GERHANA BULAN JEAN MEEUS
Oleh : Lutfi Fuadi, S.HI
(135212018)
A. Pendahuluan
Salah satu fenomena alam yang unik dan
dapat disaksikan manusia sejak ribuan tahun lalu dalam kurun waktu tertentu ialah terjadinya gerhana.
Gerhana sendiri melibatkan tiga benda langit dalam tata surya yang urgent bagi kehidupan manusia, yakni matahari, bumi dan bulan.
Banyak mitologi atau kepercayaan yang beredar di
kalangan masyarakat dunia, diantaranya Bangsa China yang meyakini gerhana
terjadi dikarenakan ada naga raksasa sedang melahap matahari, Umat Hindu
meyakini bahwa kejadian gerhana adalah merupakan gambaran dari sebuah perkelahian
Iblis Rahu dan Keta yang terjadi di langit dan memakan matahari[1]. Dan
masih banyak lagi mitologi-mitologi dari berbagai belahan dunia.
Namun, disini kami tidak akan membahas tentang hal
mitologi gerhana khususnya gerhana bulan, yang kami bahas disini ialah mengenai
hal-hal tentang gerhana bulan yang dihitung dengan metode Algoritma Jean Meeus.
Mulai dari definisi gerhana, jenis-jenis gerhana bulan, proses terjadinya
fenomena gerhana bulan dan contoh perhitungan gerhana bulan dengan metode
Algoritma Jean Meeus.
B. Pembahasan
1. Definisi Gerhana Bulan
Gerhana
dalam Bahasa Arab disebut Kusuf atau Khusuf, kata kusuf
lebih terkhusus untuk gerhana
matahari, sedangkan
khusuf diperuntukkan gerhana bulan. Dalam
Bahasa Inggris, gerhana adalah
padanan dari eclipse yang diadaptasi dari bahasa Latin ekleipsis
yang bermakna tertinggal dan digunakan secara umum untuk gerhana bulan maupun
matahari.
Namun dalam penyebutannya, didapat dua istilah Eclipse
of the sun untuk gerhana matahari dan eclipse of the moon untuk
gerhana bulan. Dan digunakan istilah solar eclipse untuk gerhana
matahari, dan lunar eclipse untuk gerhana bulan.
Peristiwa gerhana ialah peristiwa yang terjadi akibat
terhalangnya cahaya dari sebuah sumber oleh benda lain, contoh yang umum
dilihat ialah adanya gerhana matahari yang terjadi akibat terhalangnya cahaya
matahari oleh permukaan bulan, sedangkan gerhana bulan terjadi akibat
terhalangnya sinar matahari oleh bumi. Akibat dari gerhana ini ialah cahaya
benda langit tersebut akan menghilang atau meredup untuk sesaat atau bahkan
berubah warna dari biasanya.
Gerhana
bulan merupakan fenomena alam yang tidak terjadi setiap saat, fenomena ini
hanya terjadi pada saat istiqbal atau oposisi
dalam
waktu-waktu tertentu. Saat itu sesaat langit menjadi redup karena bulan
yang biasanya purnama dan memantulkan cahaya matahari terhalang oleh bumi atau
masuk kedalam kerucut banyangan bumi.
2. Jenis-jenis Gerhana Bulan
Berdasarkan keadaan saat fase puncak
gerhana, gerhana bulan dapat dibedakan menjadi:
a. Gerhana Bulan Penumbra
Gerhana Bulan Penumbral adalah saat seluruh Bulan
masuk ke dalam penumbra pada saat fase maksimumnya. Tetapi tidak ada bagian
Bulan yang masuk ke umbra atau tidak tertutupi oleh penumbra.
b. Gerhana Bulan Sebagian / Parsial
Gerhana bulan ini terjadi ketika sebagian dari Bulan
yang masuk ke daerah umbra Bumi, dan sebagian lagi berada dalam bayangan
penumbra Bumi pada saat fase maksimumnya.
c. Gerhana Bulan Total
Saat fase gerhana maksimum gerhana, keseluruhan Bulan
masuk ke dalam bayangan umbra/ inti Bumi, maka gerhana tersebut dinamakan
Gerhana Bulan Total. Gerhana bulan total ini maksimum durasinya bisa mencapai
lebih dari 1 jam 47 menit.
Gerhana bulan total ini biasanya berwarna merah dan
bahkan masyarakat ada yang menyebut Bulan itu berdarah, orang asing menyebut
juga dengan Blood Moon. Ini terjadi akibat bayangan bagian umbra Bumi menutup
cahaya Bulan sehingga menjadi gelap total serta pembiasan atmosfir.
d. Gerhana Bulan Penumbra Sebagian
Gerhana Bulan Penumbra Sebagian yaitu jika hanya
sebagian saja dari Bulan yang memasuki penumbra.
Namun, Gerhana bulan penumbra biasanya
tidak terlalu menarik bagi observer, karena pada gerhana bulan jenis ini,
penampakan gerhana hampir-hampir tidak bisa dibedakan dengan saat bulan purnama
biasa. Seperti gerhana yang terjadi pada bulan Desember 2012 lalu.
Untuk lebih jelasnya, lihat gambar dibawah
ini:

Gambar 1. Jenis-jenis Gerhana Bulan
3. Proses Terjadinya Gerhana Bulan
Bulan berputar mengelilingi bumi selama ±29,5
hari. Pada saat matahari dan bumi terletak segaris (seperti pada gambar), kita
asumsikan bulan mengelilingi bumi searah dengan jarum jam. Daerah pertama yang
akan dilalui bulan adalah daerah penumbra. Saat bagian sebagian bulan memasuki
daerah tersebut, maka akan terjadi gerhana bulan penumbra sebagian. Saat
seluruh bagian bulan telah memasuki daerah penumbra seluruhnya, maka akan
terjadilah gerhana bulan penumbra total. Sedangkan saat sebagian bulan memasuki
daerah inti (umbra) maka terjadilah gerhana bulan sebagian, dan ketika seluruh
bagian bulan tepat berada di tengah daerah umbra, maka cahaya matahari yang
akan menuju bulan akan terhalang, sehingga bulan akan terlihat meredup. Keadaan
inilah yang dinamakan gerhana bulan total.

Gambar 2. Bagan terjadinya gerhana bulan

Gambar 3. Gerhana Bulan Total
Jika dilihat sekilas, setiap terjadi konjungsi/
oposisi akan selalu terjadi gerhana, namun kenyataannya tidak. karena tidak
setiap bulan mati, bayangan bulan mengenai Bumi dan tidak setiap bulan purnama,
bayangan bumi mengenai Bulan. Hal itu disebabkan orbit Bulan membentuk bidang
miring sebesar 5° 7’ terhadap bidang ekliptika. Perpotongan dua bidang tersebut
membentuk garis yang berputar di dalam periode 18,6 tahun. Dalam satu tahun bisa terjadi 4 sampai
7 kali gerhana matahari dan gerhana bulan.

Gambar 4. Bidang Ekliptika dan Bidang orbit
bulan
4. Perhitungan Gerhana Bulan dengan Algoritma
Jean Meeus
Untuk perhitungan gerhana bulan dengan
algoritma Jean Meeus pada tanggal 10 Desember 2011 dengan data UT dapat dilihat
langkah-langkahnya seperti dibawah ini:
1. Kita tentukan perkiraan tahun pada tanggal
10 Desember 2011. Perkiraan tahun = tahun ditambah bulan yang lewat dibagi 12 ditambah
tanggal dibagi 365 = 2011 + 11/12 + 10/365 = 2011,944.
2. Perkiraan nilai k = (perkiraan tahun dikurangi
2000) dikali 12,3685 = (2011,944 –2000) * 12,3685 = 147,7294.
3. Menentukan nilai k yang tepat. Nilai k
untuk gerhana matahari adalah bilangan
bulat, sedangkan untuk gerhana bulan adalah bilangan bulat + 0,5. Kita ambil
nilai k yang terdekat dengan nilai perkiraan k di atas. Karena itu nilai k
untuk gerhana bulan ini adalah k = 147,5.
4. Menentukan nilai T = k dibagi 1236,85 =
147,5 / 1236,85. T = 0,1192545579.
5. Menghitung nilai F (argumen lintang bulan).
F = 160,7108 ditambah 390,67050274 dikali k dikurangi 0,0016341 dikali T2
= 160,7108 + 390,67050274 * 147,5 – 0,0016341 * 0,1192545579 * 0,1192545579 =
184,6099 derajat.
6. Menentukan apakah benar akan terjadi
gerhana bulan dari nilai F di atas.
Syarat terjadinya gerhana adalah selisih antara F dengan kelipatan
180 derajat harus kurang 13,9 derajat. Karena F – 180 = 4,6099 derajat maka
akan terjadi gerhana bulan. Karena
F dekat dengan
180 derajat, maka
gerhana terjadi di
dekat titik turun bulan
(descending node).
7. Menghitung nilai E = 1 dikurangi 0,002516
dikali T dikurangi 0,0000074 dikali T2
= 0.99969985
8. Menghitung Anomali rata–rata matahari (M) =
2,5534 + 29,10535669 * k – 0,0000218 * T2 = 335,5935°.
9. Menghitung Anomali rata–rata bulan (M') =
201,5643 + 385,81693528 * k + 0,0107438 * T2 = 229,5624°.
10. Menghitung Bujur titik naik bulan
(omega) =
124,7746 – 1,56375580 * k + 0,0020691 * T2 = 254,1206°.

11. Menghitung F1 = F – 0,02665 * sin
(Omega) = 184,6356°.

12. Menghitung A1 = 299,77 + 0.107408 * k –
0,009173 * T2 = 315,61°.
13. Menghitung JDE bulan : JDE = JDE =
2451550,09765 + 29,530588853 * k + 0,0001337 * T2 = 2455905,859508
hari.
14. Menghitung
koreksi JDE dari rumus 10000 * Koreksi JDE = –4065 * sin(M') + 1727 * E * sin(M) + 161 *
sin(2*M') – 97 *sin(2*F1) + 73 * E *
sin(M'–M) – 50 * E * sin(M'+M) – 23 * sin(M'–2*F1) + 21 * E * sin(2*M) + 12 *
sin(M'+2*F1) + 6 * E * sin(2*M'+M) – 4 * sin(3*M') – 3 * E*sin(M+2*F1) + 3*sin(A1)
– 2*E*sin(M–2*F1) – 2*E*sin(2*M' – M) –
2*sinΩ(Omega). Jadi koreksi JDE = 0,247169 hari.
15. Menghitung JDE terkoreksi saat terjadi
gerhana maksimum = JDE belum terkoreksi
+ koreksi JDE = 2455906,106677 hari.
16. Menghitung JD saat gerhana maksimum = JDE
terkoreksi – Delta_T untuk tahun 2011 = 2455906,106677 hari – 68detik = 2455906,105895 hari. Jika dikonversi ke tanggal dan waktu
menjadi 10 Desember 2011 pukul 14:32:29
UT = 21:32:29 WIB.
17. Menghitung P, dari rumus 10000*P =
2070*E*sin(M) + 24*E*sin(2*M) – 392*sin(M') + 116*sin(2*M') – 73*E*sin(M'+M) + 67*E*sin(M'–M) + 118*sin(2*F1),
sehingga P = –0,047459.
18. Menghitung Q. dari rumus 10000*Q = 52207
– 48*E*cos(M) + 20*E*cos(2*M) –
3299*cos(M') – 60*E*cos(M'+M) + 41*E*cos(M'–M),
sehingga Q = 5,435924.
19. Menghitung W = ABS(COS(F1)) = 0,996729.
20. Menghitung γ (Gamma) = (P*cos(F1) +
Q*sin(F1))*(1–0,0048*W) = – 0.390139.
21. Menghitung u, dari rumus 10000*u = 59 + 46*E*cos(M)
–182*cos(M') + 4*cos(2*M') – 5*E*cos(M+M'), sehingga u = 0,022282.
22. Menghitung Radius penumbra = 1,2848 + u =
1,3071.
23. Menghitung Radius umbra = 0,7403 – u =
0,7180
24. Menghitung Magnitude gerhana penumbra =
(1,5573 – u – ABS(Gamma))/0,545 =
2,1825.
25. Menghitung Magnitude gerhana umbra =
(1.0128 – u – ABS(Gamma))/0.545 =
1,1016.
26. Menghitung Pu = 1,0128 – u = 0,9905.
27. Menghitung T1 = 0,4678 – u = 0,4455.
28. Menghitung H = 1,5573 + u = 1,5796.
29. Menghitung n = 0,5458 + 0,0400*cos(M‘) =
0,5199.
30. Menghitung
Semi durasi fase
penumbra = (60/n)*SQRT(H*H – Gamma2)
= 176,66 menit.
31. Menghitung
Semi durasi fase
parsial umbra =
(60/n) *SQRT(Pu*Pu – Gamma2) = 105,08 menit.
32. Menghitung
Semi durasi fase
total umbra =
(60/n)*SQRT(T1*T1 – Gamma2) = 24,83 menit.
33. Awal Fase Penumbra (P1) = 21:32:29 WIB –
176,66 menit = 18:35:50 WIB.
34. Awal Fase Umbra (U1) = 21:32:29 WIB –
105,08 menit = 19:47:24 WIB.
35. Awal Fase Total (U2) = 21:32:29 WIB – 24,83
menit = 21:07:40 WIB.
36. Gerhana maksimum = 21:32:29 WIB.
37. Akhir Fase Total (U3) = 21:32:29 WIB +
24,83 menit = 21:57:19 WIB.
38. Akhir Fase Umbra (U4) = 21:32:29 WIB +
105,08 menit = 23:17:34 WIB.
39. Akhir Fase Penumbra (P2) = 21:32:29 WIB +
176,66 menit = 24:29:09 WIB.
C. Penutup
Setelah diuraikan beberapa hal mengenai gerhana bulan,
maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
Bahwa gerhana bulan itu ada 4 macam, yaitu Gerhana
bulan penumbra total, gerhana bulan total, gerhana bulan sebagian, dan gerhana bulan
umbra sebagian.
Bahwa untuk gerhana bulan dengan data Algoritma Jean
Meeus ini memang agak rumit, namun data akhir yang diperoleh bisa dibuat
pertimbangan terjadinya gerhana bulan disatu tempat.
GERHANA BULAN DENGAN JEAN MEEUS

MAKALAH
Disusun
Guna Memenuhi Tugas Pada Matakuliah
Astronomi
yang diampu oleh :
Dr. Ing. Khafid
Oleh:
Lutfi Fuadi (135212018)
PROGRAM MAGISTER ILMU FALAK
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2014
|
[1] Ceritanya ialah ketika dewa-dewa sedang meminum obat
mujarab yang membuat mereka kekal, Iblis Rahu datang diantara mereka dan
meminum obat tersebut. Surya (matahari) dan Soma (bulan) yang mengetahui,
melaporkan kejadian ini ke Dewa Wishnu.
Dewa Wishnu murka, segera mencari Rahu yang dengan
lancang telah masuk dan ikut meminum obat tersebut kemudian memancung
kepalanya. Namun karena Rahu tidak bisa dibunuh maka dia tetap hidup dan dendam
kepada Surya dan Soma yang telah membocorkan rahasia ke Wishnu. Dilahaplah Surya dan Soma.
mas er bisa tolong dijelaskan di algoritma ke-8 bisa dapat 335,5935°.itu darimana ya mas? saya hitung, hasilnya dapat segini 4302.292246. diconvert kemana mas? mohon penjelasannya. terimakasih
BalasHapusSaya juga mau bertanya algoritma yg ke 5 bisa dapat 184,6099 derajat itu bagaimana? Saya hitung cuma 57.784,6099309104 hasilnya biar jadi 184,6099 bagaimana?
BalasHapus