pendek, misalkan pada awal tahun masehi setahun terdiri dari 365,2431 hari ephemeris dan pada tahun 2000 yang lalu menjadi 365,2422 hari ephemeris Dan saya memprediksikan bahwa kalender Gregori 10000 tahun yang akan datang tidak akan terpaut 3 hari dengan panjang tahun tropis, tetapi lebih dari 3 hari.
Oleh karena itu diharapkan gagasan penyempurnaan atau reformasi kalender Gregori harus memperhitungkan presesi bumi dan perlambatan rotasi bumi yang menjadi faktor utama adanya variasi panjang tahun tropis, sehingga seluruh manusia di dunia ini tidak sering kebingungan untuk bersepakat terhadap sistem kalender kosmos yang berlakunya bersifat universal.
Untungnya menurut hasil telaah berdasarkan pengetahuan perlambatan rotasi bumi dan dinamika presesi bumi oleh Kazimiers Borkowski (1991) dari Torun Radio Astronomy Observatory, Nicolaus Copernicus University, Torun, Polandia mengenai 1 tahun tropis yang di kaji ulang olehnya untuk jangka panjang;  Disimpulkan bahwa belum ada persoalan yang serius mengenai kesalahan tahun tropis kalender Gregorian sampai tahun 4000 M.
Jadi kita patut bersyukur, karena presesi dan perlambatan rotasi bumi tidak terlalu cepat bagi ukuran peradaban manusia, kalau tidak ummat manusia akan sering kebingungan untuk bersepakat terhadap sistem kalender kosmos yang bersifat universal.

3.3. Perhitungan Hari-hari penting (Perayaan).
Pada prinsipnya perayaan agama Kristen dan Katolik ada 2 macam : ada yang tetap (Immovable Feast) dan perayaan yang tanggalnya berubah-ubah (Movable Feast) ditambah dengan macam yang ketiga, yaitu hari raya yang berdasarkan tanggal dan hari yaitu Minggu Advent (First Sunday in Advent), yang jatuh tiap hari minggu yang terdekat dengan tanggal 30 November.
Hari perayaan dengan tanggal yang pasti mudah untuk dihitung. Perayaan tersebut antara lain:
1.      Hari Natal, memperingati kelahiran Yesus Kristus yang jatuh tiap-tiap tanggal 25 Desember.
2.      Assumption Day, yang jatuh tiap-tiap tanggal 15 Agustus.
3.      Hari Epiphany, merupakan akhir perayaan Natal, yang jatuh tiap-tiap tanggal 6 Januari yaitu pada hari ke-12 setelah Natal, akan tetapi di Amerika Serikat Hari Raya ini diperingati pada hari Senen pertama setelah 1 Januari.
Sedangkan perayaan  yang tanggalnya berubah-ubah sebenarnya sama dengan perayaan gereja Orthodox hanya ada beberapa yang tidak sama, tapi lebih baik kami sebutkan lagi secara keseluruhan beserta defenisinya yang kami ketahui. Perayaan tersebut adalah sebagai berikut:
1.      Septuagesima Sunday, yang diperingati  tiap-tiap 63 hari sebelum Paskah.
2.      Sexagesiama Sunday, diperingati tiap-tiap 56 hari sebelum Paskah.
3.  Shrove (Quinquagesima) Sunday, yang jatuh tiap-tiap 49 hari sebelum Paskah.
4.  Shrove Monday, yang jatuh tiap-tiap 48 hari sebelum Paskah.
5.  Shrove Tuesday,  di Italia disebut Carnival, Umumnya hari itu merupakan hari terkhir bersuka ria sebelum berpuasa, mereka berpesta, dansa sambil memakai topeng dan makan besar-besaran. Hari ini diperingati tiap-tiap 47 hari sebelum Paskah
6.      Rabu Abu (Ash Wednesday), yaitu permulaan puasa selama 40 hari sampai minggu palem. Rabo Abu ini jatuh setiap 46 hari sebelum minggu Paskah.
7.      Minggu  Palem (Palm Sunday), yaitu hari minggu sebelum tiba Paskah (7 hari sebelum Paskah) dan dianggap hari pertama minggu suci. Hari ini merupakan peringatan kemenangan Yesus Kristus ketika menguasai Yerussalem.
8.      Kamis Suci (Holy Thursday), diperingati tiap 3 hari sebelum Paskah yaitu hari Kamis sebelum Paskah yang merupakan peringatan saat terakhir Yesus makan bersama-sama dengan 12 orang muridnya sekaligus ia memberikan perintah tentang kewajiban manusia untuk saling mencintai sesamanya dalam kehidupan didunia ini.
9.      Wafat Yesus Kristus (Good Friday), diperingati setiap 2 hari sebelum Paskah.
10.  Paskah (Easter Day), peringatan ini ditandai dengan penyalaan lilin, bernyanyi, mengenakan pakaian baru, berburu, mewarnai telur dan kegiatan lain-lainnya. Untuk mengetahui tanggal berapa Paskah, gunakan rumus yang diberikan Spencer Jones dalam bukunya General Astronomy.
11.  Low Sunday, Tiap-tiap hari Minggu setelah Paskah.
12.  Rogation Sunday,  diperingati tiap-tiap 35 hari setelah Paskah.
13.  Kenaikan Yesus Kristus (Ascension Day), diperingati tiap-tiap 39 hari setelah Paskah.
14.  Pantekosta (Whit Sunday – Pentecost), diperingati setiap 49 hari setelah Paskah. Pantekosta ini untuk memperingati lahirnya semangat suci dikalangan murid-murid Yesus sekaligus pendirian gereja untuk pertama kalinya. Di Inggris disebut sebagai “Minggu Putih”, istilah tersebut berasal dari kebiasaan saat pembaptisan yang menggunakan pakaian putih.
15.  Whit Mondy, diperingati setiap 50 hari sebelum Paskah.
16.  Minggu Trinitas (Trinity Sunday), yang jatuh tiap-tiap 56 hari setelah Paskah.
17.  Jamuan Suci (Corpus Christi), jatuh tiap kamis setelah minggu trinitas (60 hari setelah Paskah). Jamuan pada perayaan ini berupa roti dan anggur. Roti di ibaratkan sebagai badan Yesus dan anggur adalah darahnya.
Kalau diperhatikan, perayaan yang berubah tanggalnya diatas kesemuaanya sangat tergantung pada kapan jatuhnya hari Paskah. Jika Hari Paskah sudah diketahui maka untuk mengetahui lainnya akan mudah.
Pada kalender Gregori tanggal paskah “di atur jatuh pada hari minggu setelah terjadinya saat oposisi pada tanggal 21 Maret (vernal Equinok) atau setelahnya”. Hanya saja saat matahari melintas di titik vernal equinok diangap selalu pada tanggal 21 Maret, padahal tidak selalu pada tanggal tersebut, bisa pada tanggal 20 Maret. Begitu juga saat oposisi yang dipakai bukanlah saat oposisi hakiki; tetapi urfi (Ecclesiastical Full Moon), dan tidak tertutup kemungkinan akan terjadi perbedaan dengan saat oposisi hakiki (Astronomical Full Moon).
Sebenarnya akan lebih baik jika mereka menggunakan saat matahari melewati titik vernal equinok hakiki begitu juga saat oposisinya karena dari kenyataan yang ada, saat oposisi hakiki lebih tepat, artinya jika pada malam tertentu dinyatakan sebagai saat oposisi, maka pada malam tersebut piringan bulan yang bersinar bulat penuh., dan orang-orang juga akan melihat pada malam tersebut merupakan bulan purnama, tanpa adanya perselisishan diantara mereka. Apalagi asal muasal kalendernya orang Nasrani tersebut adalah lunar calendar murni.
Oleh karena itu, Paskah tanggal 21 April 2019 yang akan datang, dilihat dari sudut pandang astronomi modern seharusnya terjadi pada tanggal 24 Maret 2019 karena menurut perhitungan: saat oposisi hakiki (Astronomical Full Moon) terjadi pada hari Kamis 21 Maret 2019, sehingga Paskah jatuh pada Minggu 24 Maret 2019. Tetapi karena menurut tabel Ecclesiastical Full Moon saat oposisi jatuh sebelumnya tanggal 21 Maret 2019, sehingga Paskah tidak boleh jatuh pada tanggal 24 Maret, tetapi jatuh tanggal 21 April 2019 yang sebelumnya telah terjadi saat oposisi Ecclesiastical pada hari jum’at 19 April 2019.
Catatan: Saat oposisi Ecclesiastical  didefinisikan sebagai tanggal ke-14, dimana tanggal satunya adalah saat terjadinya konjungsi (New Moon). Saat konjungsi sudah dibuat dalam bentuk tabel oleh orang-orang dahulu, pembuatannya didasarkan pada siklus Metonic yang terdiri dari 235 bulan sinodis (6939,688 hari).
Prosedur untuk mencari jatuhnya hari paskah untuk kalendar Gregorian (masehi) yang dimulai pada tahun 1583 M bisa dengan menggunakan rumus yang diberikan oleh Spencer Jones sebagai berikut :
di bagi
dengan
Hasil
Sisa
Tahun X
19
-
A
Tahun X
100
B
C
B
4
D
E
B + 8
25
F
-
B – F + 1
3
G
-
19 A + B – D – G + 15
30
-
H
C
4
I
K
32 + 2 E – 2 I – H – K
7
-
L
A + 11 H + 22 L
451
M
-
H + L – 7 M + 114
31
N
P
Keterangannya :    N = Nomer Bulan (3 = Maret,  4 = April)
    P + 1 = Tanggal Paskah.
Prosedur lainnya yang menurut hemat penulis termudah untuk mencari jatuhnya hari paskah adalah menggunakan prosedur yang diberikan oleh seorang ahli matematika yang bernama Carl Friedrich Gauss, sebagai berikut :
            a = Y mod 19 (Angka sisa dari tahun yang kita hitung  
      dibagi 19)
            b = Y mod 4
            c = Y mod 7
            d = (19a +  M ) mod 30
            e = (2b + 4c + 6d + L ) mod 7
Paskah jatuh pada bulan Maret jika d + e < 10, tanggalnya d + e + 22. Sebaliknya jika d + e > 10 maka Paskah jatuh jatuh pada bulan April; tanggalnya d + e – 9. Tetapi hasil prosedur ini ada pengecualiannya yaitu:
1.      Jika dari prosedur diatas; Paskah jatuh pada tanggal 26 April, maka jatuhnya Paskah sebenarnya tanggal 19 April.
2.      Jika dari prosedur diatas; Paskah jatuh pada tanggal 25 April dengan nilai d = 28, e = 6 dan a > 10 maka jatuhnya Paskah sebenarnya tanggal 18 April.
Untuk Nilai L dan M bisa dilihat di tabel dibawah ini:   
Tahun
L
M
1900 – 2099
5
24
2100 – 2199
6
24
2200 – 2299
0
25
NB: Nilai L dan M untuk selain tahun diatas (tabel); bisa dicari dengan rumus
L = 4 + C – [[C / 4]]
M = 11 + L – [[(8*C + 13) / 25]]
Dimana C = [[Tahun yang kita hitung dibagi 100]]
[[ X ]] maksudnya: Nilai didepan koma saja yang diambil. 
3.4. Praktik Penentuan Hari Libur Nasional Indonesia yang berkaitan dengan kalender Masehi
Jumlah Hari Libur Nasioanl Indonesia yang diambil dari kalender Masehi (Gregori) ada 5 yaitu Tahun Baru Masehi, Proklamasi Kemerdekaan RI, Wafat Yesus Kristus, Kenaikan Yesus Kristus dan Hari Natal. Hari Libur Nasional yang tanggalnya tetap adalah Tahun Baru Masehi yang diperingati tiap 1 Januari, Proklamasi kemerdekaan R.I yang diperingati setiap tanggal 17 Agustus dan Hari Natal yang diperingati setiap tanggal 25 Desember. Sedangkan Hari Libur Nasional yang tanggalnya berubah-ubah adalah wafat dan Kenaikan Yesus Kristus; dimana keduanya tergantung dengan tanggal jatuhnya Paskah. Jadi kita tinggal menghitung keduanya saja
Kami contohkan perhitungan penentuan Hari Wafat dan Kenaikan Yesus dengan menggunakan Prosedur dari Spencer Jones dan  Gauss.
Untuk Prosedur dari Spencer Jones kami contohkan perhitungan penentuan Hari Wafat dan Kenaikan Yesus pada tahun 2003 M (X = 2003).
Langkah pertama kita menghitung dulu tanggal Paskah. Caranya dengan menggunkan Prosedur Spencer diatas, yang proses perhitungannya sebagai berikut: 
di bagi
dengan
Hasil
Sisa
2003
19
-
A = 8
2003
100
B = 20
C = 3
20
4
D = 5
E = 0
20 + 8
25
F = 1
-
20 – 1 + 1
3
G = 6
-
(19x8) + 20 – 5 – 6 + 15
30
-
H = 26
3
4
I = 0
K = 3
32 + (2x0) – (2x0) – 26 – 3
7
-
L = 3
8 + (11x26) + (22x3)
451
M = 0
-
26 + 3 – (7x0) + 114
31
N = 4
P = 19
Ket:  N = 4, yang menunjukkan bulan ke-4 yaitu April
P + 1 = 19 + 1 = 20, yang menunjukkan tanggal paskah.
Jadi hari Paskah jatuh pada tanggal 20 April 2003. Sehingga Wafat Yesus Kristus yang diperingati setiap 2 hari sebelum paskah jatuh pada tanggal 18 April 2003, sedangkan Kenaikan Yesus Kristus yang diperingati setiap 39 hari setelah paskah jatuh pada tanggal 29 Mei 2003.
Kesimpulan : Hari Libur Nasional yang berkaitan dengan kalender masehi tahun 2003 adalah: Wafat Yesus Kristus 18 April 2003, Kenaikan Yesus Kristus 29 Mei 2003, Proklamasi Kemerdekaan RI 17 Agustus 2003  dan Hari Natal 25 Desember 2003.
Sedangkan Untuk Prosedur dari Gauss kami contohkan perhitungan penentuan Hari Wafat dan Kenaikan Yesus pada tahun 2006 M (X = 2006).
Pertama-tama jelas kita harus hitung dulu kapan jatuhnya Paskah dengan Prosedur Gauss diatas, yaitu sebagai berikut
a=11. Asalnya 2006/19=105,5789474, lalu angka dibelakang koma yaitu 0,5789474 x pembagi 2006 yaitu 19, hasilnya 11. Untuk mencari b, c, d dan e; caranya sama.
b = 2.                     c = 4                d = 23              dan e = 2    
karna d + e = 25 > 10, maka Paskah berada di bulan April.
Tanggalnya: d + e – 9 = 23 + 2 –9 = 16
Jadi Paskah jatuh tanggal 16 April 2006
Wafat Yesus Kristus = 14 April 2006 (Tanggal Paskah – 2 hari)
Sedangkan Kenaikan Yesus Kristus = 25 Mei 2006 (Tanggal Paskah + 39 hari)
Kesimpulan: Hari Libur Nasional yang berkaitan dengan kalender masehi tahun 2006 adalah: Wafat Yesus Kristus 14 April 2006, Kenaikan Yesus Kristus 25 Mei 2006, Proklamasi Kemerdekaan RI 17 Agustus 2006  dan Hari Natal 25 Desember 2006.
Berikut ini kami tuliskan daftar tanggal Wafat dan KenaikanYesus Kristus sebagai bahan pencocokan ketika Anda mencoba menghitungnya:
TAHUN
WAFAT YESUS
KENAIKAN YESUS
2005
25 MARET
5 MEI
2006
14 APRIL
25 MEI
2007
6 APRIL
17 MEI
2008
21 MARET
1 MEI
2009
10 APRIL
21 MEI
2010
2 APRIL
13 MEI
2011
22 APRIL
2 JUNI
2012
6 APRIL
17 MEI
2013
29 MARET
9 MEI
2014
18 APRIL
29 MEI
2015
3 APRIL
14 MEI
2016
25 MARET
5 MEI
2017
14 APRIL
25 MEI
2018
30 MARET
10 MEI
2019
19 APRIL
30 MEI
2020
10 APRIL
21 MEI
Berikut ini juga saya tuliskan daftar tanggal Hari Raya dan hari-hari penting umat Kristen dan Katolik pada tahun 2005 dan 2006 sebagai bahan pencocokan ketika Anda mencoba menghitungnya:
Untuk Tahun 2005 :
1.      Ephiphany = 6 Januari 2006
2.      Septuagesima Sunday = 23 Januari 2005
3.      Shrove (Quinquagesima) Sunday = 6 Pebruari 2005
4.      Shrove Monday = 7 Pebruari 2005
5.      Shrove Tuesday = 8 Pebruari 2005.
6.      Rabu Abu (Ash Wednesday) = 9 Pebruari 2005
7.      Quadragesima Sunday = 13 Pebruari 2005
8.      Minggu  Palem (Palm Sunday) = 20 Maret 2005
9.      Kamis Putih (Maundy Thursday) = 24 Maret 2005
10.  Wafat Yesus Kristus (Good Friday) = 25 Maret   2005
11.  Paskah (Easter Day) = 27 Maret 2005
12.  Low Sunday = 3 April 2005
13.  Rogation Sunday = 1 Mei 2005
14.  Kenaikan Yesus Kristus (Ascension Day) = 5 Mei 2005
15.  Pantekosta (Whit Sunday – Pentecost) = 15 Mei 2005
16.  Whit Monday = 16 Mei 2005
17.  Minggu Trinitas (Trinity Sunday) = 22 Mei 2005
18.  Jamuan Suci (Corpus Christi) = 26 Mei 2005
19.  The Assumption = 15 Agustus 2005
20.  Minggu Advent (First Sunday in Advent) = 27 November 2005
21.  Hari Natal (Christmas Day) = 25 Desember 2005.

Untuk Tahun 2006:
1.      Ephiphany = 6 Januari 2006
2.      Septuagesima Sunday = 12 Pebruari 2006
3.      Shrove (Quinquagesima) Sunday = 26 Pebruari 2006
4.      Shrove Monday = 27 Pebruari 2006
5.      Shrove Tuesday = 28 Pebruari 2006
6.      Rabu Abu (Ash Wednesday) = 1 Maret 2006
7.      Quadragesima Sunday = 5 Maret 2006
8.      Minggu  Palem (Palm Sunday) = 9 April 2006
9.      Kamis Putih (Maundy Thursday) = 13 April 2006
10.  Wafat Yesus Kristus (Good Friday) = 14 April 2006
11.  Paskah (Easter Day) = 16 April 2006
12.  Low Sunday = 23 April 2006
13.  Rogation Sunday = 21 Mei 2006
14.  Kenaikan Yesus Kristus (Ascension Day) = 25 Mei 2006
15.  Pantekosta (Whit Sunday – Pentecost) = 4 Juni 2006
16.  Whit Monday = 5 Juni 2006
17.  Minggu Trinitas (Trinity Sunday) = 11 Juni 2006
18.  Jamuan Suci (Corpus Christi) = 15 Juni 2006
19.  The Assumption = 15 Agustus 2006
20.  Minggu Advent (First Sunday in Advent) = 3 Desember 2006
21.  Hari Natal (Christmas Day) = 25 Desember 2006.

اعلم أن المراد بليسوس كريستوس فى هذاه الرسلة هو يوداس الكريوت. إلى هنا تمت الرسالة بعون الله تعالى وتوفيقه يوم االخميس المبارك لإثني عشر من ربيع الأول سنة سدس وعشرون بعد الأربعمائة والألف من الهجرة النبوية الشريفة، وذلك بمعهد الاسلامى مفتاح الهدى – مالانج. لاأدعي أني أصبت فى كل ماكتبت، لأن الكمال لله وحده. وقد كتبتها عاجلا في مدة يسيرة، والمرجوّ ممن إطلع فيها على هفوة صغيرة اوكبيرة، أن يصلحها. وصلى الله على سيدنا محمد وعلى آله وصحبه وسلم ، والحمد لله رب العالمين.

الفقير إلى عفو ربه

 صفيّ الله بن جوهري  
مالانج – المعهد الاسلامى مفتاح الهدى









Daftar Pustaka

Achelis, Elisabeth., Calendars, Intermasa. 1986.
Al-Jailani, Umar, Zubair., Al-Khulasoh Al-Wafiyah.
Borkowski, K.M., JRAS Canada 85, No. 3. 121, 1991
GV Coyne SJ, MA Hoskin and O Pedersen, Gregrorian Reform of the Calender: Proceeding of the Vatican Confrence to Commemorate its 400th Anniversary 1582 – 1982, Pontifica Academica Scientiarum, Specola Vaticana, Vatican. 1983.       
Djambek, Sa’adoeddin., Hisab Awal Bulan. Tintamas, Jakarta 1976
Dogget L.E., Calendars In Explanatory Supplement to the Astronomical Almanac edited By
            P.Kenneth Seidelman, US Naval Observatory Washington D.C., Univ. Science Book, 575-606, 1992.
Emiliani, C, Calendar Reform Nature 366, 716, 1993.
Fraser, J.P., Time, the familiar strangger. Amhers. 1987.
Freman-Greenville, GSP, The Moslem and Cristian Calendars, Oxford Univ Press, 1963.
Gayo, Iwan., Buku Pintar, Upaya Warga Negara. Cetakan ke-18.1994.
Hope, E.R., Further Adjustment of Gregorian Calendar Year JRAS Canada 58, 3 and 79, 1964.
Mc Nally, D., The First 400 Years of the Gregorian Calendar, 1992 
Meeus, J., Astronomical Alghorithms, Willmann – Bell, Inc. USA, 1991.
Mayor G., The Gregorian Calendar, Sci Am. 246 No.5,104., 1982
O’neil, W.M. Time and Calendar , Sydney Univ. Press, 1975
Parise F., the Book of Calendars. Facts on File. Inc New York, 1982.
Peck, P.A., The Accumulation of Calendar Years / Tropical Years Differences: A Comprasion of Accumulation, Reduction Alghorithm JRAS Canada 84, 14., 1990.
Pederson, Olaf., The Ecclestical Calendar and the Life of the Church., University of Aarhus. 1975.
Raharto, Moedji., Sistem Penanggalan Syamsiyah / Masehi, penerbit ITB Bandung 2001.
Rengold, Edward M., Nachum Dershowitz. Calendrical Calculations. United States of America: Cambridge University Press. 1997.   
Rochim, Abdur. H., Penanggalan Jawa dan Suro, Makalah pada Seminar dan Workshop Nasional : “Aspek Astronomi dalam Kalender Bulan dan Kalender Matahari di Indonesia”, di Observatorium Bosscha-Lembang-Bandung, tanggal 13 Oktober 2003.
Salam, Abd., Ilmu Falak, Aqaba, Sidoarjo.2001.
Seidelmann, p.k., Explanatory Supplement to the Astronomical Almanac, US Naval Observatory Washington D.C., Univ. Science Book, 575-608, 1992. 
Shofiyulloh., Beberapa Kalender Di Indonesia (beserta penentuan 13 Hari Libur Nasional), Makalah pada Seminar dan Workshop Nasional : “Aspek Astronomi dalam Kalender Bulan dan Kalender Matahari di Indonesia”, di Observatorium Bosscha-Lembang-Bandung, tanggal 13 Oktober 2003.
Smart, W.M., Text Book on Spherical Astronomy, Sixth Edition, Cambridge Univ. Press, 1980.
Tanudidjaja, Ma’mur, Moh., Bumi dan Antariksa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1995.
The Astronomical Almanac for The Year 2004,  U.S. Government Printing Office, Washington D.C.   2002
Trinh, P.V., Teaching of Astronomy in Asian-Pacific Region, Buletin No 6, p.53,1993.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar